Selamat membaca kisah Zafran dan Fania
🦢𝓩𝓪𝓯𝓻𝓪𝓷𝓲𝓪🦢
Jakarta, Desember 2020
Sedari tadi senyum itu tak pernah sedikitpun hilang dari wajah tampan seorang Zafran Argaska Rajash, raut mukanya terlihat sangat berbahagia.
Entah kenapa melihat tanah kelahirannya setelah sekian lama, seperti meluapkan rasa rindu yang telah menumpuk.Zafran menghela napas lega. Hari ini dia telah tiba di tanah kelahirannya setelah delapan belas jam lebih empat puluh menit berada di pesawat.
Dengan melangkahkan kakinya menuju tempat tunggu bandara, dia akan menunggu mobil suruhan papanya yang akan menjemputnya. Zafran sudah tidak sabar ingin cepat-cepat sampai rumah, dia ingin segera bertemu dengan keluarga.
Setelah 20 menit berada dimobil, laki-laki 26 tahun itu akhirnya sampai didepan rumah bercat putih dan abu-abu nan mewah tersebut.Langkah kaki Zafran memenuhi jalan lurus berlantai putih marmer untuk menuju ke pintu utama dengan senyum yang masih bertahan diwajah tampannya.
“Wow? Aden Zafran?” ujar asisten rumah tangga yang membukakan pintu dengan raut kaget.
Zafran hanya mengangguk singkat. “Ya ampun mas ganteng makin ganteng aja?! Kangen nggak nih sama Api?” Zafran menggeleng-geleng melihat tingkah pembantunya yang sedari dulu gencar menggodanya. Padahal masih ada dua saudara laki-lakinya namun Zafran selalu menjadi sasarannya. Heran!
“THERE IS ZAFRAN RAJASH IN HERE. ISN’T IT?” pekik perempuan cantik dari tangga mewah saat melihat kedatangan Zafran.
"PAPAAA!! Anak emasnya pulang ini loh!" teriaknya memberitahu penghuni lain rumah mewah ini. Dengan lincah perempuan tersebut menuruni tangga lalu berhambur ke Zafran.
“I miss you so bad adikku. Lo juga pasti rindu gue kan Fran? Jujur aja kalau lo very kangen dengan Vadara Kaisa, saudara lo yang paling cantik dan tetap cantik walau sudah punya baby girl dua.” Zafran melepas tangan kakaknya yang masih memeluknya erat. “Lepasin ih Kak. Jijik gue!” ujar Zafran dengan ekspresi geli dan jijik.
Vadara Kaisa—kakak tertuanya yang ditatap seperti itu malah tertawa. Dia sudah biasa dengan segala omongan pedas dan dingin sang adik.
“Zafran?” ujar seorang pria paruh baya seraya tersenyum kearah Zafran. Nugraha Rajash—pria tersebut merentangkan tangannya agar sang anak memeluknya. “Apa kabar kamu Fran? Baik?”
Zafran tersenyum tipis. “Baik, Pa.”
“Papa bangga sama kamu Fran. Kamu sudah Berjaya di Budapest. Dikenal orang sebagai pengacara yang sangat kompeten dan cerdas bahkan baik hati. Suatu kebanggaan buat papa punya anak seperti kamu," puji Nugraha.
“Nggak usah muji anak sendiri kayak muji klien gitu lah, Pap. Ngomong aja seneng akhirnya punya penerus di firma," sahut Vadara merusak momen haru ayah dan anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFRANIA (Revisi)
Romance𝑺𝒚𝒓𝒊𝒏𝒈𝒆𝒔 𝒂𝒏𝒅 𝒕𝒓𝒊𝒂𝒍 𝒉𝒂𝒎𝒎𝒆𝒓𝒔 Zafran Ragaska Rajash, pengacara muda yang memiliki sejuta pesona. Tidak hanya menjadi seorang pengacara, sebagai CEO Rajash Law Firm membuat ia lebih diidolakan daripada ketiga saudara laki-lakinya...