Dinaungi langit kelabu sore hari itu, mereka berjanji untuk saling menjaga. Bersumpah menjadi rumah bagi satu sama lain.
Menjadi tempat berlindung dikala semesta dianggap bekerja secara tak adil. Berbagi tawa, kebahagiaan yang dapat menutupi kerapuhan.
Menyatakan satu sama lain,
bahwa mereka adalah rumah bagi keduanya.
oOo
"Shit!"
Tubuh nya dengan sengaja di hempaskan ke sofa empuk tepat dibelakangnya. Melempar tas nya ke sembarang sudut ruangan, melepas kasar ikat pinggang yang melilit pinggangnya dan meletakkan nya dimeja hingga menimbulkan bunyi karena pertemuan kaca dan besi dari ujung ikat pinggangnya.
Ingin rasanya Ia beristirahat tanpa harus membasuh diri terlebih dahulu maka dari itu Ia memejamkan mata sejenak sebelum Ia masuk ke kamar mandi.
Sepertinya Ia juga akan berendam sebentar malam ini.
Dirasa ada yang duduk disebelahnya, Ia tetap menutup matanya. Hingga orang tersebut menyentuh lengannya, membawanya ke pelukan yang membuatnya merasa jauh lebih baik.
"Why?" tanya yang lebih muda, menelisik wajah lelah kekasih tampanya. Mengelus wajah tersebut dengan perlahan hingga si empunya memejamkan matanya lagi-meresapi lembutnya perbuatan sang kekasih manisnya.
Hingga Ia menggelengkan kepalanya, menampilkan senyum paling terbaik, berusaha menyampaikan dirinya sudah lebih baik.
"Boleh aku mendapatkan satu pelukan lagi?" pinta nya sambil mengenggam kedua tangan yang tadi mengelus pipinya.
Pria di depannya tentu mengangguk. Merentangkan tangannya lebar-lebar dan disambut pelukan manja dari yang satunya.
"I love you, Winwin"
Ia semakin mengeratkan rengkuhan dipinggang kekasihnya. Hanya bersama pria ini, Ia dapat merasakan kehangatan yang tak bisa Ia cari dimanapun.
Lelah yang tadi Ia rasakan seakan terangkat begitu saja ketika melihat wajah yang selalu menunggunya pulang.
Ya, Ia rumah nya.
Winwin adalah rumah nya.
"Love you too, Jaehyun"
oOo
"Sudah lebih segar, bukan?" tanya Winwin ketika Jaehyun keluar dari kamar mandi mereka dengan handuk di lehernya.
Winwin mengubah posisinya yang tadi tidur menjadi duduk di pinggir ranjang, menepuk-nepuk space kosong disebelahnya mengisyaratkan Jaehyun untuk duduk disisinya.
Mengambil handuk kecil itu ketika Jaehyun berada di sampingnya, bergerak menuju ke belakang sang kekasih dan mulai mengeringkan rambut basah Jaehyun dengan handuk tersebut.
Setelah selesai, mereka berbaring bersisian. Menatap langit-langit kamar dengan berbagai macam hal di pikiran mereka. Winwin sengaja tak bersuara atau bertanya lebih awal, membiarkan Jaehyun bercerita dengan sukarela.
"Hari ini sangat melelahkan" ucap Jaehyun pada akhirnya. "Dia seperti mengerjai aku dengan berbagai perintah konyolnya."
"Bajingan" umpatnya. Winwin tidur menyamping yang langsung berhadapan dengan ketampanan wajah samping kekasihnya.
Melingkarkan sebelah tangannya diperut Jaehyun, "Kau hebat"
"Pria ku sangat hebat karena dapat bertahan hingga saat ini dengan atasan yang menyebalkan"
Jaehyun terkekeh saat melihat eskpresi lucu Winwin saat mengatakan kata terakhirnya, mencubit pipi yang terlihat penuh tersebut.
"Aku tak pandai merangkai kata yang indah untuk membuat beban pikiranmu berkurang, tapi kau tahu bukan jika aku akan selalu disisi mu? Apabila kau lelah, ingat kalau aku berada disini dan senantiasa menerima pelukanmu walau kau belum mandi." ujar Winwin diakhiri tawa kecil, membuat Jaehyun tersentuh dan jatuh kesekian kalinya untuk seorang Winwin.
Mencium kening pria kecilnya untuk waktu yang cukup lama, saling menikmati moment indah ini dengan kesunyian.
"Jangan pernah tinggalkan aku" ucap Jaehyun menatap dalam netra Winwin.
Si pria manis tersenyum, menggesek-gesekan hidung mancung mereka. "Bagaimana mungkin aku dapat meninggalkan rumah ku?"
Winwin adalah rumah yang menghantarkan kehangatan bagi Jaehyun.
Sedangkan Jaehyun adalah rumah yang memberikan rasa aman untuk Winwin.
Jaehyun bagi Winwin,
dan Winwin bagi Jaehyun.
Entah sampai kapan.
- TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Home [✔]
Fanfiction"Kemanapun aku pergi, kau akan tetap menjadi rumahku" ❗ Warning ❗ bxb / yaoi Short story [Jaehyun x Winwin] Start : 05.03.21 Finish : 15.03.21