[ 🍃 ]

272 44 4
                                    

"It really hurts when you expected so much more from the person you once loved so much."

~•~•~•~

Minggu ke-116 setelah keduanya memutuskan untuk mengukir cerita bersama dan menjadi tempat pulang bagi keduanya.

Banyak hal berubah diantara keduanya bahkan terkadang membuat sepasang kekasih itu bertengkar. Hingga harus salah satu dari keduanya mengalah daripada membuat segalanya hancur.

Winwin kembali mengingat awal perubahan hubungan mereka ketika keduanya mempunyai posisi penting di masing-masing perusahaan tempat mereka bekerja, waktu untuk bersama yang semakin berkurang, ego yang entah mengapa menjadi tinggi, hal itulah pemicu pertengkaran keduanya.

Jika Winwin punya waktu luang, Jaehyun sedang sibuk dengan pekerjaannya. Begitupun sebaliknya, sampai-sampai untuk sekedar berbincang di pagi haripun sudah sangat jarang.

Kau dimana?

Ingin makan apa nanti malam?

Pesan tersebut Ia kirim ke Jaehyun yang masih belum sampai di apartment mereka. Matanya sedari tadi menatap kosong ke arah televisi yang menampilkan acara pencarian bakat.

Suara bising pun memenuhi ruang tengah apartment itu, tapi tak sedikitpun menganggu lamunan Winwin. Otaknya terus mengulang beberapa kejadian akhir-akhir ini, pikiran negatif yang sangat ingin Ia enyahkan.

Tapi,

Bagaimana jika salah satu dari mereka menemukan rumah 'baru' yang jauh lebih nyaman?

oOo

Ia terbangun dengan posisi terduduk di sofa dan dengan televisi yang menyala, siarannya pun sudah terganti. Pandangannya Ia alihkan ke jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam lalu membuka ruang percakapannya dengan Jaehyun yang ternyata tak mendapat balasan.

Akhirnya Ia memutuskan untuk berjalan ke dapur dan menyantap makanan itu sendiri lagi. Menggenggam erat sendok untuk menahan air matanya, rasanya sangat sakit.

Suasana rumah nya sudah berbeda.

Pintu depan terbuka membuat Winwin cepat-cepat menghampiri orang yang sedari tadi ditunggunya. Ia melemparkan senyumnya tapi tak sedikitpun di hiraukan oleh Jaehyun. Pria itu hanya berjalan melewatinya setelah meletakkan sepatunya.

"Kau sudah makan?" tanya Winwin, mengikuti Jaehyun yang telah duduk di pinggir tempat tidur. Hanya gumaman tak jelas dan anggukan yang menjadi balasan, Winwin tersenyum tipis. Tak apa, Ia sudah mulai terbiasa.

"Ingin ku siapkan air hangat?" lagi dan lagi hanya anggukan sebagai jawaban, seakan sulit untuk mengeluarkan sedikit suara saja.

Dengan cekatan Winwin menyiapkan air hangat untuk sang membasuh tubuhnya, kegiatannya setiap Jaehyun pulang.

Winwin memeluk tubuh Jaehyun dari belakang ketika pria itu selesai memakai kaus putih yang memperlihatkan bentuk tubuhnya, mencium harum tubuh yang akhir-akhir ini hilang dari hidupnya.

"Aku sangat merindukanmu, kau tahu?" Winwin membenamkan wajahnya di punggung lebar Jaehyun. "Aku selalu menunggumu pulang dan makan bersama seperti yang kita lakukan dulu, lalu dilanjutkan bercerita sebelum tidur. Aku merindukan itu semua"

Jaehyun terdiam sambil mengelus jari-jari mungil sang kekasih, lalu membalikkan tubuhnya hingga keduanya saling berhadapan. Menangkup kedua sisi wajah Winwin dan menatap langsung ke manik yang memancarkan kesedihannya.

Mencium lembut kedua netra Winwin, dilanjukan ke dahi, hidung dan terakhir bibir penuh yang manis itu.

"Maafkan aku jika aku terlalu sibuk dan tak punya waktu untukmu. Maaf kan aku ya, manis?" ujar Jaehyun sangat lembut, membuat Winwin merasa bersalah telah menuduh yang tidak-tidak pada Jaehyun.

Tentu saja Winwin mengangguk cepat, mengecup bibir Jaehyun dengan kilat lalu menariknya keatas ranjang keduanya. Jaehyun tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya yang terlalu bersemangat.

"Jadi, siapa yang lebih dulu bercerita malam ini?" tanya Jaehyun ketika keduanya telah berbaring, terbalutkan selimut tebal berwarna putih.

"Kau! Aku sudah lama tak mendengar ceritamu!"

Jaehyun mengangguk. Mencium kening Winwin sebelum memulai ceritanya. Perlakuan Jaehyun malam ini membuatnya memiliki sedikit harapan.

Setidaknya Ia masih dapat merasakan kenyamanan dari rumah nya.

Sebelum Jaehyun mendapatkan secara utuh rumah baru nya.

oOo

Harusnya Ia tak menyuruh Jaehyun untuk bercerita tentang kehidupan nya dikantor ataupun di lingkungan pertemanannya.

Harusnya Ia memberhentikan Jaehyun sebelum semakin jauh menyakiti hatinya.

Harusnya Ia tidak melihat mata sang kekasih yang berbinar saat menceritakan 'teman' kantor nya.

Ia tahu, tak selamanya Ia bisa menutup mata.

Tapi, Jaehyun adalah rumah nya.

Ia tak bisa meninggalkan rumah nya, tak dapat meninggalkan orang yang telah bersamanya hampir 5 tahun. Pria yang mengulurkan tangan saat dunia menjatuhkannya, yang memeluknya saat semua berpaling dari dirinya.

Namun bukankah bisa karena terbiasa?

Ya, mungkin hanya karena Ia belum terbiasa dengan ketidakhadiran Jaehyun disisinya.

Ya, itu saja.


- TBC

My Home [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang