Karina sedikit menggaruk rambutnya frustasi menghadapi Jeongmin yang tengah menangis keras ditengah tokoh coklat, padahalkan..Jeongmin sendiri yang mau bukan?.
"Cup cup cup cup, Jeongmin katanya mau coklat momon tapi kenapa malah menangis?" Tangis Jeongmin semakin deras saat Karina menggendongnya, mengajak anak tk itu keluar dari dalam tokoh.
"Jeongmin mau mommy! bukan coklat momon..mama!!!" Jeongmin sedikit membentak dengan suaranya yang tersedat-sedat akibat sesegukan, Karina menampar dahinya sedikit merasa bersalah pada Jeongmin.
"Mianhe, Mama tadi malam tidak mendengar ucapanmu dengan baik" Anak lelaki yang duduk dipangkuannya termenung, memainkan tali hoodie dengan wajah cemberut.
"Mama...Jeongmin mau mommy!" Ujarnya menggoyangkan kedua bahu Karina, menatap sang mama penuh harap yang sangat dalam membuat Karina sedikit bingung.
Winter it's calling you...
Kebetulan sekali, dengan cepat Karina mengangkat telepon dari sang mantan istri membuat Jeongmin sedikit terdiam mendengar suara dari guru kesayangannya.
"Kapan saya bisa bekerja sebagai guru privat Jeongmin, Karina-ssi?" Belum menjawab pertanyaan Winter, Jeongmin sudah merebut ponsel Karina dari telinga sang mama.
"Bu guru!" Panggil Jeongmin bersemangat, memegang ponsel Karina dengan kedua tangannya dan bibir yang mengerucut saat memanggil Winter.
"Eih? Hai Jeongmin, tunggu dulu..kenapa suaramu seperti habis saja menangis? Ada apa anak tampan?" Winter pantas menanyakan pertanyaan seperti pada Jeongmin, karena dia percaya jika anak lelaki ini adalah anaknya..
"Ani, Jeongmin tidak menangis..Bu guru mau kerumah Jeongmin? Ayo bu guru datang kerumah Jeongmin!" Tanya Jeongmin berhasil membuat Karina melengkungkan bibirnya keatas, memperhatikan anaknya dengan seksama.
"Itu terserah dari mama Jeongmin saja"
"Mama, suruh bu guru datang sekarang! Ayo ma..ayo ma!" Winter terkekeh pelan diseberang sana, mengapa anak muridnya yang satu ini sangat bersemangat jika mereka bertemu?.
"Winter-ssi, bagaimana jika pekerjaanmu dimulai besok? ekhem..dan boleh kamu datang sore nanti untuk makan malam bersama? a-ah maksudku bersama Jeongmin?" Tawar Karina sedikit tergesa, Winter mengangguk walaupun tidak terlihat oleh Karina.
"Aku kesana jam lima sore, nee? "
"Boleh ku jemput?"
"Ah..tidak usah, biar Yuta yang mengantarku " Nama ini lagi, ada apa dengan pria itu? tidak sahabat dan mantannya menyimpilkan nama lelaki ini.
Tut
"Halo? Halo Karina?" Ujar Winter mengecek panggilan mereka, Karina tertiba saja tidak berbicara dan...telepon ternyata sudah mati.
Winter menggigit kukunya, merasa bodoh sudah mengatakan jika Yuta yang akan mengantarnya kesana.
"Dimana otakmu, Winter!"
Karina menghela napas menatap layar handphonenya yang mati seketika, lupa di cas semalam dan akibatnya jadi seperti ini..sungguh meresahkan!.