Kok Mantan Manis le~

202 25 15
                                    

Sekian lama bersemedi
Akhirnya aku kembali
Dengan pikiran yg bercabang-cabang

🌳🌳🌳🌳

Demi Alex, gapapa aku tidur sambil dibekep sama preman. Mana bau ketek lagi. Entah perasaan ku aja. Atau bang Jaya kenak sindrom apa tu, yg takut sama petir? Soalnya sepanjang hujan semalam, badannya terus berkeringat.

Au ah! Bangun-bangun, aku udah nggak liat doi lagi. Padahal aku bangun jam lima loh. Parah banget suami satu.

Habis sholat subuh aku langsung pergi ke dapur. Eh terkaget-kaget dong, liat mamah lagi siapin bekal dan yang bikin melongo adalah bang Jaya yang lagi bikin kopi satu teko. Mandiri ya bund, suaminya~.

"Ehm, banyak banget bang, bikin kopinya?."

Bang Jaya menoleh ke arah ku, setelah itu mendengus. Dasar suamiku, punya hobi kok cosplay jadi kebo?. Apa setelah ini aku panggil bang Jaya dengan sebutan Kebo-kun aja ya? Hihihi.

"Dasar anaknya pak Abdul yang sangat gelis dan sangat malas, mamah tuh lagi siapin makanan untuk orang-orang royongan nanti! Minta bantuan kamu mah, nunggu kiamat paling, punya mantu kebo pisan! Bangunnya teh sukak siang!"

Uh, mamah ngomongnya sewot banget. Jadi yang kebo disini siapa, aku atau bang Jaya?. Ya udah daripada moodku makin buruk, mending aku siap-siap kesekolah.

****

"Bu Rika, ada yang mau ketemu"

Tiba-tiba pak satpam masuk kekantor dan menghampiri aku. Siapa ya mau ketemu aku, mama? Udah beberapa hari sih nggak ketemu sama mama. Tapi masa' mama sampe datang ke sekolah. Kayak rumah kita saling berjauhan aja?.

"Sekarang tamunya dimana, pak.....Hadi?"

Sangat terpuji, padahal aku udah cukup lama kerja disini. Tapi nama satpam aja aku nggak hafal. Untung dia pake nametag.

"Mereka nunggu di ruang tamu Bu."

Mereka? Kok,...aduh bikin penasaran aja. Aku bangkit dari kursiku. Bakalan lama nggak ya? Mana bentar lagi aku masuk kelas.

"Eh, pak Hadi tunggu bentar!. Nanti jam 8.15 tolong masuk ke kelas 3-c ya, belajar sendiri, gitu!."

"Iya Bu, insyaallah saya kerjakan."

"Makasih ya."

Aku duduk kembali ke kursiku. Firasat ku nggak enak, sedikit touch up, biar muka ku sedikit fresh. Oke, sekarang kita lihat siapa tamu kurang kerjaan itu!.

****

"Selamat pagi, anda yang cari saya?."

Dia menoleh, cantik sekali. Rambutnya hitam berkilau dan lurus. Udah kayak meeting sama model shampo suns*lk aja.

"Pagi, ah mbak Rikah, Iyah sayah  ingin ketemuh sama mbak. Ehm, gimanah kalau kita ngobrol di kafe dekat-dekat sini ajah?."

Perasaan ku aja, atau memang si mbak-mbak suns*lk ini ngomongnya mendesah-desah. Oh iya, katanya pak Hadi 'mereka', tapi dia sendiri kok.

"Hm, mbak ini siapa ya? Terus kesini sama siapa?."

Dia terlihat kaget, dan tersenyum malu-malu. Idih mbak.

"Sayah lupa, nama sayah Sri Rahmawatih, sayah kesini sama anak sayah, haduh..pasti mbak Rika kaget ya? Maafin sayah yah mbak."

Aku cuma manggut-manggut. Okey, sekarang anggap aja orang ini ngomongnya normal, jujur sih aku agak risih dengar dia ngomong. Hm, namanya agak familiar gitu ditelinga, ni orang siapa ya?.

"Saya boleh panggil mbak Sri?."

"Iyah boleh."

Oke....-mbak Sri itu penjual gado-gado, terus kita ada utang yang belum dibayar, hehe...-...Sri itu pacar aku Rika-.

Deg deg

Apakah ini pacarnya bang Jaya? Cangtip banget. Aku auto insinyur eh insekyur.

"Ehm, sepertinya saya tidak bisa, sebentar lagi saya ada kelas. Maaf ya mbak, em mungkin lain kali. Kalau bisa jangan di jam-jam sekolah."

Dia menunduk, terlihat sedih. Kok kesannya aku sih yang jahat. Padahal dia yang dengan nggak sopannya datang kemari. Eh kok aku jadi sensitif gini sih?.

"Sayah sudah menduga pasti mbak Rika nggak suka sama sayah, tapi sayah pengen banget bicara sama mbaknya. kalau sayah mau kerumah mamah, saya takut Aa' Mahmud usir saya lagi. Terus a' Jaya sama adiknya berantem lagih."

Ish, ini orang ngomong apaan sih!. Sabar Rika, anggap ini ujian.

Haah!.

"Yaudah mbak Sri. Kita ngobrolnya di kafe Mantan aja ya?."

Dia nampak seneng banget. Kayak habis menang undian Frisian fl*g aja. Bang-bang, mantan mu kok kayak gini sih?.

🌳🌳🌳🌳

Aku lagi nggak enak badan gengs.
Jadi sambil rebahan dan rasa gabut yg war byasah jadilah cerita nan gaje ini

Wkwkkwk
23 Februari 2021
Telah berpulangnya dosen Prodi Bahasa Indonesia
Sekaligus dosen PA kami
Haries Pribadi, M.Pd.
Mohon doanya kawan2

Fated To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang