Gemma tiba di BIB sekitar pukul 11 siang pada Hari Kamis untuk mengecek kesiapan 50 snack box yang akan dikirim jam 12 siang ke salah satu universitas di dekat kafe. Saat Gemma tiba dan mencuci tangan, di meja dapur telah terhampar puluhan box yang telah tertata rapi. Di dalamnya terdapat cinnamon roll, apple pie serta air mineral. Aroma menggiurkan meresap ke dalam indera penciuman Gemma, menandakan bahwa pastry-pastry itu fresh made from the oven.
Gemma menghampiri Bogi, salah satu pegawainya di bagian garnish, yang sedang sibuk memasukkan beberapa apple pie ke dalam box. Dia mengambil satu apple pie dan satu cinnamon roll di nampan di dekatnya untuk mencicipi rasanya.
"Hmm... Good." katanya saat mencicipi apple pie-nya. Kemudian dia beralih ke cinnamon roll dan puas dengan rasanya.
"Gi, jam 11.15 semua pesanannya udah harus siap diantar ya. Kamu nanti kesana pakai taksi online aja, pastikan diterima dengan baik di universitas. Jadi kalaupun ada apa-apa bisa cepat kita handle."
"Siap, Mbak, lima menit lagi beres ini mah." jawab Bogi.
Kemudian Gemma berjalan melewati pintu yang membatasi area dapur dan area depan, menuju kasir untuk mengecek pelunasan pembayaran pesanan snack box tadi.
"Payment buat snack box udah beres, Del?" tanya Gemma kepada Adel yang sedang memasukkan beberapa croissant ke dalam etalase.
"Udah, Mbak, tadi lunas dibayar jam 10. Nota sama bukti transfernya ada di bawah kasir, Mbak."
Gemma langsung menuju kabinet di bawah kasir dan mengambil beberapa lembar kertas yang dimaksud. Ketika ia menegakkan tubuh, ia dikejutkan oleh sosok tegap berkemeja biru di depan kasir.
"Astaga!"
Gemma sontak terjengkang dan kepalanya membentur tembok. Tidak keras, namun cukup membuat malu, "Aduh."
Adel yang melihat bosnya terjatuh langsung menghentikan pekerjaannya dan membantu berdiri.
"Eh, sori, sori. Saya nggak maksud bikin kamu kaget. Saya pikir kamu dengar waktu saya masuk."
Gemma meringis. Adel yang melihat penyebab bosnya sampai jatuh terjengkang nggak santai banget itu, langsung senyam-senyum. Kemudian mengelus-elus kepala Gemma yang terantuk tembok beberapa detik lalu.
"Cup cup cup... sakit nggak, Mbak? Bocor nggak itu kepalanya? Saya ambilin obat merah dulu ya." Adel bersiap ngacir.
Apa kamu bilang, Del? Bocor??
"Eh, nggak usah, Del. Kamu disini aja, catat pesanan kakak kemeja biru ini. Saya nggak apa-apa kok." Gemma menggamit lengan Adel dan menempatkannya tepat di kasir.
"Astaga, Mbak! Kakinya sampe biru begitu, saya ambilin salep ya di office, Mbak."
Adel memanfaatkan sedikit waktu saat Gemma melihat ke arah kakinya untuk segera melarikan diri ke area office yang berada di sebelah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Lining ✅ END ✅
RomancePerjuangan seorang Gemma Andriana dalam menjalani hidup setelah kejadian memilukan 5 tahun lalu. Kedatangan Biru mengubah hidupnya dan memberikan secercah kebahagiaan yang pantas ia dapatkan. Ketika ia mulai mengizinkan Biru untuk masuk ke dalam keh...