Bab 19

4.4K 336 10
                                    

Nggak boleh ngeluh, di luaran sana masih banyak orang yang punya cobaan lebih berat dari kamu.

Happy reading ....

"Ra, kamu yang sabar ya. aku yakin kok kamu nggak bakalan ngelakuin hal kayak gitu," ujar Nayya saat berada di dalam kamar.

"Aku emang bener-bener nggak tahu Nay, kenapa bisa ada di dalam tas ku."

"Iya aku tahu, kamu nggak bakalan ngelakuin hal itu."

"Kamu percaya kan Nay sama aku?"

Nayya tersenyum. "Aku percaya kok Ra."

"Kita semua bakal bantuin semampu kita kok Ra buat buktiin kalau kamu itu nggak salah," ucap Freya yang di angguki semuanya.

Nayya tersenyum, dia bersyukur memiliki teman dan sahabat seperti mereka semua, yang bukan datang hanya saat butuh saja.

"Makasih yaa, makasih banget. aku kira kalian bakal jauhin aku."

"Lah, ngapain ngejauhin kamu, kita kan temenan udah lama banget jadi aku yakin kalau bukan kamu yang ngelakuin itu," jawab Fatimah.

"Makasihh banget ya."

"Sama-sama," ucap mereka bersamaan.

🌸🌸🌸🌸

Gus Rafa termenung menatap langit-langit kamarnya, dia tidak percaya kalau Haura yang melakukannya, dia yakin Haura tidak akan melakukan hal sekeji itu.

"Aku yakin banget bukan kamu Ra yang ngelakuin," ucap gus Rafa dalam hati.

Gus Rafa melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya, dia tidak bisa diam saja dia harus mencari bukti untuk membuktikan memang bukan Haura yang salah.

"Assalammualaikum gus," ucap ustadzah Nasywa saat bertemu dengan gus Rafa.

"Waalaikumussalam."

"Gus Rafa, di timbali ummah di kamar."

Masih dengan wajah datarnya gus Rafa mengangguk lalu menuju ke kamar wanita yang telah melahirkannya itu.

"Assalammualaikum," ucap gus Rafa saat berada di depan pintu kamar ibunya.

"Waalaikumussalam, masuk nak."

Gus Rafa mengangguk, menyalami tangan ummahnya dengan takdzim.

"Duduk nak," ucap Ummah sambil menepuk sebelah tempat duduknya.

Gus Rafa mengangguk, dia tau pasti ummahnya ingin membicarakan sesuatu. "Ummi, ada yang mau di bicarakan?"

Ummi yang di panggil ummah oleh seluruh santri itu tersenyum, sorot matanya teduh. "Ummi ingin berbicara sesuatu."

"Apa ummi?"

"Kamu sudah cukup dewasa untuk membina rumah tangga, kamu tahu ummi sudah tidak muda lagi."

Gus Rafa tau kemana arah pembicaraan ini.

"Ummi berniat menjodohkan kamu dengan------

Ada yang kepo nggak?
Gus Rafa mau di jodohin?

Sama siapa ya?
Tebakk yukkk

Haura Pesantren [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang