「 열 」

8.8K 1.1K 323
                                    

"Tolong..." Yuta menyuruh Yuto untuk mendekatkan telinganya ke mulutnya dan membisikan permintaannya. "...Cariin pulpen sama kertas 4 lembar"

Yuto sedikit terkejut saat mendengar permintaan Yuta, tapi setelahnya ia tersenyum dan bangkit dari duduknya untuk memenuhi permintaan kembarannya tersebut.

Tak lama setelah Yuto pergi akhirnya ia kembali dengan pulpen di tangan kirinya dan 4 lembar kertas di tangan kanannya. "Gw minta sama dokter Kenta tadi" adunya lalu memberikannya ke Yuta.

Yuta meraihnya dan menyimpannya di nakas samping ranjangnya. "Udah sana tidur, gw pengen tidur lagi" suruh Yuta yang langsung menyelimuti tubuhnya.

"Nggak bosen apa lu tidur mulu. Yaudahlah gw juga pengen tidur" Yuto berjalan ke arah kasurnya dan bersiap untuk tidur.

Keesokan harinya Yuto terbangun dan mendapati Yuta juga sudah bangun. Dengan nyawa yang belum kumpul Yuto mendekati ranjang Yuta dan duduk sampingnya. "Mau sarapan apa?" Tanyanya masih dengan suara serak. Khas orang baru bangun tidur.

"Emangnya gw boleh milih makanan? Kalo boleh sih gw mau sarapan make Takoyaki" ucap Yuta sambil nyengir.

"Yak! Baru juga sadar dari koma, udah aneh-aneh aja permintaannya" Yuto memukul pelan tangan Yuta. Sedangkan Yuta tertawa terbahak-bahak hingga terbatuk membuat Yuto menyodorkan air putih ke arahnya.

Setelah Yuta meneguk habis airnya datanglah suster yang membawa sup miso, nasi, ayam, sayur, air putih dan obat untuk di komsumsi Yuta nanti. Yuto mengambil alih nampan tersebut dan di letakkan di meja portabel.

"Makan nih, ntar kalo udah sembuh baru gw beliin Takoyaki" ucap Yuto sembari menyuapi Yuta.

Yuta memakannya dan mengunyah dengan perlahan. "Gw jugwa biswa belwi sendirwi kalwi" ucap Yuta di sela-sela kunyahannya.

Yuto diam tak ingin berbicara lebih lanjut dengan Yuta. Beberapa menit berlalu Yuta sudah menghabiskan sarapannya. Suster yang tadi juga sudah mengambil sarapan bekas Yuta. Kini tinggal Yuta sendirian di ruangannya. Yuto sedang mandi dan ingin bersiap-siap pulang ke rumahnya untuk mengambil baju.

Kesempatan itu di pake buat Yuta untuk menulis sesuatu di kertas yang di berikan Yuto kemarin. Satu persatu ia menulis surat itu di tempelkan juga tiga foto di masing-masing surat dan di masukkan ke satu amplop yang lumayan besar. Pas sekali Yuto baru selesai mandi di saat Yuta selesai menulis.

"Tolong simpan, boleh di buka kalau udah saatnya" ucap Yuta dengan menyodorkan amplop yang berisikan surat tersebut.

Yuto mengambilnya dengan raut wajah bingung. "Apaan nih?" Tanyanya sambil mencoba membuka amplop tersebut.

"Jangan di buka, bukanya nanti pas udah waktunya" tahan Yuta saat Yuto ingin membukanya.

"Waktunya kapan?"

"Gw mati"

"Ngomongnya! Kalau Jaemin denger pasti nangis dia!" seru Yuto saat mendengar Yuta berbicara omong kosong.

"Ya makanya jangan sampe Jaemin denger" ujar Yuta.

"Gw pulang dulu, tadi gw udah nelpon Jaemin kalau lu udah sadar. Dia lagi otw kesini" Yuto mengalihkan pembicaraannya lalu mulai keluar ruangan meninggalkan Yuta.

Sudah agak lama Yuta menunggu tapi Jaemin tak datang-datang hingga akhirnya Yuta membaringkan tubuhnya dan ingin tidur. Baru juga memejamkan mata terdengar Jaemin teriak memanggilnya di iringi pintu terbuka.

"AYAH!!!" Jaemin mendobrak pintu ruangan Yuta dan langsung memeluk sang ayah dengan sangat erat. "Ayah.. hiks.. Jaemin seneng ayah udah sadar.. hiks.. Jaemin takut kehilangan ayah.. hiks.." racau Jaemin saat berada di pelukan Yuta.

J N R | Norenmin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang