Media sosial menjadi hal wajib untuk dimiliki di era online seperti sekarang. Orang-orang berlomba-lomba memamerkan kegiatan yang terjadi. Entah itu hal baik dan bermanfaat atau hanya sekedar iseng untuk pamer.
Gila media sosial tidak hanya terjadi pada anak-anak muda, orang dewasa pun gampang terpengaruh trend media sosial.
Salah satu contohnya, fotografer di suatu kantor majalah terkenal. Usianya sudah mencapai empat puluh tahun, namun jiwa muda masih berkobar dalam dirinya. Kualitas foto-foto yang dihasilkan tidak pernah mengecewakan, terbukti dari betapa terkenal perusahaan majalah tempatnya bekerja.
Di bawah kepemimpinannya satu foto bisa bernilai jutaan. Mungkin dia sudah jarang terjun langsung memegang kamera tapi dia tetap mengawasi dan memberikan arahan pada staf.
Dan sekarang fotografer senior itu duduk bersandar di kursi yang disediakan junior perhatiannya.
Hembusan napas letih terdengar lagi. Wanita berambut coklat pendek sebahu berusia 27 tahun menatap atasannya lesu. Dari tadi perhatian atasannya tidak lepas dari ponsel.
"Senpai sampai kapan mau duduk di sini? Kita harus menyiapkan tempat pemotretan," kata wanita itu, tugasnya sebagai pendamping 'senpai'-nya sangatlah merepotkan.
Semua itu sejak pria 38 tahun di depannya jatuh hati pada media sosial. Semua hal dia posting, dari pemotretan penting bersama model tekenal sampai anak kucingnya menggonggong tidak tertinggal untuk dipamerkan.
"Sebentar lagi An. Modelnya belum datang bukan?"
"Jangan seperti itu. Bagaimana kalau model kali ini menyebar artikel ketidakprofesionalan kita? Mereka dari grup idol terkenal," jawab wanita yang dipanggil An lesu.
"Begitukah? Tapi dari yang aku dengar mereka anak-anak baik,"
"Noya-senpai jangan seperti itu. Sekarang tolong letakkan ponselmu dan fokus pada pekerjaan," pinta An memelas.
Noya membuang napas kasar, bangkit dari duduknya sambil membenarkan topi bisbolnya. "Oke oke,"
An tersenyum senang. Mata An membulat antusias melihat model untuk perusahaannya sudah datang, mendekati An dan Noya dengan senyum sopan.
"Selamat pagi. Tolong kerja samanya," sapa kedua model berbarengan.
An tersenyum membungkuk. "Selamat pagi. Aku sangat menantikan pekerjaan ini. Terima kasih sudah datang tepat waktu Riku-san dan Touma-san,"
Noya terkekeh membuat Riku dan Touma mengerjapkan mata bingung. "Kalian berdua menarik. Sesuai rumor yang aku dengar,"
Riku tersenyum senang mendengarnya. Touma membungkuk berterima kasih.
"Aku minta maaf karena manajerku tidak bisa datang. Dia sangat menyesal," kata Riku membungkuk. An mengibaskan tangannya tertawa. "Aku paham. Idolish7 pastinya sangat sibuk,"
"Nah sekarang akan kami siapkan tempatnya. Kalian bisa bersiap-siap. An akan menunjukkan tempatnya," kata Noya.
An mengangguk mempersilahkan Touma dan Riku untuk mengikutinya. Riku tertawa kecil. "Akhir-akhir ini kita sering bekerja bersama bukan?"
Touma mengangguk setuju, tersenyum. "Bagaimana kabarmu? Selamat untuk konsermu kemarin,"
"Aku baik-baik saja. Kemarin sangat menyenangkan jadi sebisa mungkin aku tidak mengacaukannya,"
"Perhatikan kesehatanmu,"
"Baik~"
An terkekeh. "Riku-kun dan Touma-kun sangat dekat," komentarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Note [Endless] [AU IDOLiSH7] (END)
ContoTernyata aku jatuh cinta sama pasangan ini.