5

580 121 4
                                    

Setelah semua urusan selesai. Egi berakhir di rooftop sekolah. Egi berada disana untuk menenangkan pikirannya. Tempat itu lah yang membuatnya nyaman walaupun dia sendirian.

"Coba lo ada disini ya pasti seru"

"Gue kangen banget sama lo. Maaf gue sebagai abang lo gak bisa nyelametin lo. Andai dulu gue datang lebih cepat, mungkin semua ini tidak terjadi sama lo. Sumpah gue kangen banget sama lo. Gue tersiksa sendirian disini. Gue perlu lo saat ini, tapi gue gak bisa sama-sama lagi sama lo sekarang. Lo tau kan kalau mama itu selalu banggain lo di depan gue. Sebenarnya gue iri banget kalau mama itu jadiin lo anak kebanggaan ya. Tapi gue sadar, mama kayak gitu karna dia cuman mau gue jadi kayak lo. Bahkan mama sampai anggap gue sebagai lo. Lucu ya, gue bahkan rela jadi diri lo saat di depan mama, cuman buat mama seneng doang. Entah kenapa setiap liat mama senyum pas ngomong sama gue, gue jadi rindu suasana dulu yang selalu bikin mama kerepotan kalau kita suka bikin rusuh di rumah" Egi yang sejak tadi ngomong sendiri, dia tidak sadar jika ada Airine yang sedang mengawasinya di belakang. Airine mendengar semuanya apa yang dibicarakan Egi sejak tadi.

Entah keberanian darimana. Airine malah memilih untuk mendekat ke arah Egi dan langsung duduk di sampingnya. Egi yang menyadari jika ada orang disamping langsung menghapus air matanya dan melihat orang yang sedang duduk disampingnya.

"Maaf kayaknya gue ganggu ya"

"Gak"

"Gue tau lo pasti butuh teman cerita kan saat ini. Jadi gue boleh gak jadi pendengar yang baik buat lo"

Egi terdiam sejenak setelah mendengar penuturan dari Airine. Tiba-tiba saja ponsel Egi berdering dan menampilkan pesan dari Mbak Susi bahwa kondisi mamanya sudah mulai membaik. Egi cukup lega setelah mendapatkan kabar mamanya.

"Jadi boleh gak gue nemenin lo disini"

"Iya boleh. Tapi lo jangan sampai ikut gue bolos disini. Mending setelah bel bunyi lo langsung balik ke kelas aja"

"Iya. Gimana kita kenalan dulu. Namaku Airine" ucap Airine sambil mengulurkan tangannya ke arah Egi.

"Gue Egi Alvaro" balas Egi dengan menjabat tangan Airine.

"Oke sekarang kita teman. Gue tadi liat lo kayaknya tertekan banget habis keluar kantor"

"Hmm itu biasalah. Gue gak suka aja ada orang yang ngerendahin keluarga gue. Gue tau kok kalau gue itu terlahir dari keluar yang kurang sempurna. Tapi gue selalu bersyukur kalau gue itu masih punya mama yang cukup kuat jalanin ini semua sebelum kami lahir. Oh gue lupa kasih tau, gue sebenarnya punya kembaran tapi dia udah meninggal 2 tahun yang lalu"

"Ya kadang begitulah orang yang punya kekuasaan lebih tinggi pasti dia akan segampang itu ngerendahin orang yang dibawah"

Egi hanya tersenyum karna menurutnya Airine mengerti dengan apa yang dia rasakan saat ini dan dia mengira bahwa Airine salah satu teman yang cocok buat dia. Egi dan Airine terus saja berbicara tentang keseharian mereka berdua. Egi juga tidak menyangka bahwa dia lebih mudah terbuka kepada Airine karna semenjak kematian adiknya, Egi menutup dirinya dan selalu bersikap dingin kepada orang lain.

TBC

Pelangi EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang