FLASBACK

23 4 0
                                    

Hii guys,huwaa maaf ya aku udah laammaa bangett ga update critanya😭😥
ini karna aku sibuk sama sekolah trus beberapa waktu down juga hehe tapi sekarang Alhamdulillah aku bakal next story nya,makasi semoga kaliann yang baca faham ya😥💜

<open your mask>

    Setelah pemakaman itu,Desri beserta teman-teman memutuskan untuk pulang ke rumah Desri. Karena di khawatirkan kalo psikopat masih berkeliaran dan memakan korban lagi.

    Saat sampai di parkiran,Desri menyapa Azril
"hai kak. You okey?"

    "lo kenapa? tiba-tiba nanya gitu ke gue?" cetus Azril

    "mending ntar malam lo ke rumah gue,ortu lo juga gak ada kan? gak ada maksud apa-apa gue cuman mau deket aja sama lo. Itupun kalo lo mau"

    Mendengar perkataa Desri itu,sekilas Azril terdiam. Pertanyaan mulai bermunculan di otaknya. Darimana dia tau kalau orang tua Azril akan pergi? bahkan Azril sendiri tidak tau.

#skip rumah Desri

    Semua telah bersih-bersih. Semuanya berusaha untuk melupakan kejadian buruk yang menimpa mereka. Semuanya merasa tenang sekaligus bahagia karena besok akan mulai bersekolah normal kembali.

    Tidak semua berjalan dengan tenang.

    Malam ini sangat sunyi,biasanya teman-teman Githa itu sangat ribut,tetapi malam ini mereka seperti kehilangan jati diri mereka.

    Perlahan Githa mulai menghampiri teman-temannya itu. Githa meminta semua temannya untuk turun dan saling mengobrol ringan,mereka semua turun kecuali Desri yang tengah tertidur,mungkin dia sangat lelah,Githa membathin.

    Didepan ruang TV itu,mereka duduk sembari mengobrol santai dengan beberapa cemilan ringan. Githa berhasil membangkitkan jati diri teman-temannya,mereka semua sekarang telah bercanda ria seperti sebelumnya. Githa merasa bahagia akhirnya ia berhasil membuat teman-temannya kembali seperti hari-hari sebelumnya.

    Hingga suatu saat,bell rumah berbunyi pertanda ada tamu yang datang. Mereka menyadari itu dan mulai terdiam sejenak.

    "eh bell rumah lo bunyi,gue aja yang buka"  ujar Ambuja,tanpa fikir panjang Ambuja pergi untuk memeriksa siapa yabg datang malam-malam begini.

    Kaki mulai melangkah,diiringi dengan suara angin yang berhembusan di tirai-tirai rumah yang besar itu.

    Ambuja mulai memutar kunci rumah itu dan perlahan membukanya. Ia menatap orang tersebut dari kaki hingga kepala,Ambuja terkejut melihat siapa yang ada didepannya itu.

    Orang tersebut tersenyum sambil berkata "finally we are meet again"

    Tanpa fikir panjang orang tersebut menyutikkan Ambuja dengan cairan berwarna hijau. Tak perlu memakan waktu lama Ambuja tidak sadarkan diri.

    5 menit berlalu tetapi Ambuja tidak juga kembali. Beberapa dari mereka telah menyadari ada yang janggal. Tak lama kemudian orang tersebut masuk dengan menyeret tubuh Ambuja di lantai,seperti menyeret sampah yang hendak di buang.

    Disepanjang lantai itu,terseret pula darah dari tubuh Ambuja. Semua terdiam dan tidak bisa melakukan apapun karena terlalu panik.

    Orang tersebut berhasil menyandra beberapa dari mereka,hingga akhirnya Githa berhasil kabur kekamar kakaknya,yaitu Desri.

    Disana Githa mencari kakaknya yang sedang tertidur,tetapi sayang dia tidak menemukan Desri dimana-mana,sampai akhirnya dia mendengar suara langkah seseorang,yang menurutnya itu adalah orang yang membunuh Ambuja tadi.

    Githa hanya terdiam ketakutan dan bersembunyi didalam lemari Desri. Dia menutup mulutnya dengan tangan untuk menahan teriakannya. Sayangnya  psikopat itu berhasil masuk dan bermain kucing-kucingan dengan Githa.

    "aahh aku tidak menemukan dia dimana-mana,susah sekali. Keluarlah,aku merindukanmu haha"

    Psikopat gila itu membuat Githa semakin ketakutan. Ia hanya menangis didalam lemari dengan bermodalkan pistol tanpa peluru ditangannya. Sampai akhirnya "Ddooorrrrrr"

    Psikopat itu berhasil menemukan Githa dan menyeret paksa Githa untuk turun ke bawah.

    Setelah itu dia mengikat Githa di kursi dengan mulut yang ditutup dengan lakban hitam. Dia hanya bisa menangis tanpa bersuara saat dia menyadari bahwa dia melihat teman-temannya yang lain juga diikat seperti dirinya.
   
    Gitah sadar bahwa Desri tidak ada disana. Ia berfikiran bahwa mungkin Desri keluar rumah lewat pintu belakang. Sampai akhirnya psikopat yang mengenakan baju serba hitam menghampiri Echi.

    Dengan paksa psikopat itu menarik lakban mulut Echi dan berkata "ucapkan selamat tinggal untuk teman-temanmu"

    Echi menangis sejadi-jadinya karena ketakutan,psikopat itu tampak sangat kegirangan mendengar teriakkan dari Echi.

    "lo mau apa sebenarnya,lo siapa kenapa mau membunuh kita? salah kita apa?"  teriak Echi yang juga mewakili perasaan temannya yang lain.

    Tak menghiraukan perkataan Echi,psikopat itu memberi beberapa pilihan kepada Echi. Ia meletakkan sebuah pisau yang sangat tajam dan sebuah pisau dapur yang tumpul. Ia bertanya kepada Echi "pilih benda yang akan menyiksamu,sekarang hahahaha"

    Echi dan yang lain semakin ketakutan. Echi tidak menjawab tetapi hanya menangis sejadi-jadinya. Akhirnya tanpa fikir panjang psikopat itu mengambil sebuah sabit yang dibawanya dan menebaskan sabit itu ke kepala Echi hingga putus.

SSRREEEEEKKKKKK!!

    Darah segar mengalir bagaikan air pancuran. Kepalanya terpental hingga ke kaki Indri,dan itu membuatnya pingsan.

    Semuanya histeris,ingin muntah tetapi terhalang oleh lakban dimulut mereka. Psikopat itu mengambil sebuah pisau yang sangat tajam dan menguliti tubuh Echi seperti menguliti daging qurban.

    Setelah itu dia mencincang bagian tubuh Echi menjadi beberapa bagian,dan memberi kutex berwarna merah terang kesemua kuku-kuku Echi.

    Setelah memberi kutex,dia melihat siapa yang akan menjadi korban sadis selanjutnya. Dia sangat tertarik untuk menyiksa Navia,teman dekat Reni tersebut.

    Psikopat itu kedapur untuk mengambil sebuah mesin pemotong rumput yang sangat besar. Setelah mengambilnya ia pun memotong bagian tubuh Navia secara brutal dan tertawa girang. Setelah melakukan aksinya itu,dia menatap ke arah Jimel.

    "sweety,aku menginginkan matamu,karna matamu sangat besar dan indah"

    Mendengar itu Jimel sangat ketakutan. Psikopat itu datang menghampiri Jimel dengan membawa peniti berkarat.

    Dengan sangat sadis ia melumuri darah yang ada di tangannya ke wajah Jimel,lalu menusuk tepi matanya menggunakan peniti tersebut. Sontak Jimel merasakan sakit yang amat perih,sampai air matanya keluar dan mengenai luka matanya. Psikopat itu membuka lakban mulut Jimel dan mendengarkan teriakan Jimal,itu membuatnya merasa sangat puas.
   
    Sebelum membunuh Jimel,psikopat itu lebih dahulu mewarnai kuku-kuku Jimel menggunaka kutex merah.

    "ahh warna kutexmu sangat jelek sayang,aku tidak suka warna merah muda,merah terang sangat bagus untukmu"

    Setelah itu psikopat tersebut mewarnai kuku Jimel menggunakan kutex miliknya. Semua yang menyaksikan hanya merasa pasrah dengan apa yang terjadi. Setelah mewarnai kuku Jimel,ia mulai menyayat perlahan kulit wajah Jimel menggunakan pisau dapur yang tumpul. Itu memberikan kesan perih yang berbeda.

    Siksaan Jimel tak hanya sampai disitu,dengan sangat keji ia menyayat muka Jimel lalu menaburkan garam di luka tersebut,membuat Jimel sangat menderita. Dengan membabi buta psikopat itu menancap wajah Jimel menggunakan pisau tumpul itu hingga berkali-kali. Kini wajah Jimel telah hancur dengan mata yang melotot. Sekarang jimel juga telah tiada.

    Siapakah antara mereka yang berhasil selamat? atau ada dari mereka yang berhasil membunuh psikopat gila itu?

BAGAIMANAKAH KISAH SELANJUTNYA?
STAY TRUS YA INSYA ALLAH SEKARANG AKU MULAI UPDATE CRITA BARU TRUSS,LOVE YOU GUYS💜💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang