Mereka berempat mulai mengumpulkan bahan-bahan dalam membuat obat antibiotik, dan bahan-bahan untuk membuat obat itu tentu tidak mudah untuk didapatkan, mereka harus bekerja keras dan tidak menyerah.
Kohaku sempat bertanya apa saja bahan yang dibutuhkan, dan Senku menjabarkan dengan seksama, cukup rumit tapi mohon dimengerti.
Dimulai dari Besi -> Magnet -> Perunggu -> fosfor = LISTRIK.
Selanjutnya dari Listrik -> Sodium hydroksida, bisa menjadi garam, asam sodium hidrogen.
Selanjutnya sodium hidrogen -> Asam Sulfur jika dicampur bersama garam maka menjadi Asam Hydrochlorik -> Asam Chlorosulfurik.Sekarang dilanjut dengan bagian yang lain, dimulai dari Alkohol, Alkohol bisa menjadi dua macam, Yaitu: Cuka -> Anhidrida Asetat.
Yang kedua adalah Karbonasi -> Amonia.
Ada juga tambahan lain seperti Batu bara -> Anilin dan Sodium Bikarbonat.Jika dicampurkan semua bahan dan disatukan, maka kita telah berhasil membuat OBAT SEGALA PENYAKIT (Antibiotik)
Semua terdiam, tidak ada yang menyahut atau memulai pembicaraan. Otak mereka masih memproses penjelasan Senku, bahkan Chrome yang dominannya cukup cerdas pun hanya bisa melongo dengan mulut terbuka lebar.
"Bisa diulang?" Tanya Kohaku speechless, wajahnya mengkeriput akibat tertekan.
"Tidak bisa." Jawab Senku datar, sedikit menghela nafas, Senku memandang Chrome dengan pandangan yakin. Percaya atau tidak lelaki itu pasti akan cepat tanggap dengan ucapannya.
"Baiklah! Ayo kita kumpulkan bahan-bahan nya!" Teriak Chrome sembari menarik tangan Kohaku keatas, menyuruh agar gadis itu semangat dan tidak putus asa.
"Seperti yang ku jelaskan sebelumnya, pertama-tama kita butuh magnet." Senku berwajah serius, wajah yang selalu ia tampilkan kecuali saat ia ingin menjahili (Y/N).
"Magnet?! Oh aku punya! Kita juga bisa mencarinya diperairan sungai." Kata Chrome menambahi, Senku tersenyum senang, setelahnya mereka bersiap-siap akan pergi kesungai.
Namun, (Y/N) menolak untuk pergi dan ingin terus berada digudang Chrome yang sekarang telah menjadi milik Senku. Tapi, Senku memaksa agar gadis itu tetap ikut, ia terus menarik tangan (Y/N) dan mengatakan berbagai alasan seperti 'sangat tidak estetis membiarkan gadis sendirian disini.' Atau 'jika kau kenapa-napa itu hanya akan menjadi beban ku. Jadi ikutlah biar aku juga merasa tenang.'
(Y/N) yang terus dipaksa akhirnya luluh dan memilih ikut, namun dengan satu syarat, ia tidak mau jika Senku bertingkah aneh seperti kemarin saat mereka makan. Senku pun berjanji, entah bisa dipercaya atau tidak. Alasan (Y/N) agar tidak ikut juga karena kejadian tadi pagi saat mereka mandi bersama. Sialan! Persetan dengan celana dalam Tsukasa. Ia sangat malu, apalagi yang (Y/N) pegang bukan sembarang benda. Melainkan benda keramat.
Untuk berhadapan dengan Senku, (Y/N) membutuhkan nyali besar, namun disisi lain Senku terlihat biasa dan tidak memperpanjang masalah mereka, walau kalimat 'Akan kutunggu malam ini' terus terngiang-ngiang dibenak (Y/N). Dirinya dilanda resah dan gelisah, apa yang akan Senku lakukan?
"(Y/N), kau baik-baik saja?" Pertanyaan Kohaku membuyarkan seluruh pikiran (Y/N). Gadis itu sedikit tersentak dan menoleh kearah suara, ia tersenyum manis dan mengangguk. Namun, Kohaku tentu tidak mempercayai hal semudah itu. Ia mengamati wajah (Y/N) dengan seksama, merasa menemukan kejanggalan. Kohaku tersenyum jahil.
"Apakah Senku melakukan sesuatu padamu?" Tanya Kohaku dengan nada mengejek, (Y/N) menggeleng kuat.
"Tidak. Tidak ada." Sanggah (Y/N) cepat.
"Oh ya? Lalu kenapa wajahmu memerah?"
"Ha-hah?! Cu-cuaca hari ini sangat panas. Wajahku memerah karena itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Science Or Love 《SenkuxReaders》
Historia CortaSenku tahu betul jika ia sudah terlibat cinta, maka otaknya tidak akan mampu untuk berpikir logis. Karena, semua hal tentang cinta itu tidak ada yang logis dan penuh fantasi. Karena itulah, Senku selalu menghindari kata "Cinta" dalam hidupnya. Bagin...