39. TELEPON KALENG. ✔

181 28 2
                                    

"Hal yang tidak akan pernah aku lupakan adalah ketika bersamamu."

Sebelum Baca Part ini jangan lupa ya Follow akun aku dulu ❤ biar sama-sama enak 🍃

Sambil Dengerin lagu andmesh Cinta luar biasa mau dari video atau versi indo yang kalian punya juga boleh ya biar enak bacanya 😙

•°•°•

"Tok...tok..tok..." Meila beranjak dari tempat tidurnya untuk membuka pintu.

"Kamu? Mau ngapain?" Tanya Meila.

"Coba tebak aku bawa apaan?" Tanya Rafael.

"Mana aku tau," balas Meila.

"Tebak makanya." Rafael masih membujuk Meila untuk menebaknya.

"Gak tau, aku males tebak-tebakan emang kamu bawa apa?"

"Ta-da." Rafael menunjukan telepon kaleng.

Meila mengangkat alisnya sebelah. "Buat apaan ini?" Tanya Meila bingung.

"Buat ngirit pulsa kita kalo kangen, 2 minggu lagi aku Graduation jadi aku mau bikin kenangan manis sama kamu, sebelum aku berangkat kuliah ke Jakarta," ucap Rafael.

"Caranya?"

"Dipasang lah, yang sebelah sini kita gantung di balkon kamar kamu, yang sebelahnya lagi aku gantung di balkon kamar aku," ucap Rafael.

"Terus?"

"Bentar aku pulang dulu, nanti aku panggil kamu dari balkon kamar ya." Rafael pergi meninggalkan Meila dan berlari menuju kamarnya.

Meila masih memandangi kaleng yang ia pegang, aneh benar-benar aneh tingkah kekasihnya itu.

"Lala!" Rafael berteriak memanggil Meila.

"Apa?"

"Lempar kalengnya kesini," teriak Rafael.

Meila menuruti perintah Rafael dan melemperkan sebelah kaleng yang terikat dengan kalengnya ke arah Rafael.

"Tangkap ya," teriak Meila.

"Iya."

"1..2..3." Meila melempar kaleng itu tepat sasaran Rafael yang berada di sebrangnya menangkap kaleng itu.

"Tes ya." Rafael kembali berteriak.

"Iya."

Rafael mengisyaratkan Meila agar kaleng yang dia pegang di simpan di telinganya.

Rafael mendekatkan kaleng itu ke arah mulutnya. "Kamu bisa denger gak?"

Meila malah tertawa geli, saat mendengar suara Rafael dari dalam Telepon kaleng itu.

"Aku bisa denger," balas Meila.

"Tadi aku simpen peluit di meja belajar kamu, kalo kamu mau telpon aku pake ini harus tiup peluitnya dulu," ucap Rafael.

"Oke bos," ucap Meila sambil tertawa.

"Humor kamu jelek banget cuma sebatas telepon kaleng doang," ucap Rafael.

"Biarin." Meila menatap Rafael dan memeletkan lidahnya.

Mereka sama-sama tertawa melihat tingkah laku satu sama lain.

"Aku sayang sama kamu," ucap Meila pelan.

Rafael yang mendengarnya mencoba pura-pura tidak kedengaran agar Meila mengulangi kata-katanya.

MeiRa  [LENGKAP] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang