One

307 16 0
                                    

Pagi yang cerah di milan italia.

Suara alarm dari sebuah ponsel membangunkan tidur dari seorang perempuan yang masih lengkap menggunakan pakaian formalnya,dia nampaknya ketiduran semalam.
Dia terusik dengan bunyi alarm itu dan mengerjap memandangi langit-langit kamarnya.
Dia bergegas untuk bangun karena hari ini dia akan bertugas menjalankan pekerjaannya sebagai penasehat hukum bos mafia di italia,juga hari ini adalah hari pemakaman bosnya.
Bos dan juga ayahnya adalah fabio manobal,yang merupakan mafia terbesar di italia meninggal dunia.
Hari ini dia akan mendatangi èmilio yang merupakan rival dari ayahnya.

Setelah mandi dan bersiap Lalicèa nama perempuan itu.
Berjalan keluar dari hotel tempat dia tinggal selama ini.
Diluar sudah ada supir pribadinya yang menunggu.
"Selamat pagi nona"ucap sang supir sembari membukakan pintu mobil untuk Lalicèa.
"Bawa aku ke èmilio"ucap Lalicèa.
"Baik nona"jawab sang supir.
Mobil Lalicèa menuju ladang anggur besar dan juga terdapat sebuah rumah besar didalamnya.
Di sepanjang perjalanan dia melihat sebuah pesawat yang sepertinya sedang menyemprotkan pestisida untuk anggur-anggur tersebut.
Dia melirik melihat melalui kaca mobilnya.
Sesampai di depan gerbang ada dua penjaga bertubuh tegap lengkap dengan senjata memberhentikan mobil mereka.
"Ada perlu apa kemari?"tanya seorang penjaga.
"Buka saja gerbangnya"sembari memberi kode untuk melihat siapa orang yang dibawanya.
Kemudian penjaga membuka pintu gerbangnya karena mengetahui ada Lalicèa di dalam mobil tersebut.

Lalicèa berjalan menghampiri èmilio
Dengan stelan hitam lengkap dengan blazernya.
Dia membuka satu kancing blazernya dan duduk di hadapan èmilio yang sedang sarapan.di belakangnya ada beberapa bodyguard yang mengawasi mereka.
"Kau tetap berbisnis dihari pemakaman bosmu?"èmilio mendelik pada Lalicèa yang mulai duduk dihadapannya.
"Ini tawaran terakhir dari bos fabio"lisa menyodorkan sebuah kertas di hadapan èmilio.
"Tawaran dari orang mati?aku tidak tertarik."ucap èmilio acuh.
"Kau bunuh ketua serikat carlo untuk menguasai kebun dan serikatnya,itu kesalahanmu.carlo seperti saudara kandung bagi fabio"
"Aku tidak akan menerima tawaran apapun"ucapan Lalicèa terpotong oleh èmilio.
"Ini terdengar seperti tawaran"Lalicèa tersenyum kecil.
"Ini pengampunan terakhir dari bosku untuk pria yang sudah membunuh temannya."Lalicèa melanjutkan ucapannya.
"Umm...jadi kau kesini untuk bernegosiasi atau mengancamku?"èmilio menghentikan makannya.
Lalicèa tersenyum kembali,lalu sedikit mendelik.
"Jika kau menandatangani ini,maka tidak akan ada masalah."dia memajukan sedikit badannya menggeram menahan amarahnya dengan sangat menawan.
"Enyahlah kau,kembalilah ke negaramu dasar orang asia angkuh."èmilio menggebrak meja dan menatap tajam ke arah Lalicèa.
"Aku mengambil alih semuanya secara adil,tidak ada hubungannya dengan keluarga manobal,pergi kau dari sini"lanjutnya.

Pesawat yang menyiram pestisida melintas diatas rumah èmilio.

"Kau yakin kau tak akan menyesal?"tanya Lalicèa sembari menyandarkan punggungnya di kursi yang ia duduki.
"Haha,menyesal katamu?ada keluarga luchino yang melindungiku.aku bahkan tidak takut untuk berperang."ucap èmilio dan kembali melanjutkan makannya.
"Penyesalan adalah neraka terjahanam saat masih hidup."
Emilio seakan tidak memperdulikan ucapan Lalicèa.
"Emilio,aku kesini untuk memberimu kesempatan bertobat.bukan berperang."
"Ya,ya,terserah kau saja."emilio masih tidak memperdulikan Lalicèa.
"Arigato...dasar orang asia biadab"emilio mengucapkan kata-kata yang membangkitkan emosi Lalicèa.

Lalicèa berdiri.
Bersiap untuk pergi
"Hei,emilio...kau akan mendapatkan balasan karena menghina orang asia,dasar makhluk tidak berakhlak"lisa mengucapkan itu dalam bahasa korea yang tidak dimengerti emilio.

"Hei,kau baru saja mengataiku?hei,bicara apa kau tadi?"emilio berdiri dan tersulut emosi.
Lalicèa hanya berjalan dan meninggalkan emilio.

"Kenapa mereka menyemprot pestisida hari ini,bukankah sudah disemprot pekan lalu?"emilio menengok ke atas kepalanya dan pesawat melintas menyemprotkan cairan diatasnya.
"Sial,apa ini?"emilio berseru dia mencium cairan yang mengenainya.
"Sialan,ini bukan pestisida!"

Lalicèa berjalan sembari memainkan korek api...
Dan dia melemparkan korek apinya tanpa melihat kebelakang.
Seluruh ladang anggur mulai terlalap api.
Ya,pesawat yang dikira menyemprotkan pestisida ternyata menyemprotkan bensin.
Lalicèa membakar seluruh kawasan itu.
Dia memasuki mobilnya dan mulai berjalan meninggalkan tempat itu menuju pusara terakhir fabio.



Hai...
Cerita baru,jenlisa versi crime and romance is in here.
Hope you guys enjoy.

Pliss vote and comments
Arigataooo♥️

Lalicèa ManobalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang