Y/n PoV
"Hendery... tolong tolong dengarkan penjelasanku...ya ??" Pintaku sambil berlutut dihadapannya.
Tatapan mata Hendery kosong. Dengan datar sorotnya tak berubah, ia hanya menunduk menatap selimutnya.
"Y/n mending kamu keluar!" Usir Mama Hendery.
"Tante, tolong...hiks...tolong denga-"
"Apa ?! Kau mau kami mendengar apa lagi ??!!! Kau terlalu jahat Y/n, tidak kusangka kau begitu tega pada putraku!! KELUAR KAMU!!"
"Tante !! Gak, Hendery tolong dengarkan ak-AKH"
BRUK. Aku tersungkur di depan kamar rawat inap Hendery. Seluruh mata yang ada disana menatapku heran, sedang Mama Hendery langsung membuang tasku dan mengunci pintu.
Aku diam, masih terduduk di lantai. Air mata jatuh turun dengan derasnya.
Penyesalan.
Kecewa pada diri sendiri.
Sedih.
Bingung.
Marah pada diri sendiri.
Itu semua kurasakan. Emosiku bergejolak tak karuan.
"Maaf, nona tidak apa-apa ?" Tanya seorang suster menghampiriku. Aku tidak menjawab dan langsung mengambil tasku untuk pergi.
Kakiku melangkah lebar, awalnya berjalan cepat. Namun akhirnya aku berlari hingga keluar dari rumah sakit.Hujan.
Turun dengan sangat deras. Dengan berlinang air mata, aku berjalan menembus derasnya hujan. Dimana semua orang sibuk berlari untuk berteduh, aku malah bersyukur hujan turun.
Aku bisa menangis sepuasnya. Menangis tanpa ada seorang pun yang tahu. Hanya ada aku, hujan dan semesta.Sepanjang langkah kakiku berjalan, ingatan dulu sekali berputar seperti film dalam pikiranku.
Aku tersenyum kecut."Bodoh sekali..." Isakanku kembali beradu bersama gemuruh hujan.
"Kau benar-benar bodoh mengidekan hal ini!" Aku mulai bermonolog.
"Sudah kubilang ini tidak akan berhasil kan ?!"
"Merelakannya begitu kau pikir ia akan bahagia ?!!"
"Apalagi saat ia tahu kebenaran tak seindah angannya!!"
"Harusnya aku tidak mengiyakanmu! Harusnya aku pulang saja hari itu !!"
"Hiks.." Tangisku semakin pecah. Langkahku berhenti.
"Harusnya juga...saat itu aku tidak keluar untuk membeli pesananmu..."
"Aku sudah menuruti semua keinginanmu! Tapi, kenapa kau membuat hal ini terjadi ? Bukannya ini tidak sesuai maumu ?!"
Aku mengusap gelang manik dipergelangan tangan kananku, "kau bahkan memberikan ini... membuatku seperti terikat kontrak."
"Bodoh...aku memang bodoh sekali karena mengiyakanmu, Hana..."
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE || Nct with sad ending- short story [ TAHAP REVISI]
Historia CortaNCT ot23 imagine with sad ending 💔 || Short Story|| Prepare your hearts Special note Ga semua sad end ya...variatif aja