Senja Yang Berbeda

11 1 0
                                    


Aku yakin semua kita pasti sangat menyukai senja.

Bagaimana tidak?

Senja selalu mempunyai ciri khas keindahan, mulai dari suasana tentram setelah lelahnya bekerja pada siang hari, hingga warna merah yang menjadi khas tersendiri, saat ia mengantarkan mentari menuju tempat peristirahatannya setelah menemani bumi seharian penuh.

Melihat keindahan senja, merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan pikiran yang telah digunakan seharian untuk bekerja. Tentram, indah, dan damai. Seperti tidak ada sedikitpun nuansa keangkuhan pada saat itu.

Tapi, tidak untuk beberapa orang. Mungkin kamu juga salah satunya.

Senja hari itu terasa sangat berbeda. Senja yang seharusnya indah, berubah menjadi senja yang memberikan gundah. Senja yang seharusnya menjadi pengantar mentari berpisah dengan bumi, kala itu ia sepaket menjadi satu waktu yang juga memisahkan dirimu dan orang yang kamu sayangi.

Ada sebuah ketetapan Dia Yang Maha Kuasa yang harus kamu lewati, yaitu kehilangan orang yang sangat disayang, seseorang yang selalu menemani hari-harimu, seseorang yang selalu menjadi pelipur lara saat dirimu tengah gundah saat menghadapi ujian yang berat.

Bukan sebuah kata pergi untuk kembali lagi pada dekapanmu. Pergi untuk selamanya, tugasnya dalam hidupmu pun telah usai, dan sudah saatnya Dia Yang Menitipkan mengambil titipan-Nya darimu.

Aku mengerti, merupakan hal yang sangat menyedihkan saat orang yang dicintai meninggalkan kita untuk selamanya.

Aku juga mengerti bagaimana rasanya saat mendung berpindah ke hati, yang kemudian diwujudkan dalam hujan yang mengalir deras di pipi.

Tapi, sekali lagi, dia telah pergi meninggalkan dirimu. Sekali pun dirimu menangis darah, itu semua tidak akan pernah merubah semua ketetapan-Nya.

Sebuah ketetapan yang sudah jauh tertulis di Lauhil Mahfuz, ratusan bahkan ribuan tahun sebelum kamu diciptakan. Buku itu telah ditutup, tak ada satu pun makhluk yang dirugikan dengan ketetapan-Nya. Dia Maha Adil.

Dan ingatlah, setiap yang bernyawa juga pasti akan dipanggil untuk menemui-Nya. Aku, kamu dan kita semua.

Tentang waktunya kapan?

Aku pun tak mengetahuinya.

Yang jelas, saat waktunya tiba. Kita semua pasti akan menemui-Nya, tidak sedikitpun terlambat atau cepat sekalipun. Semuanya tepat pada waktunya.

Sudahilah sedihmu. Tak perlu menangisi kepergian. Tak perlu juga meratapi kehilangan begitu dalam, hingga membuat dirimu bertekuk lutut pada kesedihan.

Ambillah wudhu, sholatlah, lalu bacalah Al-quran. Kamu pasti akan menemukan sebuah ketenangan hati. Dan bangunlah di sepertiga akhir malam, langitkan doa-doamu, menangislah di hadapan-Nya, mintalah agar disembuhkan dari pedihnya luka perpisahan.

###

Hari itu mendung berpindah ke dalam hati. Yang diwujudkan oleh air mata yang mengalir deras membasahi pipi.


###

Sampai bertemu di part selanjutnya ya. 

Oh iya, buat yang belum follow, jangan lupa follow ya. Karena, insya Allah di tahun ini, aku bakal coba lebih aktif lagi di sini. Assalamu'alaikum.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Setelah Dia TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang