5. Takdir yang unik.

3.7K 738 24
                                    




ㅡ𝐁𝐈𝐌𝐁𝐈𝐍𝐆𝐀𝐍ㅡ




Jenaka membawa nampan bersisi gelas kosong, masuk ke dapur dan meletakannya di bak pencuci piring, ia kemudian kembali ke meja kasir untuk melayani beberapa orang yang memesan ice americano dan cake untuk dibawa pulang. Setelah melakukan transaksi, ia tak lupa berterima kasih serta mengucapkan salam hangat pada pelanggan.

"Terima kasih banyak, silahkan datang lagi lain kali." ucapnya sopan setelah memberikan pesananan.

"Malem ini ada acara apa bro?" tanya Lutfi yang berdiri di sebelah Jenaka sembari menata persediaan gelas.

"Gada acara apa-apa bang, emang kenapa?" tak biasanya Lutfi bertanya soal acaranya. 

"Gue, Hendra, Rayhan, sama anak yang lain rencananya mau makan bareng di resto daging All you can eat, sekalian meningkatkan kerja tim kita. Lo bisa gabung kan?" jelasnya.

"Oh gitu, saya sih ngikut aja bang kalo emang gitu." Jenaka mengangguk setuju. Ia tak mungkin melewatkan acara umpul bersama rekan kerjanya, apalagi tujuannya juga untuk meningkatkan kerja tim.

"Oke ntar malem jam 7 ngumpul ya di Yakinikume, kita makan-makan asoy." Lutfi menepuk-nepuk bahu Jenaka sebelum akhirnya pergi.

Ia kembali berkutat pada mesin kasir sembari mengecek data pembayaran, kemudian fokusnya teralihkan pada Chandra yang baru saja datang dipapah salah satu pria. Ia kemudia memberi kode menunjuk ke lantai atas pada Jenaka, lalu di balas anggukan. Baru tak terlihat beberapa hari, ternyata Chandra malah kecelakaan. Jenaka jadi penasaran siapa pria yang bersama dengan Chandra.

Tangannya dengan cekatan memasukan pulpen dan note pada kantung celemeknya, kemudian membawa buku menu ke lantai 2 untuk mencatat pesanan Chandra. Saat sampai di sana, Jenaka hanya melihat Chandra yang duduk sendiri di meja dekat jendela sambil memainkan ponselnya. Kaki pria itu terlihat dibalut gif sepertinya luka parah.

"Keman cowo tadi?" tanya Jenaka penasaran.

"Toilet, btw cakep kan?" matanya berbinar antusias.

"Sekilas doang gue liatnya mana jelas. Lagian kaki lo kenapa sih? Baru ga liat beberapa hari udah begini." Jenaka kembali memperhatikan kaki Chandra yang sedang cedera.

"Pokoknya ntar gue ceritain dah semuanya, sekarang lo doain aja semoga lancar ya ini gue berasa lagi kencan pertama." ia menahan senyuman kontras dengan keadaannya sekarang yang seperti ini.

"Freak lo, jadi mau pesen apa?" Jenaka akhirnya mulai mencatat pesanan Chandra.

Pintu dapur terbuka dan menampilkan Jenaka dengan note di tangannya, ia menggantungkan note pada waiting list lalu kembali ke dapan, berjaga jika nantinya ada pelanggan. Benar saja pikirannya, kali ini seorang wanita yang sepertinya seusia dengan Mamanya datang.

"Selamat datang." sapanya pada seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk ke caffe.

"Saya mau cari cake, ada?" tanya wanita itu ramah.

"Ada Bu, silahkan dipilih. Kami menjual dengan sistem satuan dan juga utuh." ucap Jenaka sembari mengarahkan pelanggan pada etalase kaca tempat memajang berbagai jenis cake.

Sun&Moon memang cafe yang unik, mereka menyediakan hampir semua jenis makanan dari mulai makanan berat, camilan sampai dessert yang enak.

"Kalau yang rasa tiramishu yang mana ya?" wanita tadi terlihat kebingungan.

BIMBINGAN | EDISI REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang