Chapter 11 : Parkour

34 6 5
                                    

"Ini sudah lebih dari cukup. Ayo kita susul mereka dan memulai serangan." ucap Karot.
.
.
.
.
.
Pasti mereka mengejarku, batin Musro.

Yenko langsung melompat ke atas pohon besar, sedangkan Genta berlari mengejar dari arah bawah.

"Sejak kapan Musro bisa lari secepat ini?" tanya Genta ke Yenko yang berada di atas.

"Sejak tadi siang sih, bahkan dia banyak belajar tentang magic dan juga gerakan-gerakan aneh." jawab Yenko sambil berlari dan melompat dari ranting ke ranting pohon besar.

"Heh?! kenapa Musro bisa bertambah cepat larinya?" tiba-tiba saja Yenko melihat Musro seperti adegan parkour.

Parkour sendiri dilakukan untuk berlari dengan melewati rintangan dan juga lompatan yang sulit dilakukan.

Tanpa Genta sadari, Yenko menambah kecepatan berlari dan melompatnya, Bagaikan adegan film Tarzan. Yenko berseluncur dan melompat diranting-ranting pohon, karena Yenko sendiri jago dalam hal menempel disudut kasar berkat kulit tubuhnya.

"Oi,oi,oi aku ditinggal nih." ucap Genta yang mulai serius mengejar Musro.

Sudah ketebak, mereka mengejarku. Batin Musro.

Genta kini serius, meski tubuh besarnya yang mempersulit langkahnya, namun bagi Genta sendiri adalah keuntungan menjadinya seperti kuat.

"Magic rocket jump!" Genta menyatukan kedua kakinya dan melompat setinggi-tingginya hingga melewati pohon-pohon besar dan ketinggiannya bisa mencapai tinggi manusia normal.

Kini tepat di depan Musro, ada mata merah besar menyala. Namum Musro tidak gentar dengan makhluk besar dimalam hari. Justru Musro mendekati makhluk tersebut.

Ular raksasa tepat didepan Musro? Apa yang dia lakukan? Kenapa tidak menghentikan langkahnya? batin Yenko bertanya-tanya.

Saat Yenko melirik tepat didepannya, justru dia melihat sekumpulan kadal nokturnal. Kadal yang bisa terbang dan melompat. Tergolong kadal pemakan serangga.

Saat ular depan Musro hendak memakannya, Musro justru melompat terbalik dan memutarkan tubuhnya atau bisa disebut front flip terbalik memutar.

Musro kini berlari diatas tubuh ular. Ular tersebut membalikkan kepalanya dan mengejar Musro. Meski Musro  masih dalam jangkauan ular, tetapi ular tersebut kesulitan menangkapnya.

"Woi! cacing gembul! lebih baik tidur sana. Nanti dimakan sama burung setan loh." ucap Musro sambil tersenyum.

Saat mulut ular itu sudah mulai mendekat. " Setan kepala kerucut!" ucap ular tersebut yang sudah hampir sekali memakan Musro.

Duarr!!
Genta jatuh tepat diatas kepala ular tersebut. Turun dari atas dengan sangat kencang hingga ular tersebut mengeluarkan banyak darah.

Sial! Genta berhasil mengejar, batin Musro.

Namun Musro membelokkan langkahnya ke daerah air.

"Dasar bocah merepotkan." ucap Genta kesal.

Yenko terus dikejar tiga kadal tersebut hingga kesulitan untuk melihat Musro dan Genta.

"Sudah cukup main-mainnya kadal buncit." kata Yenko.

"Halusinasi mode." ucap Yenko.
"Magic shadow!"  Keluar banyak bayangan Yenko disekitar tubuh aslinya.

Kemudian semua bayangannya berpencar. Tubuh aslinya membelokkan arah menuju pohon dekat perairan.

Musro menyebrang sungai kecil tersebut dengan berlari diatas air. Sedangkan Genta melakukan magic rocket jump sekali lagi untuk melewati sungai kecil tersebut.

Oi,oi,oi lompatan itu tak akan sampai untuk menyebrang. batin Yenko melihat Genta yang sedang melakukan magic rocket jump.

Saat Musro berhasil melewati sungai kecil. Genta baru tersadar, bahwa lompatannya tidaklah sampai untuk menyebrang.

"Genta!" teriak Yenko.
"Magic shadow!" Yenko mengeluarkan bayangan kembali dan saling meraih satu sama lain supaya sampai ke tubuh Genta. Namun tubuh Genta lebih cepat sampai ke bawah.

Blumm!!
suara Genta yang masuk kedalam sungai kecil terdengar nyaring. Yenko pun menghentikan langkahnya mengejar Musro. Tiba-tiba sesuatu keluar dari dalam air dengan kecepatan tinggi membuat Yenko kaget.

"Genta.." ucap Yenko melihat Genta terbang kembali dengan lompatannya.

Musro kini hampir sampai di pintu gerbang istana Tomcat. Yenko kembali mengejar Musro, dan ke-tiga temannya yang akan menyusul sudah mulai berlari.

"Aku akan bertarung dengan serius sebelum mati!" tekad Musro di lubuk hati terdalamnya.

The Mold of The Mushroom [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang