"Ayolah Bella tolong aku" rengek seorang gadis pada gadis lainnya. Dia menggelantung di lengan dengan wajah memelas"Kenapa harus aku?" Tanya Arabella lelah. Semua orang dikantor ini yang ingin mengantar laporan kepada bos mereka harus melewati dirinya--bukan, bukan harus seizin Arabella tapi untuk meminta tolong kepadanya agar memberikan laporan itu
"Semua orang tau kau pawangnya Bel" jawab Lina dengan tampang melasnya
"Kau pikir dia harimau?"
"Kita tahu dia lebih dari itu"
Mereka berdua mengikik geli pasalnya Adam--bos mereka adalah orang yang memiliki temperamental yang sangat buruk sifat perfeksionis dalam dirinya merajalela tidak boleh ada salah atau kotor sedikit pun dalam pandangan matanya yang setajam elang
Dan dia tidak segan-segan menghukum dengan berat orang yang berani menentangnya siapapun itu bahkan dua hari yang lalu dia memecat seorang office girl yang sedang menatapnya penuh damba. Saat itu juga gadis itu diberhentikan, dia paling tidak suka kepada perempuan yang terlalu mendamba kepadanya kecuali di tempat tidur
"Ya ya ya kau kan teman baikku" Lina mengerjapkan matanya beberapa kali
"Dalam keadaan seperti ini kau mengaku temanku, saat aku susah kau dimana?" Jawabnya mendengus
"Aku selalu ada Bella, kau yang tak memerlukan aku"
"Kau benar, aku tidak suka merepotkan orang" Arabella mengangguk lalu mengulurkan tangannya "sini laporanmu"
Mata Lina berbinar dengan perasaan senang dia mengecup pipi temannya gemas "kau yang terbaik Bel" ucapnya melenggang pergi
"Astaga apakah hidupku hanya tercipta untuk dibentak dan dikasari orang?" Gumamnya
Dia berjalan menuju pintu kayu berwarna coklat gelap, didalam ruangan itu terdapat seseorang makhluk yang berupa induk dari Induk dari induk seekor singa yang pemarah dan ganas. Sebentar Arabella menghela nafasnya pelan
Tok tok tok
Tak ada jawaban suara seorang yang bernafas pun tak ada
Tok tok
"Masuk" suara bariton itu bergema didalam telinganya, bulu kuduknya meremang seketika sudah berjalan 5 bulan dia bekerja menjadi sekretaris seorang Adam Martinez.
Jemari lentiknya membuka pintu itu dengan pelan. Senyum indah menghiasi wajah cantiknya
"Saya membawa laporan anda tuan" ujarnya dengan suara yang lembut
Adam masih berkutik dengan laptop yang ada dihadapannya, dahinya yang berkerut ditambah beberapa bulir keringat menghiasi dahinya yang seksi "Laporan apa? Aku tidak pernah menyuruhmu membuat laporan apapun!"
"Laporan keuangan tuan"
"Kenapa kau yang membawa laporan sialan itu, kemana para staff keuangan yang tak berguna dikantor ini" tanyanya geram
Masih dengan senyum manis yang melekat dibibir cantiknya "Ini tugasku juga karna aku sekretarismu tuan"
Adam mendongak mata elangnya seolah menusuk kedalam bola mata siapapun yang berani menatap mata itu "Kembalikan dan biarkan mereka yang mengantar laporan itu padaku"
"Sudah terlanjur tuan" jawab Arabella tenang
"Entah untuk keberapa ribu kalinya aku mendengar jawaban itu darimu" Adam mendesis
Dan berapa ribu kalinya pula kau bertanya padaku tuan gumam Arabella dalam hati
Arabella tersenyum ceria "Aku hanya menjalankan tugas"
Sejenak Adam terdiam, dia berdiri dan bersender pada meja untuk berhadapan langsung pada sekretaris cantiknya ini. Mata Adam memandangi dari atas kebawah lalu melakukan hal yang sama berulang kali "Kau melakukan tugas, hm?"
Arabella mengerjapkan matanya, bulu mata lebat yang membalut matanya membuat itu semakin cantik dan seksi "Ya benar"
Adam menyilangkan tangan di dada "Sebaiknya kau melakukan tugas dengan benar" desisnya
"Selalu"
"Kemarilah Arabella, aku ingin melihat laporan itu"
Dengan jantung yang agak berdebar Arabella menyodorkan laporan dengan masih tersenyum tenang
"Kau pikir aku mempunyai tangan yang sangat panjang sampai bisa menjangkau itu" Adam memutar matanya kesal
Arabella maju dua langkah semakin dekat, nafasnya tercekat dia memang setiap hari bertemu dengan Adam tapi dalam keadaan terlalu dekat membuat kondisi jantungnya tidak stabil, bukan karena dia jatuh hati kepada pria ini, mana mungkin seorang Arabella yang memiliki hati sebersih porselen itu jatuh hati kepada pria ganas dihadapannya ini
Adam memiliki postur tinggi besar dengan kulit sawo matang khas Spanyol yang menggiurkan apalagi ditambah dengan cerita para jalang yang pernah tidur dengannya bagaimana dia sangat hot dan ganas diatas ranjang tapi itu tidak berpengaruh terhadap Arabella apa pedulinya?
Bukannya mengambil laporan yang dibawa Arabella, dia malah menarik tangan Arabella membuat semua kertasnya bertebaran dilantai dan menyentak tubuh aduhai itu ke dada bidangnya
"Tuan--" Arabella menggeliat gelisah
"Ah Arabella kepalaku sangat sakit bagaimana kalo kita ke hotel untuk mengobatinya?" Adam berbisik sensual
Alis Arabella berkerut "Kalo anda sakit kepala minum obat untuk apa jauh-jauh ke hotel"
"Kau adalah obatnya Arabella, berada didalammu adalah obat yang paling ampuh"
"Astaga maksud anda apa!"
"Oh ayolah aku tidak sabar merobek baju ketat sialanmu itu"
Arabella melirik ke arah kemeja putihnya, ya memang baju yang dia pakai saat ini memang sedikit tipis dan sangat ketat membentuk payudara bulatnya "Aku membelinya bukan untuk kau robek, sekarang lepaskan aku tuan" dia semakin menggeliatkan tubuhnya untuk lepas dari lengan yang sangat erat membelit pinggangnya
"Kau tau apa yang payudaramu katakan? Dia bilang oh ayolah Adam ayo lepaskan aku aku sudah tidak tahan" racau Adam
Arabella merasakan pipinya memanas dia juga tidak memakai perona pipi tapi kenapa pipinya berwarna pink? Tapi ada sesuatu yang membesar diantara tubuh mereka, tapi karena dia memang polos dia berfikir kalo itu adalah Ponsel atau pemantik milik Adam "Astaga tuan, aku tidak tau kalo tubuhku bisa bicara selain mulutku"
Adam tersenyum miring "Kau tau kalau kau mempunyai dua mulut?"
Arabella melongok dua mulut katany? Dimana dia bisa menemukan mulut keduanya dimana mulut itu bersembunyi kenapa Arabella tak pernah tau "Apa maksud--"
Ucapannya terputus saat Adam melepaskan tubuhnya dengan wajah datar "Pergilah sekarang sebelum aku memperkosamu disini"
Dengan kaki jenjangnya dia berjalan cepat menuju pintu keluar
Dengan wajah yang menahan amarah sekaligus gairah Adam merampas ponselnya diatas meja dan men- dial nomor seseorang
"Liam cepat kau telpon Anita untukku!" Sentaknya lalu mematikan telepon dengan kasar. Bagaimana dia bisa kembali fokus bekerja kalau adik kecilnya belum tidur.
Ketchup manjahhhh😘
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Crazy CEO
Roman d'amour21+ Cerita ini mengandung adegan dewasa dan kata" kasar bagi kalian yang masih dibawah umur silakan menjauh dan kalo masih ingin mendekat tolong didampingi . Masih banyak kata yang berantakan. Akan revisi setelah end