Part 11

2.1K 201 9
                                    

Kalian tau kan bagaimana rasanya ketika ada sesuatu yang sedang bersarang di kepala dan terpaksa harus kita pikirkan, tapi fisik menolaknya.

Ya, itu yang Alisa rasakan.

Suara sesorang yang ia ketahui sebagai kakak Yeonjun tadi sangat mengganggu sekali dikepala Alisa. Dia terus-terus saja mengingat suara tersebut, sedang fisiknya sama sekali tidak ingin mengambil pusing soal itu.

Sial!

Dengan langkah gontai, Alisa memasuki rumah besar sang mertua yang lebih terlihat seperti istana. Pintu utama pun terbuka sendiri saat dua dayang di samping kiri dan kanan pintu melihat menantu kesayangan tuan dan nyonya mereka sedang berjalan mendekat.

Harum segar dari lemon bercampur rose yang tercium manis sangat memanjakan hidung Alisa sesaat memasuki rumah. Keadaan yang tenang namun terlihat berbeda itu sedikit menarik perhatian, terlebih ketika kurang lebih lima belas pelayan sudah berdiri rapi sedang menatapnya. Alisa mendekati asisten Jung, yang saat ini berdiri paling depan. Sedang disampingnya ada Han. Si tangan kanan sekaligus asisten dan pengawal setia Jimin.

Alisa meluruhkan tas nya perlahan dan memberikan kepada asisten Jung dengan tangan yang sudah siap menerima. "Ada apa? Kenapa seperti sedang menyambut seseorang yang sangat penting?" Alisa sedikit berbisik didepan wajah asisten Jung.

Sedangkan Asisten Jung malah tersenyum. "Nona ingin berganti pakaian dulu atau langsung ke ruang keluarga?"

"Ruang keluarga?" ulang Alisa memastikan.

Gadis itu menoleh kearah Han yang sedang berdiri tegap layaknya patung bersama empat bodyguard di belakang sana. "Dimana dia?" tanya Alisa sambil menyentuh lengan Han dan membuat pria itu menoleh.

Han membungkuk sebentar memberi salam hormat. "Seluruh keluarga sudah berada di ruang keluarga, Nona." jawab Han jelas.

Alisa langsung memegangi dada, merasakan detak jantungnya menjadi kencang serta merta dengan jemari yang basah dan gemetar. "Hei! Ada apa? Kenapa aku jadi takut? Tidak ada hal aneh yang akan terjadi, kan?" Alisa memegang pergelangan tangan asisten Jung dan menatapnya bergantian dengan Han.

Asisten Jung tersenyum. Lagi dan lagi wanita itu memberikan ekspresi tenang. Berbanding terbalik dengan Alisa yang saat ini mendadak gelisah. "Mereka sedang menunggu anda, Nona." ungkap Asisten Jung lembut. Wanita itu meringkuh bahu Alisa dan membawanya berjalan perlahan.

"Tenanglah, tuan dan nyonya hanya sedang menyambut seseorang yang baru saja kembali."

Alisa spontan menatap Asisten Jung. Dia melepaskan tangannya. "Siapa? ada tamu besar? orang penting? raja? ratu? artis atau presiden?"

Mendengar pertanyaan yang beruntun Alisa peruntukkan pada asisten Jung, tak khayal membuat beberapa pelayan yang masih bisa mendengar malah tertawa. Tapi Han dengan cepat mendaham. Alhasil kondisi pun kembali tenang. Sangat sunyi. Bahkan mereka bernafas saja mungkin terdengar karna sangking tenangnya.

Asisten Jung tidak menjawab lagi. Senyum di lekukan dua garis bibir itu tetap menggantung saat tangannya dengan pasti kembali membawa tubuh Alisa berjalan bersamaan mendekat kearah ruang keluarga yang dimaksud.

Alisa sudah berada di depan pintu besar berwarna coklat mengkilat. Tampak kokoh dan aura nya mistis sekali karna terlalu tenang. Alisa membalikkan badan, menatap seluruh pelayan yang masih setia berdiri rapi dan juga Han bersama bodyguardnya. Jujur, ini pertama kali Alisa mendapati situasi semenegangkan ini.

DESTINY IN MY LIFE  ||  [PJM]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang