Kekhawatiran adalah salah satu bentuk perhatian yang tak terlihat
Hari ini pelajaran terakhir tengah berlangsung. Pelajaran sejarah, bisa kalian bayangkan bagaimana keadaan kelas saat ini. Ya sangat sunyi, seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Kebanyakan dari mereka menelungkupkan kepalanya di atas meja. Terlihat ada beberapa anak yang menguap bahkan ada yang sudah memasuki alam mimpi tanpa memperhatikan Pak Yono, guru sejarah yang sedang menjelaskan tentang penjajahan pemerintah Belanda. Memang di SMA Pelita Harapan meskipun dari jurusan IPA tetapi masih mendapatkan pelajaran sejarah.Aletha memegangi perutnya yang terasa sangat perih. Ia meringis kecil, keringat sudah bercucuran di keningnya. Sepertinya Maag gadis itu kambuh lagi, mengingat tadi pagi ia belum sempat sarapan ditambah lagi dengan istirahat tadi dirinya tidak jadi makan di kantin karena melihat Arka duduk satu meja dengan Sandra.
Tring Tring
Seluruh pelajaran hari ini telah selesai, sampai jumpa besok pagi dengan semangat belajar baru.
Sorakan terdengar di kelas XI IPA 1 saat mendengar bunyi bel, murid yang tadi tertidur pun langsung bangun dengan semangat. Mereka sibuk mengemasi barang barang mereka tidak memperdulikan Pak Yono yang belum mengakhiri pelajaran.
Anisa menoleh saat mendapati suara ringisan kecil dari samping. Dilihatnya keadaan Aletha yang sangat pucat dan keringat yang bercucuran di dahinya di tambah tangannya yang sibuk meremas perut.
" Ta, lo kenapa? " Seru Anisa panik, menyaksikan wajah sahabatnya yang sangat pucat ditambah dengan ringisan kecil yang terus keluar dari bibir mungilnya.
" P-erut a-ku ss-akit Anisa," serunya terbata.
" Maag lo, kambuh lagi ya," seru Anisa khawatir, " Lo bawa obatnya gak?"
Aletha hanya menggeleng lemah, sambil terus meremas perut berharap dapat mengurangi rasa perih.
Anisa mengambil tisu yang ada di tas, kemudian mengelap keringat Aletha yang bercucuran di dahinya" Kita ke UKS ya, masih kuat buat jalan kan?"
Lagi lagi, Aletha hanya menggeleng pelan. Di buat berdiri saja rasanya Aletha tidak sanggup apalagi harus di suruh jalan ke UKS. Kelas terlihat sudah sepi, teman-temannya sudah berhamburan keluar kelas tepat setelah pak Yono mengakhiri kelas dan salam. Hanya mereka berdua dan beberapa temannya yang piket yang berada di kelas, itu pun semuanya perempuan. Tidak mungkin kan mereka di suruh untuk mengangkat Aletha.
" Yaudah tahan sebentar ya Ta, gue panggil kak Arka dulu."
Setelah itu Anisa bergegas keluar kelas. Berlari untuk menuju kelas Arka yang letaknya di lantai 3. Di SMA Pelita Harapan terdapat 3 gedung yaitu gedung untuk jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Setiap gedung terdiri dari 3 lantai yang mana lantai pertama untuk kelas 10, lantai kedua kelas 11 dan lantai teratas adalah kelas 12.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletha [ON GOING]
Teen FictionHappy 18k Viewers 🎉 ================= Arka si cowok dingin harus bertemu dengan Aletha cewek cantik namun ceroboh. Aletha selalu saja berusaha untuk meruntuhkan tembok pertahanan Arka, berbagai cara telah di lakukan untuk meluluhkan hati Arka Akan...