Sudah bertahun-tahun laki-laki itu disini. Jauh dari keluarga, teman, dan juga gadis yang dicintai.
Dicintai? Iya, Kenzo masih mencintai gadis itu. Gadis yang karena kebodohannya, selalu saja menangis mengeluarkan air mata yang paling laki-laki itu benci.
Tapi apa berhak ia masih menyimpan perasaan itu, disaat gadis itu akhirnya sudah bersama seseorang yang jauh lebih baik? Iya, Afryan lebih baik untuk Rinai. Setidaknya itu yang Kenzo pikirkan.
....
" Kenzo are you okey? (kenzo, kau baik-baik saja?)" Mendengar pertanyaan itu, Kenzo yang sedang melamun di meja kerjanya segera menoleh.
" i'm fine, just a little tired. (aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah)." Jawab Kenzo kembali mengerjakan pekerjaannya.
" it's a break time, you want go? (ini waktu istirahat, kau mau pergi?)" Tanya laki-laki bule itu,
" yah, i'm wanna go to starbuck. You want come? (ya, aku mau pergi ke starbuck. Kau mau ikut?)" Ajak Kenzo.
" no, thanks. My wife is waitting for me. (tidak, terima kasih. Istriku sedang menungguku.)" Tolak bule itu, mendengar hal itu Kenzo hanya tersenyum tipis.
Istri, andai saja Kenzo bisa seberuntung sekertarisnya itu.
....
Laki-laki itu tengah menunggu pesanannya di depan meja kasir, mengabaikan berbagai tatapan memuja para gadis yang ada di tempat itu.
Masih sibuk dengan ponselnya, Kenzo tersenyum menatap benda pipih itu. Foto gadis yang tengah tersenyum diantara para sahabatnya itu yang membuat laki-laki itu tersenyum.
Foto yang diambil saat hari wisuda kakak kelasnya itu masih Kenzo simpan, setidaknya dengan melihat itu rasa rindunya sedikit terobati.
Senyum itu masih terlihat jelas sampai sebuah tepukan dibahunya, menyadarkannya.
" sudah gue duga itu lo."
....
" lo kok bisa ada disini?" Tanya Kenzo,
" gue kerja disini, baru sih. Baru dua tahun. Lo sendiri?" Tanya Afryan.
" gue udah lama disini, dari lulus sekolah." Jawab Kenzo, mendengar itu Afryan menghelah nafas.
" lo belum baikan sama keluarga lo?" Pertanyaan itu dijawab gelengan oleh Kenzo,
" udah bertahun-tahun lo ken, lo emang mau barumah tangga tanpa restu orang tua?" Lanjut Afryan.
" gue belum mau mikir ke sana yan."
" kenapa? Bukannya umur lo udah mateng? Karena dia ya?" Tebak Afryan,
" eh lo sendiri gimana? Masih langgeng kan? Udah sampai mana? Pasti udah nikah ya? Maaf gue engga bisa dateng ke nikahan kalian." Ucap Kenzo.
Mendengar itu Afryan hanya terkekeh, adik kelasnya ini mencoba mengalihkan pembicaraan.
" siapa?" Tanya Afryan,
" ya lo lah." Jawab Kenzo.
" iya sama siapa maksud lo?"
Dengan berat Kenzo akhirnya berkata,
" Rinai." Afryan tersenyum.
" lo masih sama Rinai kan?"
" gue engga sama Rinai." Jawab Afryan, mendengar itu tentu saja Kenzo terkejut.
" lo putus?"
"putus?" Afryan justru terkekeh, " gimana bisa putus kalo memulai aja belum." Sambungnya.
" jadi?"
Afryan menghela nafas pelan,
" gue engga jadian sama Rinai ken, hari itu dia nolak gue. Dia bilang dia engga bisa maksa sesuatu yang bukan milik dia. Dan gue juga ngerasa saat itu, hati gue mulai ragu sama keputusan gue sendiri. Rasa gue ke Rinai itu hanya rasa kagum semata ternyata."
Kenzo tertegun mendengar cerita itu,
" dia cinta sama lo ken, kalo itu yang mau lo tahu."
Dengan lemas Kenzo menceritakan semua kejadian antara Rinai dan dirinya waktu itu, Afryan hanya bisa menepuk pundak laki-laki itu menguatkan.
" lo nyesel kan sekarang karena terburu-buru mengambil keputusan. Saran gue perbaiki semua itu sebelum terlambat, gue rasa masih ada waktu dan masih ada kesempatan buat lo." Mendengar itu Kenzo membenarkan dalam hati, dan ia pun membulatkan tekadnya.
....
" are you sure? (apa kau yakin?)" Tanya pria tua itu,
" yes sir, keputusan saya sudah bulat." Kata Kenzo yakin.
" tapi ini keputusan besar Kenzo, kamu tahu kan kamu sudah berusaha keras untuk bisa di posisi ini." Jelas pria itu,
" saya mau kembali ke rumah saya pak, saya mau memperbaiki semua masalah yang terjadi pada masa lalu saya. Dan saya mau berjuang untuk cinta saya." Jelas Kenzo.
Mendengar itu pria tua selaku big boss Kenzo hanya bisa menghela nafas,
" baiklah jika itu keputusan kamu, saya tidak bisa memaksa. Tapi kamu sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri ken, jika kamu langsung resign seperti ini akan sulit mendapatkan pekerjaan baru dalam waktu yang singkat. Jadi, kamu akan saya pindahkan ke cabang Indonesia. Jika kamu sudah menemukan pekerjaan baru disana, kamu boleh resign." Jelas big boss,
Mendengar itu Kenzo tersenyum haru,
" terima kasih pak."
....
" yan gue mau pulang ke Indo, lo engga ikut?" Tanya Kenzo melalui panggilan telepon itu,
" sorry ken, gue ditugasin ke Korea sama perusahaan. Kayaknya bakal stay disana cukup lama."
" oh oke, doain gue bisa memperbaiki semuanya bro. Doain gue bisa sama Rinai kali ini."
" semangat ken, semoga harapan lo terwujud."
Setelah panggilan itu terputus, dengan tekad yang bulat Kenzo kembali ke negara asalnya.
I'm Homenay, kali ini biar aku yang berjuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OURSide 💞
Teen Fictionberisi kumpulan sisi kehidupan dan keseharian dari tokoh-tokoh kesayangan Sulit Untuk Dimengerti 💜