Memelukmu seperti menginginkan sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin.
_Substitusi_
Christof mendorong kursi roda seorang gadis yang duduk lemah. Christof sangat bahagia semenjak ia melihat tubuh Jesi sudah sadar. Setelah keluarga gadis itu selesai menemui Jesi. Sore harinya Christof mengajak Jesi naik ke atas balkon rumah sakit untuk menatap senja.
Christof memegang tangan Jesi sesekali mengecup keningnya dan menatap gadis itu nanar. Hatinya sesak melihat banyak bekas jahitan di sekujur tubuh Jesi. Pantas saja wajah gadis itu terlihat sangat pucat. Ternyata tusukan itu membuat ia harus kehilangan banyak darah.
Dulu perut ini selalu hambar dan kosong, tubuhnya yang lemah karena sering kelaparan, peristiwa waktu itu membuat Jesi makin tersiksa. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh, Christof menangis melihat Jesi yang seperti mayat hidup. Dia ingin Jesi kembali seperti sedia kala namun terkesan mustahil.
"Jesi," bisik Christof. Panggilan pertama dari Christof sukses membuat tatapan Jesi perlahan enak dipandang.
"Kamu bisa ingat aku?" tanya Christof saat melihat tatapan Jesi yang sangat datar.
Jesi tak luput dari pandangannya ke wajah Christof. Dia merasa bahwa suara itu hanyalah hayalan belaka.
"Apa kamu nyata? Apa ini benar-benar ucapanmu, Christof?" batin Jesi.
Matanya kembali mengeluarkan cairan bening membuat Christof khawatir, dia menyentuh lengan dan memanggil Jesi kembali.
"Hai peri senja," mata Jesi kembali dibanjiri air mata dan menoleh perih ke arah Christof.
"Christof? Kamu beneren di sini atau ini hanya halusinasi aku?" Jesi nyaris berbisik lalu menyentuh pipi Christof. Semangat hidupnya seakan berkurang, wajahnya pun sangat loyo.
"Apa maksud kamu?"
"Aku kira ini mimpi. Mengharapkan kedatanganmu sama saja aku berhalusinasi. Apalagi jika aku ingin memelukmu, sama saja seperti aku menginginkan sesuatu yang nggak mungkin bisa didapatkan," ucap Jesi dengan suara yang sudah lemah.
"Ini bukan mimpi, ini nyata peri senja, aku disini untuk kamu," ucap Christof dengan suara serak.
Jesi tersenyum membuat Christof tersenyum paksa dengan mata berkaca-kaca. "Aku minta maaf. Aku benar-benar gak berguna kan? Aku bahkan gak bisa melindungi gadis yang aku cintai," lirih Christof dengan suara bergetar.
Jesi menggeleng. "Ini bukan salah kamu, Christof. Semua yang terjadi sama aku udah menjadi takdir Tuhan."
"Aku meninggalkan kamu dengan sengaja, harusnya aku ada disamping kamu disaat kamu sedang dalam bahaya, aku cowok brengsek, aku malah ninggalin kamu disaat kamu membutuhkan aku," kata Christof menangis tak tahan melihat kondisi Jesi yang sekarang. Ingin sekali rasanya dia menggantikan posisi Jesi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)
Romansa[Fanfiction/Romance] [Follow akun author, karena seorang penulis bijak akan tahu bagaimana caranya menghargai sebuah karya!] Senja akan selalu siap siaga, ketika harus menggantikan Fajar. "AKU BUKAN PEMBUNUH YANG KALIAN MAKSUD!" teriak gadis remaja...