Banyak sekali yang gue lalui saat mengandung si kembar, pengalaman baru yang gue dapatkan karena baru pertama kalinya hamil anak kembar. Rasanya beda saat gue hamil Leon dulu, perubahan sikap gue yang kalo menurut Yunis terlalu berubah karena gue jadi super manja.Leon yang jadi sangat dekat sama gue, bahkan dia sekarang pengen tidur bareng Mama terus dari pada sama Papa. Yunis mencoba mengurangi pekerjaan yang membuatnya harus keluar kota sebisa mungkin, apalagi gue sekarang udah menginjak bulan ke sembilan kehamilan.
Tinggal menunggu hari, si kembar lahir ke dunia.
"Mama"
Gue menoleh saat mendengar suara Leon, gue tersenyum terharu saat melihat dia berjalan dari arah dapur dengan mangkuk di tangan kecilnya. "Apa sayang ?" Tanya gue.
Leon menghampiri dan menyodorkan mangkuk tersebut, ternyata isinya smootie. "Papa sama Leon bikin ini buat Mama" ujarnya sambil nyengir membuat matanya hampir hilang.
Seperti biasa, dalam hal begini aja gue pengen nangis. "Oh iya ? Waahh, makasih sayaaang" gue menerima mangkuk itu, menyimpan di atas meja dan memilih memeluk anak gue serta di cium kepalanya.
"Aku yang hias loh" ujarnya lagi dalam pelukan gue, tangan kecilnya menepuk-nepuk punggung gue dengan lucu.
"Iyaaa, makasih yaa" ucap gue melepaskan pelukannya, Leon mengangguk lucu.
"Papa nya gak dicium juga ?" Suara Yunis membuat gue menoleh, dengan pakaian santainya dia bergabung dengan kita berdua. Ada segelas kopi buatannya di tangannya.
"Gak boleh ! Mama cuma boleh cium Leon aja" ujar Leon sambil memeluk leher gue dengan kaki berjinjit.
"Kok gitu ? Kan Papa juga bantu bikin smootie buat Mama" jawab Yunis membela.
Leon masih berusaha menghalangi gue saat Yunis maju untuk mencuri cium, "iihh Papaaa, gak boleh. Papa belum mandi, bauu"
"Lah, yang mandi bareng Leon tadi siapa emang ? Kan Papa, berarti udah wangi bahkan Papa pake parfum kamu"
Leon diam sebentar, dia melepaskan pelukannya hanya untuk memanjat naik ke sofa lalu memeluk gue lagi.
"Mama punya Leon !" Ujarnya sambil menatap Papanya tajam. Gue tertawa melihatnya, anak dan suami sama-sama menggemaskan.
"Enak aja, Mama tuh punya Papa. Kalo gak ada kegiatan Mama sama Papa, kamu gak bakal lahir"
"Yunis!"
"Ya kan bener, yang" bela Yunis dengan santai, ini Papanya malah bahas begituan. Jadi Leon ngeliatin gue kan meminta penjelasan.
"Maksud Papa apa, Ma ?" Tanya Leon dengan wajah polosnya. Gue menatap tajam Yunis, sedangkan dia nyengir.
"Emmm, itu... aw!" Gue memegangi perut gue yang tiba-tiba ngilu, Leon langsung melepaskan pelukannya dan menatap gue panik.
"Mama kenapa ?!" Tanya Leon panik, wajahnya keliatan bingung banget.
"Itu Mama lagi akting, nak. Biar gak bisa jawab pertanyaan kamu" jawab Yunis santai sambil meneguk kopinya.
"Ak..ting dari man...a, Yun, beneran sakit...aw!" Jawab gue dengan napas yang mulai tersendat-sendat, tangan gue memegang perut yang terasa mules.
"Jangan bercanda, yang" ujar Yunis, dia kini mendekat ke arah gue.
Dengan marah gue menepuk bahunya, "mana ada! Ini tuh liat" gue menunjuk ke arah lantai, dan ya ternyata ketuban gue udah pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM : My Husband || Cho Seungyoun
FanfictionHIM Season 2 His a good husband. And daddy