04 : Pergi

516 115 84
                                    

Sekarang usia kandunganku sudah memasuki usia empat bulan, aku pun mulai merasa cepat kelelahan jika melakukan kegiatan semacam membersihkan rumah meskipun hanya baru sebentar. Terkadang jika sudah merasa lelah, aku memilih untuk segera mengurung diri di kamar dan menangisㅡmenangisi perihal Haikal yang hingga sekarang pun masih belum juga memberiku kepastian.

Aku bingung dengan laki-laki itu. Padahal dulu saat sebelum kami melakukannya, dia mengatakan bahwa dengan cara kami melakukan itu, kedua orangtua Haikal akan berhenti mendorong Haikal untuk terus belajar. Tapi kenapa hingga sekarang Haikal masih terus belajar? Bahkan kurasa kegiatan belajarnya sekarang lebih giat lagi dibandingkan saat masih sekolah.

Dua hari yang lalu Bunda dan Ayah sudah menanyaiku perihal; kapan aku akan melakukan pendaftaran SBMPTN?

Bahkan aku tidak terpikirkan ke sana. Aku lupa bahwa tahun ini aku harus sudah masuk ke salah satu universitas. Tapi.....rasanya mustahil, mengingat lima bulan lagi mungkin aku sudah melakukan persalinan.

Ah, iya, persalinan. Rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya jika otakku kembali mengingatkanku bahwa tidak akan lama lagi bayi yang tengah kukandung akan lahir ke dunia. Tapi hingga sekarang hubunganku dan Haikal tidak ada kemajuan.

Aku.....benar-benar.....takut.

"ARUNA!"

Aku segera menyeka air mataku yang tanpa izin sudah membasahi kedua pipiku.

"IYA, BUNDA?!"

"SINI DULU, NAK!"

Dengan sangat malas aku beranjak bangun dari tempat tidur dan melangkah keluar dari kamar. Aku menemukan Bunda yang sedang duduk bersama Lingga sambil menonton televisi yang menampilkan kartun animasi Upin & Ipin.

"Apa, Bun?" Aku duduk di samping Lingga yang tengah fokus menatap layar televisi.

"Ini ada nasi kuning buat kamu. Tadi Bu RT yang nganterin, katanya dia habis ngadain acara syukuran empat bulanan menantunya di komplek sebelah."

Tanpa sadar kedua mataku membulat besar. "Bunda,"

"Iya, Run?"

"E--emang kalo usia kehamilan udah menginjak empat bulan, harus mengadakan.....syukuran?"

"Ya wajiblah, Run... Sudah ditetapkan dalam sebuah hadits bahwa; di usia empat bulan, bayi di dalam kandungan sudah mempunyai bagian-bagian tubuh yang lengkap, sebagaimana layaknya tubuh seorang manusia. Dan tradisi empat bulanan itu emang udah turun temurun dilaksanakan. Bahkan saat usia kandungan udah tujuh bulan pun harus kembali mengadakan acara syukuran lagi, Run."

"Be--begitu.....ya?"

"Eh, masa kamu udah lupa? Pas Bunda lagi mengandung Lingga kan di rumah kita mengadakan acara syukuran empat bulanan dan tujuh bulanan, Run. Masa kamu lupa?"

Bener juga...

"Ah, iya. Kok aku lupa ya? Hehehe."

Bunda berdecak. "Kamu masih muda tapi udah lupa."

Empat bulanan...

"Run, cuaca kan lagi panas, kok kamu pake jaket?"

Aku menunduk melihat tubuh bagian atasku yang terbalut oleh jaket. Aku sengaja memakai jaket ini karena untuk menutupi perutku yang sudah membesar.

"Kamu sakit?"

Aku menggelengkan kepalaku cepat. "Enggak kok."

"Iya sih, keliatannya kamu seger. Apalagi sekarang pipi kamu lebih berisi, badan kamu juga agak gemukan. Kamu semenjak lulus banyak makan sih, jarang keluar rumah juga. Tapi bagus sih, gak kurus kayak pas masih sekolah."

KONSEKUENSI | ft. Lee Know & Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang