07

3.5K 255 11
                                    

Author pov:

Sinar matahari menyapa permukaan kulit Shani membuat Shani terpaksa bangun. Kepalanya terasa pusing dia ingat bahwa dirinya kemarin telah meminum alhokol. Nyawa nya yang belum mengumpul membuat mata Shani mengedip beberapa kali saat melihat ke samping ranjang nya kosong. Ini sudah pukul 8 pagi biasanya jika ia menginap dirumah Gracia kekasihnya itu selalu membangunkan nya tapi sekarang ranjang samping nya itu kosong.

Perlahan Shani turun dari ranjang dan memuntahkan cairan. Perutnya terasa bergejolak membuat Shani sekalian menyalakan shower dan mandi.

Setelah selesai dengan ritualnya itu Shani langsung memakai baju nya. Shani sempat menghubungi Shanju yang ia yakini bahwa kakak dari kekasihnya itu telah berangkat ke kantor. Agar Shanju dapat menggantikan dirinya untuk meeting.

Meskipun kepalanya sedikit pusing tapi Shani ingin menemui kekasihnya itu, ia tidak mau masalahnya semakin membesar dan tambah rumit.

Shani menuruni tangga saat di tangga terakhir ia sudah bisa melihat Gracia yang sedang sibuk dengan peralatan dapur. Shani bisa menebak bahwa Gracia sudah mandi.

Shani mendekat ke meja makan. Sepertinya Gracia tidak menyadari kehadiran Shani, apa gadis itu sedang melamun?

"Kenapa tidak membangunkanku?" Ucapan yang Shani lontarkan itu membuat Gracia tersadar dari lamunan nya. Tapi pertanyaan Shani itu hanya dijawab oleh deheman Gracia karena suara Shani yang masih datar membuat Gracia takut menangis lagi jika menatap atau pun mengeluarkan suaranya. Gracia adalah gadis yang lemah meskipun semua orang mengenal bahwa Gracia adalah gadis yang ceria sedari dulu.

Gracia mengambil piring dan menuangkan masakannya. Dia menyajikan itu didepan Shani lalu Gracia duduk dan berhadapan dengan Shani.

Jantung Gracia berdetak sangat kencang. Dia menautkan jari-jarinya untuk menghilangkan rasa takutnya.

"Ummm..s..selamat makan" Ucap Gracia dengan nada seceria mungkin. Tapi Shani sama sekali belum menyentuh makanan nya. Gracia merasa bahwa Shani masih marah padanya.

"Tatap aku!" Ucap Shani membuat
Gracia menunduk.

"Aku bilang tatap aku"Ucap Shani sekali lagi

Dengan mata yang sudah berkaca-kaca Gracia menatap Shani tapi Gracia langsung menutup wajahnya dan menangis kembali. Bukankah Shani tau bahwa kelemahan Gracia adalah mata? Gadis itu memang sering menangis.

Maksud Shani bukan membuat Gracia menangis. Tapi gadis itu malah menangis membuat Shani berdiri dari kursinya dan menghampiri kekasihnya itu. Shani mencoba membuka tangan yang menutup wajahnya Gracia. Hingga akhirnya terbuka namun Gracia dan masih menangis.

Shani memegang kedua pipi Gracia. Tapi gadisnya itu masih enggan membuka matanya.

"Kenapa menangis?"Ucap Shani selembut mungkin bukan seperti tadi yang datar. Shani langsung memeluk Gracia menenagkannya yang masih menangis.

"Jangan menangis. Matamu bisa bengkak. Apa menatapku saja membuat mu sakit? Sehingga kamu menangis!"Ucap Shani dengan nada tegas.

"Ma-afkan a-aku"Dari semua pertanyaan yang Shani lontarkan hanya kata itu yang diucapkan oleh Gracia. Nafasnya belum teratur Gracia masih mencengkeram erat kaos yang dipakai Shani.

"Sayang. Kamu kenapa minta maaf? Udah kamu jangan nangis lagi ya aku gak marah sama kamu. Aku minta maaf, aku nggak akan tinggalin kamu lagi. Aku sangat mencintaimu!"Ucap Shani dengan memberikan tatapan teduh nya.

Tapi entah kenapa pikiran Gracia yang tidak stabil membuat memorinya berputar.

"Kumohon lepaskan aku!"

"Aku tidak akan melepaskan mu sebelum kamu menjadi milikku! HAHAHA!!! Atau aku akan membuatmu menjadi milikku seutuhnya!"

"Kumohon jangan lakukan itu padaku"

"Aku tidak akan menyakiti mu. Jika kamu mau membalas cintaku sayang"

Lintasan memori itu membuat Gracia langsung mendorong Shani dengan sekuat tenaga. Gracia langsung memegang kepalanya yang mendadak pusing.

"Hentikan.. Hiks ini sakit!!! Kumohon jangan sakiti aku"

Lagi! Memori itu menghinggapi seluruh isi kepala Gracia.

Shani yang langsung bingung saat dirinya didorong oleh Gracia. Gracia masih memejamkan matanya sambil memberontak padahal tidak ada apa-apa disampingnya. Piring yang tadi berisi sarapan sudah berserakan di lantai. Shani menenangkan Gracia. Shani tahu pasti kejadian yang menimpa Gracia datang menghantui pikiran kekasihnya itu. Tapi Shani kalah. Gracia seperti orang kesetanan dan seorang yang ketakutan menjadi satu.

"Ge. Sayang... LIAT AKU!!"Teriakan yang dilontarkan oleh Shani itu tidak ditanggapi oleh Gracia dia terduduk dan masih menangis. Shani sebenarnya bingung meskipun situasi ini pernah terjadi namun kali ini berbeda. Shani segera menghubungi Desy, sahabatnya. Hanya dia yang bisa membantunya disaat genting seperti sekarang. Karena sedari tadi ia mencoba menghubungi dokter tetapi nihil tidak bisa. Dan Shani sendiri tidak ada obat bius karena itu sudah lama habis.

Setelah menghubungi Desy. Shani mencoba meraih tangan Gracia namun itu semua sia-sia. Gracia menepisnya Gracia tidak memperdulikan bahwa kakinya sekarang sudah terluka karena terkena pecahan piring.

"Hiks pergi!! Kumohon jangan sakiti aku!"Ucap Gracia. Shani bisa mendengar semua itu semua teriakan yang Gracia keluarkan dari tadi.

Dan saat itu Desy datang dengan terburu-buru. Shani memejamkan mata saat Desy datang membawa dokter dan dokter itu menyuntikan cairan bius kedalam tubuh Gracia. Beberapa kali dokter itu gagal karena serangan Gracia namun akhirnya dokter itu berhasil dan menyuruh Shani untuk membawa Gracia ke rumah sakit.

Dari sudut matanya. Shani mengeluarkan air matanya. Ia membopong tubuh Gracia kedalam mobil. Kakinya yang terkena pecahan piring tadi sudah diperban oleh dokter agar darah di kaki Gracia itu berhenti mengalir.

Shani tidak bisa menyetir saat keadaan sangat kacau jadi untuk saat ini Desy lah yang menyetir.

Shani menundukkan kepalanya, menyatukan keningnya dengan Gracia. Ia terus menggenggam tangan Gracia seolah memberikan kehangatan dan kekuatan untuk kekasihnya itu.

"Aku cinta sama kamu Ge. Jangan bikin aku khawatir aku gak sanggup ngeliat kamu kayak gini. Aku takut kehilangan kamu sayang. Kamu yang kuat ya, kamu pasti bisa. Aku akan selalu disamping kamu sampai kapanpun.. I Love You"Ucap Shani sambil mengecup bibir pucat Gracia.

Bersambung~
------------------------------------------------------------------------

Haii.
Gmna? Makin seru atw ngebosenin?
Maaf yaa kalo banyak typo nya
Maaf juga author baru up hehe..

Semoga suka..
Jangan lupa vote and comment nya yaa!

Anyoeng!!

Jika Aku DipelukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang