🎼Paper Cuts

15 4 0
                                    

Kamu tidak bisa berhenti menangis. Tepat setelah lagu baru Chen rilis, kamu makin merasa bersalah terlambat mengerti. Lagu itu semuanya tentang bagaimana perasaan Chen selama ini. Dia tidak bisa menggambarkan hatinya, dan tidak tau harus bagaimana jadi dirinya ketakutan. Keraguan berkepanjangan sampai sampai Chen tidak berani hanya untuk menyapa.

Saat Chen memberi Eri apa yang mereka inginkan, bagaimana ekspresinya saat itu?

Lalu yang paling membuatmu tidak berhenti menangis. Saat Chen melepas cincin pernikahan kalian disepanjang MV, untuk menjaga perasaan fansnya. Tadinya kamu tidak mengerti saat Chen beberapa kali memberikan cincinnya padamu. Ternyata untuk hal ini, dia ingin sepenuhnya menjaga perasaan Eri.

"Mereka semua menyadarinya,"

Chen menoleh saat kamu membuka suara. Wajahnya nampak bertanya padamu walau tanpa ekspresi.

"Mereka menanyakan dimana dirimu yang ceria. Sorot matamu kosong, senyum tipis dan helaan nafas panjang. Mata memang nggak bisa bohong.."

Kamu menjelaskan, dan Chen hanya terdiam. Kamu bisa merasakan perubahan Chen yang nyaris drastis dari sebelumnya. Lelaki itu lebih banyak diam, senyumnya tidak secerah biasanya dan matanya tidak bersinar. Kamu tau, Chen benar benar takut saat bertemu orang lain akhir akhir ini. Senyumnya terkadang dipaksakan, walaupun matanya tidak pernah bisa berbohong.

"Lalu aku harus apa? Aku bahkan ketakutan hanya untuk menyapa." Chen menjeda perkataannya, dia menahan tangannya yang sedikit bergetar.

"Sekarang saja aku sedang melarikan diri.. Padahal aku tau kalau itu akan bertambah menyakiti mereka. Rasanya aku bakal jadi gila kalau terus terusan tau yang menyakiti mereka adalah aku. Ah- tapi aku memang sudah jadi gila ya.."

Chen tersenyum miris dengan kepala setengah menunduk dan rambutnya yang menutupi sebagian matanya. Jauh didalam hatinya, itu masih sangat berantakan dan terluka. Menyadari kalau yang menyakiti fansnya bukanlah hatters, melainkan dirinya sendiri. Dia yang pertama kali menggores luka dalam itu. Dan Chen pantas untuk merasakan darahnya.

"Haruskah aku berlutut pada mereka untuk berhenti.. lalu pergi dari sini.."

"Berhenti! Semurah itukah lututmu!? Sebenarnya apa sih yang kamu pikirkan!"

Suaramu meninggi, nyaris saja kamu melayangkan tamparan pada pipi Chen. Tanganmu terkepal kuat, sedangkan Chen yang melihatnya tertawa seperti orang gila. Tawa yang menyakitkan, matanya kosong tidak menatap dirimu. "Ayo tampar aku," Ia mengarahkan tanganmu kepipinya.

"Ini, tampar aku dengan kuat disini."

Tak!

"Kenapa denganmu.. Kamu pikir bisa bikin aku nangis itu keren!?"

Chen sedikit tersentak saat kamu menepis tangannya kasar lalu memeluknya. Daripada rasa marah yang membuatmu ingin mengumpat, pelukan seperti ini lebih dibutuhkan Chen agar dia lebih tenang. Lelaki itu nampak bingung sejenak begitu menyadari apa yang barusan terjadi. Tanpa sadar lagi lagi Chen membuatmu terluka. Kalau terus seperti ini, Chen akan kalah dengan batinnya sendiri.

"Maaf.. Sekarang kamu nggak perlu khawatir. A-aku akan melakukannya.."

"... Aku akan pergi ke-militer. Sekarang sudah nggak apa apa. Aku akan melakukannya."

Walau kamu sudah mempersiapkan diri, kamu sudah yakin bisa menahannya. Tapi saat berita itu keluar tiba tiba, pertahanmu runtuh. Belum 24 jam lagu baru Chen rilis, ia menulis surat dan mempostingnya. Surat pemberitahuan wajib militer.
EXO-L yang baru saja terbang karena Chen akhirnya kembali bernyanyi, dihantam ketanah dengan kuat. 26 Oktober, Chen memberitahu dia akan pergi 10 hari sebelum keberangkatannya. Bisa apa dengan 10 hari itu? Setelah 10 bulan menghilang, kemudian baru menyapa lalu selamat tinggal secepat ini.

Belum lagi behind the scene pembuatan MV dimana semua EXO-L menyadari sesuatu. Chen sangat berbeda disana. Helaan nafas diawal video, lalu tangannya yang sedikit bergetar setiap kali menatap atau berbicara pada kamera.

Banyak yang bilang Chen diam karena ingin mempertahankan vibes lagu yang dinyanyikan. Tapi kalau bandingkan lagi dengan album April and A Flower miliknya. Lagu yang semuanya nuansa ballad dengan piano namun Chen masih bisa aegyo dan bertingkah. Lalu album Dear My Dear, ia terus tersenyum dan tertawa dengan ringan. Tapi lagu Hello saat ini, semua itu menghilang.

Chen ketakutan hanya untuk menyapa dan menanyakan kabar. Sangat menyakitkan kalau membayangkan betapa berat Chen bertahan dari ombak. Kamu ingin marah tapi semuanya tidak akan berubah.

"Dear, kenapa kamu nggak berhenti nangis.. Ini bikin aku jadi merasa bersalah." Chen memelukmu dan ikut terisak pelan.

Kamu ingin sekali memukulnya, atau diam selama beberapa hari dan mengabaikannya karena marah. Tapi dia akan pergi sebentar lagi, tidak ada waktu. 10 hari bukan waktu yang lama, Chen akan pergi selama kurang lebih 2 tahun.

"Aku nggak takut dengan waktu. Tapi gimana bisa kamu begini?"

Kamu merasa gagal menjadi fans karena tidak bisa melindunginya. Kalau saat itu Chen tidak konfirmasi hubungan kalian, semuanya masih baik baik saja kan?

"Kamu cukup lakukan tugasmu dengan benar dan cepatlah pulang. Kamu masih punya tanggung jawab karena menyakiti kami. Cepat pulang dan hapus semua luka ini."

"Jangan jadi lembut begini-! Kalian bikin aku nggak tega buat pergi.."

Kamu ingin percaya semuanya akan baik baik saja. Chen akan segera kembali dan kalian bisa bersama lagi. Saat hari itu tiba, Chen akan tersenyum dan membuat Eri bahagia, seperti sebelum sebelumnya. Sembuh dari luka memang bukan berarti baik baik saja. Tidak bisa memaksakan menghapus luka. Daripada membenci luka itu, bagaimana kalau coba untuk menerimanya?

________________________
TBC..

01:38 - kangen, overthinking, gabut, menyatu jadi ngetik wattpad

Hope you like ♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang