28. Induk Macan

19 5 0
                                    

Pagi ini mereka mencari ikan lagi untuk menu sarapan. Galan, Hara, Kalya dan Philo asik mencari ikan sedangankan Baga dan Xena sibuk memantik api. Mereka merasa sudah bisa menikmati hidup di alam. Terlalu banyak kebahagian sederhana yang mereka dapatkan selama tersesat. Salah satunya bahagia ketika bisa makan ikan meskipun harus kesusahan menangkap ikan. Bahkan ketika mencari ikan pun mereka masih amat senang tidak mengeluh sedikitpun. Mencari ikan di sungai adalah hal yang belum pernah mereka lakukan, disituasi terbatas seperti ini bisa menangkap ikan lalu menikmati hasilnya sungguh sebuah kelegaan tersendiri di hati. ada sedikit rasa bangga yang terpuaskan.

Tanpa sadar mereka sering menertawakan hal sederhana, dan mereka bisa lebih menghargai hal sederhana. semua lelah, dan kekesalan seakan menguap ketika mereka berada dalam satu tujuan yang sama seperti saat saat mencari makan.

"aw aw ikannya gigit kaki aku" teriak Kalya.

"gigit balik lah kan kamu lebih gede dari ikan masa takut" jawab Philo yang mengundang tawa yang lainnya.

Mereka sudah bisa beradaptasi dan merasa nyaman. Baju yang basah sampai kering lagi di badan. Bau badan yang menguar terkena hempasan angin siang dan angin malam. Meskipun kadang bertengkar tapi mereka bisa mengatasi masalah dengan baik, beberapa sifat buruk yang mereka miliki tanpa sadar ikut diperbaiki. Sesungguhnya selalu ada hal baik dari setiap peristiwa bahkan peristiwa buruk sekalipun.

"udah dapet berapa nih ?" Baga menghampiri mereka yang dari tadi terdengar ribut tertawa.

"baru satu nih" keluh Kalya.

Baga menarik celana sampai ke lutut. Ia masuk ke dalam air.

"tuh Philo kaya Baga gitu narik celananya sampe ke lutut aja" ucap Kalya kepada Philo.

Tadi memang sempat terjadi perdebatan yang lucu antara Kalya dan Philo. Philo menaikkan celananya sampai ke paha. Kalya menentang perbuatan itu, dia menilai itu tidak enak dipandang. Tapi Philo membela diri karena tidak mau celananya basah.

"kalo ga suka gak usah dilihat. Lagi pula ini tuh seksi, gemes tuh liat" Philo mengangkat satu kakinya hingga membuat celananya semakin naik.

"iiewh merusak kesehatan mata. paha kamu tuh kecil gak ada indah-indahnya gak usah dipamerin yang ada yang liat kasihan dikira busung lapar"

Baga mendekati mereka untuk ikut membantu. Ketika Baga berada di belakang Hara tidak sengaja Hara terpeleset batu yang ia pijak. Untung saja Baga dengan sigap menangkap lengannya agar tidak jatuh. Kemudian Baga menuntun Hara untuk duduk diatas batu yang posisinya aman.

"udah kamu disini aja nungguin sekaligus berdoa biar aku dapet banyak" ucap Baga.

"aku bisa bantuin kok"

"udahlah nurut aja, karena yang bertugas mencari nafkah itu kepala rumah tangga" Baga tersenyum diakhir kalimat.

Hara memicingkan mata dengan bingung "apa korelasinya ?"

........................................................................

Setelah mereka selesai makan, segera mereka memakai kembali sepatu masing-masing. Tidak ketinggalan Galan mengisi botol dengan air alami dari sungai. Sampah sisa tulang juga sudah mereka timbun.

"ini seribu tahun lagi jadi fosil langka nih" ucap Philo menepuk-nepuk tanah bekas timbunan tulang ikan.

Kanguru yang mereka rawat sudah bisa berjalan sendiri, kanguru tersebut sudah pergi entah kemana. Mereka tidak mengetahui keberadaannya sejak pagi. Sedangkan bayi macan masih ada tak jauh dari mereka. Pergerakannya masih terbatas, mungkin sakitnya belum mereda. Galan menggendong bayi macan tersebut, membawanya bersama mereka. Sekaligus agar bisa memantau perkembangan pemulihan bayi macan. Memang begitulah tugas seorang dokter, tidak hanya berhenti ketika selesai operasi saja. Dokter juga harus memantau kesehatan pasien pasca operasi hingga bisa dikatakan pulih.

Di tengah perjalanan Philo melihat bayang-bayang tenda milik mereka. Dari kejauhan tenda masih tertutupi tumbuhan jadi belum bisa terlihat dengan jelas. Philo mengajak semua mendekati area tersebut. mereka bergegas mendekat. Ternyata benar itu tenda milik mereka. Tenda yang mereka tinggalkan ketika dikejar babi hutan. Tenda itu masih berdiri dengan utuh.

"kalo kita nemuin tenda disini, bisa jadi kita hampir deket denagn posisi jalan pulang" ucap Xena

"bisa jadi bisa enggak" jawab Baga.

"karena kita tetep gak inget kemana arah yang waktu itu kita lewati" kata Galan.

Baga membongkar tenda tersebut. Galan menyerahkan bayi macan kepada Hara agar dia bisa membantu Baga. mereka melipatnya kembali agar bisa mereka bawa. Ini benda berharga. Setidaknya jika malam ini harus tidur di hutan lagi mereka bisa tidur di dalam tenda bukan di alam terbuka, itu lebih aman.

Saat mereka masih sibuk melipat tenda suara mengaum mengagetkan mereka. Aaauuuumm.

Dan Hara sudah jatuh tersungkur di tanah. Tidak jauh di belakang Hara ada seekor macan. Macan dengan kulit berwarna gelap seperti bayi macan yang mereka rawat. Baga segera membuang tenda yang dia pegang. Bergegas mendekati Hara. hal serupa juga dilakukan oleh Galan mereka menarik Hara untuk bangun. Sedangkan yang lain berjalan mundur. Mereka begitu panik, kejadian itu terjadi dengan cepat. Mereka berjalan perlahan mundur sambil terus memperhatikan pergerakan dari macan. Mereka tidak bisa tiba-tiba kabur maka macan itu akan lebih agresif.

Saat mereka mundur macan itu semakin maju. Baga berdiri di paling depan. Kedua tangannya terbentang seolah melindungi teman-temannya.

Macan itu berhenti ketika berada di samping bayi macan yang tersungkur di tanah. Bayi macan yang lepas dari gendongan Hara.

Semua mata melotot terkejut. Kini mereka paham apa yang macan ini inginkan.

Menghadapi induk macan yang marah tidak seperti menghadapi ibu ibu yang sedang marah. Sepertinya akan lebih mudah menghadapi ibu-ibu karena kita masih bisa membela diri. Tapi dengan macan mereka tidak tau cara mengatakan fakta untuk membela diri. Macan itu tidak akan mengerti.

Induk macan menggigit bagian leher bayi macan. Terlihat seperti menggigit tapi memang begitulah cara kaum mereka menggendong bayi mereka. Induk macan membawa bayi itu pergi. Tepat ketika bayi macan yang berada di mulut induk melewati mereka dihadapan mereka, dia mengeong seolah mengucapkan kata perpisahan pada mereka.

Bayi macan itu masih terlihat menggemaskan. Situasi menegangkan itu perlahan hilang karena melihat sikap bayi macan tersebut.

"salah gak kalo hati aku menghangat lihat bayi macan tadi ? menggemaskan sekali" tanya Philo ketika mereka sudah bisa bernapas lega meskipun induk macan itu belum hilang dari pandangan.

"aku juga"

"aku juga" ucap Hara dan Kalya bersamaan. Mereka masih memandangi kepergian bayi macan tersebut.

"ibunya protektif, semoga bayi itu cerita kalo kita yang nolong dia, kalo kita baik ke dia" ucap Philo

..........................................

Amazing Camping (the secret of ecology)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang