Chapter 6 : Kabur

270 29 1
                                    

Aku tidak tau apa yang terjadi di luar, semuanya gelap, hanya ada aku sendiri di dunia ini. Tapi anehnya sangat nyaman, aku merasa tidak ingin keluar dari tempat ini. Setelah beberapa waktu yang tidak diketahui, seberkas cahaya tiba-tiba muncul di ruang gelap ini, itu hanyalah cahaya yang kecil tapi entah kenapa ada sesuatu di cahaya itu yang memanggilku, dan hal tersebut membuatku sangat tertarik untuk meraih seberkas cahaya itu. Aku mencoba pergi ke arah cahaya, tapi aku menemukan sangat sulit hanya untuk maju satu langkah.

Aku bukanlah orang yang mudah menyerah, jadi walaupun sulit aku tetap melangkah maju ke arah cahaya tersebut. Semakin dekat dengan cahaya, semakin kuat pula keinginan ku untuk meraih cahaya. Setelah sekian lama berjalan, aku akhirnya bisa sampai ke tempat cahaya itu berasal.

Saat aku mencoba meraih cahaya, dalam sekejap cahaya itu menjadi semakin terang hingga menerangi semua kegelapan yang ada di sekitar, cahaya itu sangat terang hingga aku terpaksa menutup mataku.

Saat aku mencoba membuka mataku lagi, aku menemukan kalau aku berada di ruang yang berbeda.

Aku sepertinya berada di kapsul yang diisi penuh dengan air, banyak alat-alat medis menempel di tubuhku. Aku bernafas melalui alat bantuan pernafasan yang biasa disebut ventilator.

Aku tidak tau kenapa aku disini, bahkan ingatan terakhir ku sedikit buram, lebih tepatnya semua hal yang terakhir aku ingat adalah kegelapan. Tapi satu hal yang pasti aku benci perasaan terkurung seperti ini.

Aku mencoba membuka kapsul, tapi itu sangat sulit. Hanya setelah beberapa waktu aku berusaha akhirnya pintu tersebut dapat dibuka dengan paksa. Setelah pintu terbuka, semua air yang ada di kapsul tumpah keluar.

Duduk di kapsul, aku melepas semua alat yang menempel di tubuhku. Aku mencoba keluar dari kapsul tapi saat kakiku menginjak lantai, kaki ku bergetar karena rasa lemah. Dengan berpegang pada benda-benda di sekitar aku berjalan ke meja yang tidak jauh dari kapsul. Lebih tepatnya aku ingin mengambil baju pasien yang ada diatas meja, karena di dalam kapsul aku sama sekali tidak mengenakan pakaian.

Setelah berganti pakaian, sambil menopang dinding aku mencoba keluar dari ruangan. Cahaya lampu di lorong masih menyala, tapi entah kenapa lorong tersebut memberikan perasaan yang suram, itu mengingatkanku pada adegan-adegan yang biasa ada di film horor. Aku tidak pernah percaya pada hantu jadi hal ini tidak membuatku takut sedikitpun.

Masih bersandar pada dinding aku berjalan di lorong mencoba menemukan jalan keluar. Ruangan ku tampaknya agak terpencil karena aku tidak dapat menemukan ruangan lain di lorong-lorong ini. Hanya setelah menemukan belokan aku akhirnya bisa melihat ada ruangan lain.

Dilihat dari tempat ini, sepertinya aku berada di rumah sakit. Sepertinya aku mengalami kecelakaan, apakah aku akan bermasalah jika kabur tanpa membayar di sini. Lagipula aku telah kehilangan dompet ku, jika aku terus di tempat ini lama kemudian pasti akan ada pihak rumah sakit yang akan meminta pembayaran. Jika itu terjadi hal tersebut pasti akan canggung mengingat aku tidak memiliki apapun untuk membayar tagihan.

Memikirkan hal tersebut keinginan ku untuk kabur mulai mengeras, walaupun sedikit lemah hal tersebut tidak menghalangi ku untuk mengeluarkan semua keterampilan yang aku miliki di masa lalu.

Melihat ke sekeliling aku menemukan banyak kamera pengawas yang memantau seluruh lorong, Fack! Itu berarti aku telah direkam selama ini, mereka pasti akan tau kalau aku kabur tanpa membayar. Karena sudah begini, aku hanya bisa terus mencari jalan untuk kabur, untuk masalah yang akan datang mari kita pikirkan itu nanti.

Berjalan di lorong aku melihat papan penanda jalan, biasanya hal yang paling sering ditunjukkan di papan penanda jalan adalah tanda jalur evakuasi darurat. Jadi mengandalkan petunjuk tersebut aku berhasil menemukan jalur ini dengan mudah, jalur tersebut adalah jalan tangga yang terus menuju ke bawah, aku tidak menemukan kamera pengawas disini jadi aku dapat berjalan dengan santai.

Setelah sampai di ujung paling bawah, aku membuka pintu keluar dan menemukan diriku di basement rumah sakit. Hanya ada beberapa mobil yang terparkir, mengikuti jalan keluar basement aku akhirnya keluar dari rumah sakit.

Melihat pemandangan disekitar, apakah aku berada di china? karena semua bangunan yang kulihat memakai bahasa cina sebagai namanya. Aku tidak mengerti bagaimana aku bisa sampai ke negara ini, bukankah kapal wisata yang kutumpangi adalah milik jepang?

Tapi untungnya aku mengerti bahasa cina, jika tidak aku akan mengalami banyak masalah hanya untuk berkomunikasi dengan seseorang.

Menghindari petugas keamanan yang berpatroli di sekitar, aku keluar dari rumah sakit dengan mengendap-endap. Setelah berhasil keluar, aku berjalan di sepanjang trotoar yang sepi. Aku berjalan tanpa tujuan karena aku sama sekali tidak tau tentang dimana aku berada, yang pasti aku harus berjalan lebih jauh dan mencari tempat tersembunyi. Setelah mengetahui ada pasien yang pergi tanpa membayar, mereka pasti akan melaporkan ku ke polisi.

Sigh

Hidup memang selalu dipenuhi dengan masalah, apakah mereka berpikir aku memiliki seseorang keluarga? Jadi setelah bangun mereka dapat menanyai ku dan meminta pembayaran?

Bagaimana wajah mereka jika aku mengatakan tidak memilikinya? Apakah mereka akan mengambil ginjal ku sebagai pembayaran? Fack!! Memikirkan hal tersebut membuat ku sedikit ngeri, untung saja aku bangun di tengah malam. Jika aku bangun si tengah hari, mempertimbangkan kondisi ku, akan sangat menantang untuk kabur.

Setelah berjalan selama waktu yang tidak diketahui, aku pasti sudah sangat jauh dari rumah sakit. Tubuhku yang awalnya lemah telah menjadi lebih lemah, aku perlu tidur dan istirahat.

Tanpa ada tempat untuk tidur, aku hanya bisa berjalan ke arah lorong-lorong gelap di sampingku. Tidak akan ada masalah jika aku tidur disana bukan? Kebanyakan orang pasti tidak akan tahan jika disuruh tidur disini? Tapi jelas aku bukan bagian dari mereka, selama tempat itu aman dan bisa untuk ditinggali aku akan tidur dimanapun. Di saat kita tidak memiliki banyak pilihan adalah wajar untuk menyingkirkan sifat pemilih kita.

Berpikir seperti itu aku berjalan ke lorong-lorong, lorong-lorong itu gelap dan hanya muat untuk 2 orang. Hanya melihat kondisi gang yang berantakan 10 dari 10 orang tidak akan mau masuk ke tempat ini. Kalaupun ada mereka pasti hanya bermaksud untuk membuang sampah sebelum pergi dengan cepat dari gang.

Untungnya setelah aku berjalan agak dalam, jumlah sampah disekitar cukup berkurang dan juga aku cukup beruntung untuk menemukan sebuah kotak dengan banyak koran bekas di dalamnya. Dengan koran itu aku bisa membuat alas untuk duduk dan beristirahat.

Sambil memegang kedua lututku, aku tidur di gang tersebut tanpa tau tindakan ku yang kabur dari rumah sakit akan membuat seluruh kota menjadi gempar di keesokan harinya.

Reverse World : Harem Is Law ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang