Hai, selamat datang di ceritaku. Semoga kalian suka dengan yang aku tulis😉
Jangan sungkan untuk memberikan vote dan komentar meskipun cerita ini nantinya sudah tamat. Karena jujur, dukungan dari kalian melalui vote dan komentar, membuat aku lebih semangat.
Yang sudah membaca cerita ini, memberikan vote maupun komentar, terima kasih atas apresiasinya.
Selamat membaca 🤗
Jangan segan buat nyapa aku, ya.Instagram [at] eriinaa.putrii
Salam hangat,
Erin
🏵️Flower🏵️
Baru satu detik yang lalu hari berubah, menandakan perubahan pula pada umur dari seorang gadis yang saat ini tengah mengendap-endap menuju ruangan belakang rumahnya. Ia mengandalkan senter yang berasal dari handphone yang ia bawa untuk menerangi langkahnya menuju ke tempat tujuan. Suasana gelap dan diiringi dengan suara yang berasal dari jangkrik tidak menggetarkan niatnya. Karena hanya satu kali ini saja ia mendapatkan kesempatan itu setelah sekian lama.
Ditutupnya pintu kayu yang berada di belakangnya dengan pelan, khawatir jika keberadaannya akan diketahui. Memastikan semua aman, ia baru melepaskan tudung hoodie yang menutupi kepalanya. Ia mengarahkan lampu senter handphone-nya ke sekitar. Tidak ada yang istimewa. Hanya berisi perabotan-perabotan tak terpakai yang sudah tertutupi oleh debu-debu dan jaring laba-laba seperti isi gudang pada umunya. Kecuali satu benda yang menarik perhatiannya.
Sebuah kotak kayu berukuran sedang yang terkunci oleh gembok besi membuatnya tersenyum lebar. Ia mendekat lalu melepaskan kalung yang ia pakai. Bandul kalung yang berbentuk kunci itu ia gunakan untuk membuka gembok kotak tersebut. Seperti memang sudah seharusnya, gembok kotak kayu lantas terbuka.
Masih dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya, gadis itu mengeluarkan isi kotak kayu satu persatu. Ia menemukan sebuah buku dengan tulisan "Saat 17 tahun" di bagian sampulnya. Di halaman pertama, ia mendapati sebuah foto pernikahan kedua orang tuanya dan sebuah foto dirinya saat masih bayi. Ketika ia membalikkannya ke halaman berikutnya, ia menemukan sebuah tulisan yang sangat ia kenal. Tulisan mendiang papanya.
Teruntuk putri papa yang paling cantik,
Ketika kamu membaca ini, pasti kamu menepati janji yang telah kamu buat pada papa. Maka dari itu papa ucapkan selamat ulang tahun. Kamu tahu kan kalau papa selalu ada di sekitar kamu meskipun kamu tidak bisa melihat papa? Papa harap kamu selalu bahagia dan buat kita semua bangga. Sekarang kamu sudah dewasa, papa harap kamu lebih akur lagi sama mama. Papa cuma minta itu ke kamu.
Mungkin sampai di detik ini kamu hidup, kamu hanya ingin mencari jawaban dari pertanyaan yang selalu menjadi alasan kamu untuk tetap bernapas.
Siapa ayah kandungku?
Maafkan papa yang selalu menyembunyikan ini dari kamu. Jawaban dari papa tidak akan membuat kamu puas. Tapi papa yakin setidaknya dengan jawaban ini kamu bisa percaya kalau ayah kamu adalah orang baik.
Oleh karena itu, papa cuma ingin menyampaikan bahwa sebenarnya ayah kandung kamu adalah orang yang menduduki jabatan penting di sekolah kamu sekarang. Dia selalu dekat denganmu, Nak. Sama seperti papa. Dulu saat mama dan ayahmu masih menjadi sepasang kekasih, ayahmu selalu memberikan mama bunga anyelir merah. Itu sebabnya kami memberimu nama itu.
Sekali lagi papa minta maaf karena tidak bisa memberikan kamu jawaban pasti karena papa menghargai keputusan ayah kamu. Papa harap kamu tidak melupakan Papa setelah ini, Nak. Terima kasih kamu sudah hadir di hidup papa.
Sekali lagi selamat ulang tahun.
With love,
Papa
Seraya menyeka air mata yang tersisa, gadis itu memandangi lagi rangkaian kalimat yang ada di halaman kedua buku yang ia temukan. Satu kunci penting sudah ia dapatkan. Ayah kandungnya adalah orang yang menduduki jabatan penting di sekolahnya sekarang dan bunga anyelir merah akan menjadi bekal untuk menemukan ayah kandungnya.
Tbc
YOU ARE READING
iKON [2] Flower - THE END
Fiksi PenggemariKON Series - Kim Hanbin "Kita berada di posisi yang sama-sama saling membutuhkan. Aku butuh kamu untuk menyelesaikan misiku dan kamu butuh aku untuk melancarkan balas dendammu. Bukan begitu?" Kim Hanbin also B.I of iKON. Semua dimulai begitu saja...