🎼The Way To Say Goodbye

16 5 0
                                    

"Chanyeol!!"

Baekhyun menarik tangan lelaki dengan marga Park itu yang hendak menutup pintu kamar. Menyeretnya untuk masuk kekamarnya dengan susah payah. "Apa sih?! Apa bedanya kamarku dan kamarmu??" Gerutu Chanyeol sambil mengacak rambutnya kasar.

"Apa apaan ucapanmu pada Jongdae!?"

"Aku kan hanya realistis. Waktu itu juga, dia berniat pergi begini tapi kita berhasil menahannya. Dan sekarang? Dia berubah pikiran secepat itu. Hatinya sudah meninggalkan tempat ini!"

"Jongdae hyung nggak begitu!"

Sehun dan Kai menyusul dengan wajah setengah menangis. "Jongdae hyung hanya pergi ke-militer.. Itu nggak akan lama! Hatinya nggak mungkin meninggalkan kita!" Seru Sehun tidak terima atas ucapan Chanyeol tadi.

"Pfft, coba lihat siapa yang bicara." Chanyeol berdecih mengejek Sehun, mengingat adiknya itu yang menangis semalaman ketika ditinggal Suho wajib militer beberapa waktu lalu.

Bahkan setelah mereka berkumpul dan membicarakan masalah ini baik baik, rasanya ada yang aneh. Mereka tidak bisa kalau seperti ini. Sudah cukup rasa sakit kehilangan member, disituasi seperti ini. Meski hanya wajib militer, mengingat kalau 2 tahun mereka tidak akan bersama. Dan keadaan Chen yang seperti ini, kemungkinan buruk bisa saja terjadi.

"Jongdae hyung nggak pergi.. Agensi menyuruhnya pergi, keluarganya menyuruhnya berhenti.. Tapi Jongdae hyung bertahan disini, itu untuk kita! Menurut kalian kenapa dia mau menanggung semuanya!?"

Baik Sehun, Baekhyun, dan Chanyeol terdiam saat Kai mulai berbicara. Lelaki Kim itu mengusap airmatanya dengan kasar. "Dia pergi agar setidaknya punya waktu lebih untuk berpikir jernih.. Dia nggak mau terburu buru seperti dulu. Jongdae hyung nggak berpikiran dangkal seperti yang kita kira! Makanya.. aku ingin percaya padanya sekali lagi!"

Bagaimana bisa mereka akan membiarkan hubungan ini retak untuk beberapa tahun kedepan? EXO tidak mau putus hubungan hanya karena dugaan seperti ini. Kadang mereka selalu saja berpikir hal yang sama. Hal yang membuat mereka kesal, marah, jengkel, dan berakhir retak seperti ini, Chen yang selalu mengulurkan tangan lebih dulu. Dia yang akan tersenyum dan mengangguk semuanya akan baik baik saja. Bahu rapuh yang paling kuat untuk jadi sandaran.

Chen yang netral, sama sekali tidak memiliki dendam atau berniatan untuk membalasnya. Chen yang selalu merendah, julukan afeksi dan realisasi malaikat. Mereka tidak mau kehilangan harta karun berharga itu.

Sekarang giliran mereka yang menarik Chen keluar dari ruang gelap itu.

Gagal total.
Bagaimana cara mengatakan pada member supaya tersampaikan dengan baik. Kata kata yang Chen pikirkan tanpa henti, sepatah katapun tidak keluar.

Meski member sudah mengajaknya berkumpul lagi dan membicarakan ini sekali lagi, Chen masih merasa tidak tenang. Kemarin ia dan member mengobrol selama dua jam. Tentang kapan tepatnya dia akan berangkat, makanannya akan cocok atau tidak, apa yang akan Chen lakukan disana. Jelas jelas ada yang ingin member katakan pada Chen tentang sesuatu. Mereka hanya berbicara berputar putar tentang sesuatu yang tidak menyakiti satu sama lain.

Sekarang Chen duduk didepan barang-barangnya yang akan ia bawa ke-militer nanti. Chen memang akan bolak-balik karena aturan militer. Dia sudah memiliki Cheonsa, dan itu berlaku untuk warga negara yang sudah menikah dan memiliki anak bisa untuk bolak balik seperti orang bekerja pada umumnya. Tapi melakukannya selama 2 tahun, tetap saja dia akan terhitung menghilang.

Andai saja Chen bisa menyampaikan semuanya dengan baik, dia tidak akan merasa seberat ini untuk pergi.

"Jongdae, mana ponselmu? Member bilang mereka menelpon tapi kamu nggak jawab."

"Oh? Ah.. maaf, ponselku masih kumatikan.."

"Kamu nggak tidur sampai subuh? Pikiranmu kacau karena capek ya?"

Chen membuka ponselnya dan mengernyit saat disana terdapat rentetan panggilan tak terjawab dari membernya. Bahkan Suho juga menelponnya? Ia mencoba balik menelpon Baekhyun dan terkejut saat pintu terbuka secara tiba tiba. Disana Baekhyun, Chanyeol, Sehun dan Kai terengah engah dengan raut wajah lega.

"Kenapa baru telpon balik sekarang..? Kamu kan biasanya selalu jawab telponku kapanpun! Kami khawatir banget, bodoh!!"

Chen agak terhuyung kebelakang saat Baekhyun memeluknya disusul Kai dan Sehun yang merengek padanya. Padahal Chen belum pergi, Chen akan pergi besok pagi, tapi kenapa member sudah seperti ini? Pandangannya teralih pada seseorang diambang pintu yang tengah berkacak pinggang.

"Hei, Jongdae. Nanti aku dan Sehun bakal mengadakan konser. Kami bakal menyapa EXO-L, aku dan member, juga EXO-L akan melakukan hal yang sangat sangat sangat sangat seru banget. Makanya.. kalau kamu mau ikut, cepetan pulang dan sapa kami lagi.."

"Iya, aku akan pulang.."

Chanyeol membuang mukanya melihat wajah memerah Chen menanggapi ucapannya. Detik berikutnya dia menghela nafasnya kasar dan menjatuhkan diri terduduk lalu menangis keras.

"Ugh- Kim Jongdae!! Kenapa kamu pergi sih!? Jangan pergi! Huwaaaaa- Jangan pergi, bodoh!"

Grep..

Hatimu meleleh saat Chen menunduk dan memeluk Chanyeol yang terduduk. Kamu tau, berat untuk melepas member walau kalian sudah merasakannya beberapa kali. Untuk member, baik fandom yang menyadari kalau Chen baru saja mendapat luka yang dalam. Chen benar, pilihan terbaik hanya menyeret pada sesuatu yang tidak disukainya.
Tapi dengan begini, member yang sudah melepaskan Chen dan masalah yang terselesaikan dengan baik. Chen rasanya bisa pergi dengan tenang untuk besok. Begitu dia pulang, akan dia tebus semua kesalahannya dan bertanggung jawab sebagai Chen EXO.

_________________________
TBC..

cie bentar lagi ending, gantungin ga nih?

Hope you like♪
Enjoy!

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang