3. Omlet dan Donat

299 59 2
                                    

14 Maret 2020

Haihaiii

Kalian apa kabar?

Maaf baru bisa UP, hehe...

Jangan lupa votmen, follow sahdaelsabian dan share cerita ini ke temen-temen kalian.

Makasih^^

Happy Reading!

***

Bulan melangkahkan kakinya di koridor sekolah seraya bersenandung kecil. Sesekali ia membalas sapaan adik atau kakak kelasnya dengan mengangguk. Bukannya berniat sombong, Bulan hanya menghindari hal-hal yang ia tidak mau. Seperti mendapatkan fake friends, atau tak mau jika ada lawan jenis yang menaruh harapan lebih kepadanya. Mengingat, Bulan termasuk ke dalam deretan siswi cantik di sekolah ini.

"Pagi, sayang."

Bulan memutar bola matanya saat sapaan itu masuk ke gendang telinganya. Ini masih pagi, tapi kenapa udah ada setan sejenis Bintang yang berkeliaran, sih!

Bintang sedikit mencolek pipi Bulan. "Kok gak dibalas sih, Cantik."

"Najong!" ucap Bulan yang bergegas pergi meninggalkan Bintang dengan sejuta keusilannya.

"Bulan Anastasia cuman milik gue! Gak boleh ada yang punya selain gue!" ucap Bintang yang lagi-lagi membuat koridor itu ramai karena sorakan yang dibuat.

"Tang, daripada ngejar-ngejar Bulan yang jelas-jelas gak mau. Mendingan sama gue aja," balas seorang siswi dengan centil.

Bintang menatapnya dari atas sampai bawah. "Idih, gue gak mau sama lo, tikus selokan!" tolak Bintang yang bergegas pergi menyusul Bulan. Meninggalkan beberapa orang di sana yang sedang tertawa mengejek "Tikus selokan".

Sudah lumrah bagi seorang Bintang mendapatkan tawaran seperti itu. Banyak orang-orang gila popularitas yang rela melakukan hal tersebut hanya untuk menyandang status sebagai "Pacar ketua basket SMA Wira Tama."

Bulan dan Bintang memang sekolah di sekolah yang sama, tapi mereka berbeda kelas. Namun hal tersebut tak pernah dianggap sebagai penghalang bagi Bintang untuk datang mengusili Bulan. Sama seperti sekarang, dengan santainya Bintang memasuki XI Ipa 1 dan duduk di bangku kosong sebelah Bulan.

"Sendiri aja, lo jomblo," ledek Bintang.

Bulan yang tengah menikmati bekal omlet yang ia bawa memutar bola matanya malas. Seketika nafsu makannya hilang.

"Aaa," ucap Bintang membuka mulutnya seperti anak kecil yang minta disuapi.

Tapi bukan Liana Bulan Anastasia kalau meladeni semua tingkah Bintang. Ia lebih suka mengacuhkan lelaki berparas tampan itu daripada merespon semua tingkahnya.

"Lan, Pacarnya minta disuapin itu loh," goda Fahri, ketua kelas XI Ipa 1.

"Oh." Dan itulah respon Bulan.

Akhirnya, keduanya saling diam dengan kegiatan masing-masing. Bulan yang meneruskan sarapannya, sedangkan Bintang yang lebih memilih menunggu waktu pelajaran dimulai dengan ponsel miringnya.

Klruk..

Bintang memejamkan matanya, mulutnya sibuk mengumpat. Bisa-bisanya perut kosongnya itu berbunyi saat ia sedang bersama wanita. Kan malu. Lagian, kenapa perut Bintang itu tak bisa diajak kerja sama sih?

Sedangkan Bulan menoleh ke arah Bintang dengan menahan tawa. Apalagi saat melihat wajah Bintang yang kesal, dan bibirnya yang mengumpat beberapa kali. "Laper?"

Patrick and SabitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang