"Maafkan aku yang datang terlambat" (Ucap seorang menggunakan Hoodie)
"Indah ??? ti-tidak apa" (Masih tidak percaya akan apa yang diliatnya)
"Gadis yang selama ini yang hanya bisa kupandangi diam-diam sekarang berada tepat di hadapanku... dan kami bisa duduk berdua di taman ini tapi aku tidak bisa berkata apapun " (Berbicara dalam hati dan masih tidak bisa mempercayainya)
"Eh itu" (Indah membuka obrolan sambil menunjuk ke arah pasir)
"Ahh bu-bukan apa-apa tidak usah dihiraukannn" (Tama panik karena pasir yang dilukisnya di taman itu)
"Hadeh keliatan gabut dong akuuuu" (Ucap Tama di dalam hati)
"Hahahahaha ternyata kamu tidak berubah yah saat panik" (Indah tertawa karena tingkah Tama)
"Saat kita mempresentasikan tugas kita,walaupun tidak salah kamu kelihatan panik sekali" (Ucap Indah)
"Ahh ternyata aku pernah begitu yah" (Tama malu setelah mendengar perkataan Indah)
"Eh tunggu,bukannya kamu tak ingat denganku?" (Tanya Tama)
"Ouh yang tadi, aku bohong " (Ucap Indah)
"Eh Bohong???" (Tanya Tama)
"Ya,aku bohong,maaf yah hehe" (Jawab Indah dengan senyuman)
"Begitu yah, syukurlah" (Ucap Tama)
"Matanya yang begitu besar,bagian putih mata yang begitu bening,rambutnya yang panjang dan kelihatan lembut dibanding kesempurnaannya itu,aku ini..." (Tama merasa tidak percaya diri)
"Eh Tama kok mukanya gitu? ada apa?" (Tanya Indah)
"Aku bukanlah anak yang menonjol di kelas,aku tahu aku ini tidak jelek tapi juga tidak tampan penampilanku biasa saja" (Jawab Tama)
"Aku ingin menjadi laki-laki yang terlihat pantas bagimu" (Ucap Tama)
"Aku menanyakan cara berpakaian yang keren kepada Kabil, dan bertanya pada Agus style kekinian,itu semua karena dirimu" (Ucap Tama)
"Eh bicara apa sih aku ?" (Tama merasa terlalu banyak bicara)
"Katakan cepat ,tidak ada waktu lagi dan mungkin bisa saja besok aku sudah mendapat surat pemberitahuan dari pemerintah" (Ucap Tama)
"A-aku menyukaimu" (Tama berkata hanya dalam satu tarikan nafas)
"Akhirnya aku mengatakannya,aku benar-benar mengatakannya" (Ucap Tama dalam hati)
"Ehh Indah? ada apa kok menangis?" (Tama sontak berdiri dan menenangkan Indah)
"Maaf bukan apa-apa" (Jawab Indah tersedu-sedu)
"Maaf Indah sepertinya aku tak memikirkan perasaanmu setelah mengatakannya " (Tama merasa bersalah kepada Indah)
"Ditolak pun tidak apa-apa bagiku akan tetapi jangan sampai membuatnya menangis" (Ucap Tama dalam hati)
"Tama apa kamu mengingat benda ini" (Indah merogoh kantongnya dan mengambil sesuatu)
"Yah ini adalah penghapusmu yang kau bagi setengah padaku" (Memperlihatkan sebagian penghapus itu)
"Aku juga...selama ini menyukaimu" (Ucap Indah)
"Hahhh? Apaa yang kau katakan?" (Tama masih tidak percaya)
"Tapi tak kusangka kamu masih menyimpan penghapus itu?" (Tama merasa kebingungan)
"Waktu kamu menyadari saat aku kesulitan karena penghapusku hilang saat ujian berlangsung, kamu memberikan sebagian punyamu kepadaku, menurutku ini istimewa bagiku" (Ucap Indah)
"Kamu bisa saja tidak menghiraukanku akan tetapi saat mengetahui aku sedang kesusahan kamu mencoba untuk menolongku"
"Menurutku hal itu sangat luar biasa dan istimewa"
"Bisa berbicara denganmu seperti ini membuatku agak canggung" (Ucap Indah)
"Ehh, Tama? Ada apa? (Tiba-tiba Tama memeluk Indah)
" Sudah selama Lima Tahun bahkan sampai sekarang aku masih menyukaimu" (Ucap Tama sambil memeluk Indah)
"Aku selalu ingin bersamamu... " (Ucap Tama)
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikmu
Короткий рассказKebohongan memang dilarang namun cinta lebih dilarang lagi, pada saat anak di Vertivella berumur 16 tahun jodoh mereka telah ditentukan oleh pemerintah Negara Vertavilla para anak muda tidak perlu mencari pasangan mereka,semua orang telah menerima h...