1

1 1 0
                                    

"I, Nicolas Kingston , take you, Electra Quinee , to be my lawfully wedded wife , to have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, until death do us part."

terdengar suara lantang seorang laki-laki yang sedang memegang kedua tangan perempuan didepannya dihadapan Pendeta serta seluruh keluarga yang ada di dalam gereja.

"I, Electra Quinee , take you, Nicolas Kingston, to be my lawfully wedded husband , to have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, until death do us part."

Electra, sang mempelai perempuan, mengucapkan janji pernikahannya.

Setelah masing-masing dari mereka mengucapkan janji pernikahan, mereka memasang cincin di jari manis masing-masing. Semua bersorak gembira termasuk sang mempelai wanita, Electra.

Tetapi Nicolas, memasang wajah datarnya. Entah apa yang dipikirkannya seolah-olah pernikahan itu tiada artinya untuk dirinya.

"kedua mempelai di persilahkan untuk mencium pasangannya" ujar Pendeta.

Nicolas dan electra saling berhadapan. Perlahan Nicolas membuka tudung tipis yang menutupi wajah Electra. Nicolas memegang kedua pipi Electra, sedikit mengangkat kepala Electra agar bisa ia cium. Electra menutup matanya saat Nicolas mendaratkan bibirnya di bibir Electra. Rasanya benar-benar luar biasa. First kissnya adalah Nicolas. Jantungnya berdegup. Tepuk tangan dan sorak gembira memenuhi ruangan itu.

Nicolas dan Electra resmi menjadi sepasang suami istri.

••••

Lamunan electra terhenti saat suara dari kompor masuk ke pendengarannya. Ingatan 2 bulan yang lalu saat dirinya resmi menjadi suami istri bersama Nicolas Kingston.

Tidak terpikir dalam benaknya apa yang terjadi kepada Nicolas sehingga sampai sekarang ia seolah tak peduli dengan keberadaan electra.

Suara langkah kaki terdengar, Nicolas berjalan melalui tangga untuk segera bekerja. Berkutat dengan kertas-kertas di kantornya.

"hi, Nic. Good morning. Take a seat, lunch is ready" sapa Electra dengan senyuman hangatnya sembari menarik kursi untuk diduduki Nic.

Electra selalu melakukan itu setiap hari walaupun Nic tidak akan membalas sapaan ataupun senyumannya. Tapi tidak papa yang penting Nic mau memakan masakannya.

Saat Nic sudah duduk di meja makan, Electra menyiapkan hidangan yang telah ia masak beserta kopi di pagi hari di hadapan Nic. Begitu pula dengan Electra, ia duduk di hadapan Nic makan dengan tenang.

Electra sedikit melirik kearah Nic. "how's your day at work yesterday? I mean you look so tired. Is everything ok? Akhir-akhir ini kau sering pulang larut. Apa kau makan dengan teratur?" tanya Electra.

Nic diam sejenak. Setelah makanannya habis, ia meminum habis kopinya, beranjak dari kursi dan mengambil jas yang tersampir di bahu kursi. Memutar tubuhnya berjalan perlahan menjauhi meja makan, "i'm good. No need to worry. Mind your own bussiness" jawabnya datar dengan tubuh yang menghilang dari pandangan Electra.

Electra tersenyum. Sakit sebenarnya, tapi tidak papa.

••••
N

icolas Kingston, anak tunggal dari pengusaha sukses David Kingston dan designer terkenal Xandra Kingston. Siapa yang tidak mengenal mereka? Keluarga ternama dan kaya raya, Kingston.

Pagi ini Nic berada didalam kantor salah satu cabang Kingston Company.  Perusahaan yang dia pimpin saat ini adalah hadiah pernikahan dari kakeknya, Andrews Kingston.

Pagi yang melelahkan. Berhadapan dengan kertas-kertas dan berkas-berkas.

"hey, buddy. What's up!" sapa seorang laki-laki yang memasuki ruangannya, Archie Phillips.

"sudah kukatakan berkali-kali, jika kau ingin masuk ke ruanganku ketuk dahulu" ujar Nic sembari menghela napasnya.

Archie hanya tersenyum sumringah menatap sahabatnya yang sedang kesal.

"Arch, if you come here just want to smile at me, you better get your ass out of my office" kesal Nic.

"calm down, dude. What's wrong, huh? Ga dapet jatah ya dari orang rumah?" gurau Archie sembari tertawa dan menaik turunkan alisnya menggoda Nic.

Nic sedikit berdecak kesal kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi yang ia duduki.

"fuck Arch! What do you want?!" Nic semakin kesal.

"nah, nothing. Aku ingin  menyampaikan pesan dari kakek Andrews, dia bilang akan mengadakan acara... You know tradisi keluargamu" ujar Archie.

"and then?" Nic mendengarkan Archie.

"aku sebagai tangan kanan kakekmu diperintahkan untuk menyampaikan pesan ini kepadamu  agar kau datang ke acara tahunan itu" jawab Archie.

Nic mengangguk, "aku selalu datang setiap tahun" jawabnya.

"i know, tapi kau sering terlambat. Kali ini aku mohon jangan terlambat, datanglah tepat waktu" ujar Archie.

"okay" Nic menjawab singkat.

"oh iya, don't forget to bring your beautiful wife. The dress code is white" tambah Archie sembari beranjak dadi tempat duduknya.

"i gotta go. See you letter"

•to be continue•

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DefencelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang