5 Mei 2016,
Dean berjalan dengan tenang diatas trotoar sambil mengenggam handphonenya sembari mendengarkan lagu menggunakan headsetnya dengan lagu yang berputar 'Wish you were here' milik Avril Lavigne, salah satu penyanyi kesukaannya.
Dia sembari bergumam kesal lantaran mendapat hasil buruk di ujian matematikanya kali ini. "Menyebalkan, mengapa hanya dapat segini" sembari memikirkan dirinya hanya mendapat nilai 40. Padahal biasanya, ia hanya mendapatkan nilai 60.
Dean adalah seseorang yang mempunyai kepribadian introvert, dia tak pandai bergaul dengan siapapun dan dia pun tak terlalu memusingkan hal semacam itu.
Tapi Dean mempunyai beberapa teman akrabnya, salah satunya Aldo.
Dean dan Aldo sudah berteman sedari kelas 5 SD lalu berlanjut hingga SMP di sekolah yang sama dan hingga sekarang kelas 2 SMA. Hanya saja saat SMA sekarang, mereka tidak satu sekolah karena memiliki cita-cita yang berbeda.Dean masuk sekolah perhotelan karena dia sebenarnya tidak mempunyai cita-cita dan hanya asal masuk sekolah tak memperdulikan jurusannya. Benar-benar hidup yang menyedihkan.
sementara itu, Aldo masuk SMA jurusan IPA dengan cita-cita sebagai dokter. Cita-cita yang sangat mulia dan luar biasa."Jadi kan ke warnet?" Dean mengirimi pesan singkat pada Aldo.
"Jadi dong, tapi bener kan lu mau bayarin gua?" balas Aldo melalui aplikasi BBM yang saat itu masih sangat hits.
"Iya, lu gausah khawatir. Gua bahkan rela gak jajan tadi hanya untuk mentraktir lu main warnet."
"Itu baru teman" Aldo mengetik sambil senyum memperlihatkan giginya.
Dean akhirnya menyebrang dan memberhentikan Angkutan Kota, Angkot untuk segera ke warnet tempat biasanya ia bermain game online bersama Aldo.
Saat di angkot, Dean mengerutkan dahinya melihat seorang siswi sedang tertidur dipojok angkot.
Sedetik kemudian dia menyadari bahwa siswi itu sangatlah cantik."Bisa-bisanya rakyat jelata kayak saya ketemu bidadari di angkot"
Akhirnya ia duduk di depan kursi siswi tersebut dan memandangi siswi tersebut sembari terus mendengarkan lagu yang terus berputar. Kebetulan juga, tidak ada penumpang lain di angkot tersebut.
"Shania Oktaviani" gumam Dean sambil melihat nametag diseragamnya.
"Pasti lahir bulan Oktober" gumam Dean lagi sembari nyengir.
Beberapa menit berlalu. Dua lampu merah, satu pom bensin serta beberapa minimarket telah dilewati angkot tersebut hingga suatu suara dengan cukup keras berteriak tepat dari depanku.
"BANGGGG BERHENTI BANGGGGGGG"
Supir angkot tersebut langsung meminggirkan angkotnya ke pinggir jalan, "Kenapa neng?"
"Itu harusnya tadi aku turun di perempatan itu untuk naik angkot yang lain tapi aku ketiduran"
...
"Maaf ya bang", ucap siswi tadi sambil memasang muka melas.
"Iya gapapa"
Siswi tadi langsung turun dan membayar supir angkot tersebut.
"Uangnya kurang neng"
"EHH?"
"Kurang, segini pas cuma buat sampe perempatan tadi aja"
"Tapi uangku pas buat bayar angkot selanjutnya yang mau aku naiki" mata siswi tadi berkaca-kaca.
"Saya aja bang yang bayar" Dean mendekati sang supir.
"Udah lu gausah bayar, gua yang bayarin aja ya?" ucap Dean pada siswi di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because this is my first love
General FictionBerawal dari hari itu, saat aku tak sengaja berjumpa denganmu. Hari-hariku terasa berbeda setiap detiknya, rasanya kamu selalu memenuhi rongga kehidupanku. Pertemuan itu membuat seseorang lelaki yang baru beranjak dewasa mulai mengenal arti cinta. D...