X-Silent

17. Sepakat

No sider

Sejak mengatakan Kalimat keramat itu kemarin pada Nessa, Randu tidak tenang. Mulutnya waktu itu benar-benar tidak terkendali dan menyadari Nessa sama sekali tidak membalas membuktikan bahwa cewek itu tidak punya perasaan lebih, Randu malu Sekarang, ini pertama kalinya ia merasa malu.

Untuk mengembalikan ketenangannya, ia memilih membersihkan ruangan yang tidak pernah terjangkau, tentu saja Randu sudah memiliki housekeeper dan pembantunya itu datang pagi dan sore. Malam ini ia terlalu sendu memikirkan tentang ucapannya pada Nessa.

Rumah Randu memang sedikit mewah dan besar, tapi Randu terlalu malas untuk menjangkau seluruh bagian ruangan, tapi kali ini ia ingin memeriksa semua ruangan untuk sekedar ia bersihkan agar tidak terlalu berdebu karena sejak lama tidak di perhatikan.

Yang paling mengherankan, Papanya memilih pindah kamar ketika mamanya di vonis gangguan kejiwaan di antara ruangan yang sepi, apa pria itu tidak kesepian sama sekali.

Randu belum Pernah menjangkau kamar papanya yang sudah lama ia tempati, pintu itu sedikit terbuka membuat Randu sedikit berminat melihat bagaimana isi kamar sang papa?

Perlahan kakinya melangkah memasuki ruangan nuansa hitam putih itu, kamarnya rapi dan bersih. Tapi yang paling membuat Randu tegang adalah banyaknya foto pernikahan di dinding yang terpasang rapi, Tentu saja itu foto pernikahan papanya dengan mamanya.

Ia mendekati salah satu foto yang berisikan 4 orang, Mamanya, papanya, Nacha dan Randu sendiri. Ia meraih figuran itu dengan gemetaran, sebuah kertas putih terselip di bagian belakang figuran.

Ia mengambil kertas itu lalu membuka lipatannya secara perlahan, dengan perasaan bergejolak kalimat tulis itu terus masuk ke dalam kepalanya seperti electron yang memasuki inti atom.

Dengan gerakan cepat ia menyimpan kembali kertas itu ke dalam figuran lalu secara perlahan keluar dari kamar papanya, mengejutkan sekali isi kamar itu bagi Randu. Praduga tentang papanya membuatnya merasa sakit sendiri.

***

Randu terlalu lelah berpikir, ia akhirnya memutuskan makan di kedai dekat kompleksnya, Lagian papanya jarang sekali pulang dan selalu mengatakan jika dia tidur di hotel. Mengingat itu kembali membangkitkan Randu pada masa 2 tahun lalu, apakah papanya punya rencana sendiri mengapa ia tidak mencari tahu tentang Nacha yang secara tiba-tiba menghilang.

"Berapa semuanya pak?" Tanya gadis dengan piyama tidurnya, mendengar suara itu kembali mengulur waktu di mana kemarin ketika ia mengatakan hal yang benar-benar di luar kendalinya.

Cewek itu berjalan perlahan tanpa menoleh ke arah Randu yang jelas-jelas sudah ia lewati, gadis itu benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu.