🌅Pertandingan

26 20 38
                                    

Aku menemukan Indira sedang duduk di bangkunya yang menatapku garang seolah ingin menerkam dan Kinara yang menatapku dengan Cemburu? Entahlah, aku tidak tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku menemukan Indira sedang duduk di bangkunya yang menatapku garang seolah ingin menerkam dan Kinara yang menatapku dengan Cemburu? Entahlah, aku tidak tahu.

Aku berjalan ke arah meja ku berada, "Hi, gyus! Morning!" Ucapku menaruh tas.

"Too!" Jawab serempak teman sekelasku.

Aku menelungkup kan kepalaku di meja. Aku bingung dengan rawut wajah Kinara, ia tak pernah bete sebelumnya. Tapi kenapa sekarang ia terlihat sedang tidak mood? Ada masalah apa dia? Apa sebaiknya aku tanya?

Baru saja Indira bicara, sudah kupotong duluan, "Lo kemana aj--"

Sabar Indira! Semua pasti ada hikmahnya. Emang kampret tuh Senja!-- gerutu Indira dalam hati.

"What Happen Kin?" Tanyaku sambil memegang pundaknya satu. "Tumben lo masih pagi udah kusut," lanjutku.

Kinara memandang ku tak bersahabat. "Gue. Ngak pa'pa!" Jawabnya penuh penekanan.

"Lah terus kenapa? Muka lo kaya lagi bete gitu," tanyaku kembali.

"Gue bilang. Gue. Nggak. Pa'pa Senja!" Jawabnya ketus setelahnya ia mengeluarkan handphonenya lalu memainkannya.

Indira di buat melongo dengan jawaban Kinara. Begitu pun Cacha selaku teman sebangku Indira. "Kesambet apa lo Kin? Tumben amat lo ketus." Ucap Indira dan Cacha berbarengan.

"Gak!" Cetus Kinara kembali tak acuh.

***

Buk Shinta masuk kedalam kelas ku. Semuanya hening seketika. Siapasih yang nggak tau seorang Buk Shinta, seorang guru kiler sekaligus guru Matematika.

Namun kali berbeda, teman ku diam bukan karena takut dengan Buk Shinta. Tetapi karena kedatangan seorang murid baru? Aku tidak kaget akan hal itu, karena orang tersebut adalah Nalan.

"Anak-anak hari kita kedatangan teman baru. Nalan, silahkan perkenalkan diri," ucap Buk Shinta memepersilahkan Nalan.

"Baik Buk," jawab Nalan sopan.

"Hi gyus! Kenalin gue Nalan Andersson yang akan jadi teman kelas kalian. Ada pertanyaan?" Lanjutnya dengan tersenyum ramah.

Teman perempuanku menjawab serempak dengan nada genitnya,"Hai Nalan!"

Ghea berucap dengan mengedipkan matanya, "Nalan! Ada pertanyaan kok buat lo. Tapi nanti aja ya kalo istirahat."

"Oke."

"Ya sudah Nalan, kamu silahkan duduk di bangku belakang Senja dengan Alfa," ucap Buk Shinta. "Baik, kalo gitu Ibuk pamit dulu. Permisi," lanjutnya.

Nalan pergi berjalan menghampiriku. Membisikan sesuatu untukku, "Gue tunggu nanti dikantin." Setelahnya ia duduk di bangku yang telah di persilahkan Buk Shinta tadi. Berkenalan ria dengan Alfa, teman baru sebangkunya.

Senja [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang