Wajah Pengkhianatan

831 68 6
                                    

Dikala nafsu dan keinginan manusia berubah menjadi  ketamakan, lahirlah keserakahan. Maka manusia akan menghalalkan segala cara bahkan mengorbankan jiwa tak berdosa demi kesenangan semu. Menjamu iblis dengan perbuatan dosa, sampai mereka berpesta pora diantara buah kejahatan persembahan manusia yang tersesat semakin dalam. Manusia semakin lama akan semakin terjebak dan terjerumus. Raga kasar menyatu dengan jiwa iblis yang mereka sembah. Tidak ada jalan kembali dari menjadi budak belenggu hitam.

Ukiran kata itu terlihat di tembok ruangan yang terlihat kuno ketika Murni membuka mata , Ia terbangun di sebuah ruangan yang luas  dan mewah. Dipenuhi dengan lemari kursi dan meja antik yang mewah berlapis logam kekuningan. Perhiasan kalung emas permata berkilauan menjulur dari mulut laci. Tirai berlapis-lapis dari sutra merah nampak mahal menghiasi setiap sudut kamar. Ruangan itu begitu harum tetapi Murni masih begidik karena tercium juga aroma amis darah yang terselip.

Entah bagaimana Gadis itu ada diruangan ini, yang ia tahu Nyi Ratu Gondo Mayit telah menyambar tubuhnya dan membawanya terbang, dalam perjalanan ia jatuh pingsan .

Setelah sekian lama mengitari ruangan itu Murni tidak bisa menemukan jalan keluar dari ruangan berlapis batu marmer. Pintu ruangan pun terkunci dan tidak bisa dibuka.

Ia melihat ke depan, sebuah pembaringan dari dipan yang penuh ukiran indah berselimut kain satin warna biru, tapi ia merasa begidik, naluri mengatakan ada sosok tak kasat mata yang bercokol diatasnya. Begitu bau anyir tercium lagi, dalam hati gadis itu merapal mantra yang diajarkan Larantuka sebelum pergi, untuk menangkal ilmu panglimunan.

Madep Mantep Marep Sliraku

Ajining Ati tumindak ing Kuoso

Demit Bubrah Panca Bala Sirna

 Ketika membuka mata kembali gadis itu terbelalak, ternyata sudah ada wanita berambut panjang serba merah berbaring dihadapannya yaitu Nyi Ratu Gondo Mayit. Ia mengucek matanya namun sosok itu benar ada disana. Badan Murni terasa lemas dan dingin menggigil. Ia tahu sosok didepannya sudah bukanlah wujud manusia lagi, kegelapan telah menyeret raganya menjadi jelmaan ratu dedemit.

Sementara disudut ruangan  bersila Nagindi, siluman ular dengan darah menghitam terlihat dari wajah yang bersisik. Asap tipis mengepul dari ubun-ubun wanita berambut hijau itu seperti sedang  mengobati luka dalam. 

Ruangan nan indah tadi pun segera berubah menjadi kamar yang hancur berantakan penuh sarang laba-laba, diterangi oleh nyala sebatang obor. Kain kelambunya telah robek compang-camping. Inilah keadaan sebenarnya, ilmu sihir sempat memperdaya mata Murni.

Nyi Ratu Gondo Mayit menatap Murni penuh arti, seakan tahu tabir gaibnya telah dipatahkan anak itu entah bagaimana.

"Angkat wajahmu Nduk, aku ingin melihat paras ayumu cah pinter hi hi hi hi" ujar Sang Ratu yang  tersenyum mengerikan, gigi taring tersembul di bibir merah itu.

Terasa ada kekuatan aneh tak kelihatan memaksa Murni mendongakkan wajah. Pandangan netranya bertemu kembali dengan Nyi Kanjeng Ratu Gondo Mayit. Iris mata tipis berwarna merah itu seperti menyimpan tatapan ribuan mahluk tak kasat mata, memandang tajam hingga terasa tembus ke sekujur tubuh Murni.

Ratu demit itu menaruh jemari di dagu Murni. Bibirnya menawarkan senyuman mempesona.

"Nah Murni, aku menyimpan nyawamu baik-baik karena dua hal, pertama kau sudah bersumpah setia menjadi kawanku dan aku sudah ingin menjadikanmu pewaris ilmuku, kedua, jujur saja aku masih penasaran dengan kidung yang kau tembangkan. Kidung itu adalah kidung asmaradana, mengenai rasa cinta yang mendayu-dayu. Aku sangat menyukai kidung itu sejak kecil dulu dan aku rasa bukan kebetulan kau bisa menyanyikan. Nah Katakan padaku darimana kau mendapatkannya." tanya Nyi Ratu Gondo Mayit dengan raut muka penasaran.

LARANTUKA  PENDEKAR CACAT PEMBASMI IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang