Tenanglah di pangkuan mama,nina.

61 16 8
                                    

Tenanglah di Pangkuan Mama, Nina.

Kisah dibalik keterpurukan Vena yang harus hidup sendiri dirumah megah bersama dengan putrinya yang tubuh mungilnya semakin hari semakin membusuk.

Ting...ting...ting
Begitu nyaringnya terdengar suara gelas kosong yang di aduknya pelan.
sembari terduduk dilantai belakang rumahnya,dengan tatapan kosong ia memandang sepotong bambu yang berlumuran darah yang tertancap tepat depan matanya.
Angin berhembus cukup kencang sampai-sampai membuat sepotong lilin terjerembab.
Suasana sunyi membuat angannya meraba kembali kenangan indah saat pertama kali Galih memberikan rumah megah itu sebagai hadiah perkawinannya.
Vena yang saat itu terlihat anggun dengan dress selutut dan rambut panjang ter urai membuat siapapun akan terpana melihatnya

"Kamu suka?"Tanya Galih.
Sambil tersenyum lebar vena hanya mengangguk menandakan ai sangat bahagia dengan pemberian suaminya.

Lamunannya buyar ketika sebuah kursi tua tiba-tiba  jatuh dan menimpanya.
Mama..mama..mama,"Suara lirih terdengar dari balik kegelapan.

seketika vena terperanjat dan bergegas masuk kedalam kamar.
Berjalan dan meraba ditengah kegelapan.

Nina...Nina...kamu dimana Nak,mama ada disini,jangan takut sayang,Nina,Nina"

terdengar suara langkah orang mengikuti dari arah belakang,kali ini ia berharap bukan Lyra yang mengikutinya.

"Mama...Mama...Sakit Ma,"
Di iringi tangis sesegukan,suara itu terdengar makin jelas dan begitu memilukan.

Vena terus meraba sambil teriak histeris memanggil anaknya.
Sampai ia tiba diruangan penuh debu.
Terbaring gadis mungil diatas ranjang tua dan kumuh.
Vena memeluk sambil menggendongnya sembari menepuk nepuk punggunya.

"Loh..mata kamu kenap Nak,Ko hilang,dimakan tikus ya?Hihihi,jangan khawatir ya,nanti mama ambil mata kamu,biar kamu jadi cantik lagi"
Sembari ketawa ia terus menggendong tubuh kaku yang mulai membusuk itu.

Selamat Malam NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang