Dalam hidupku, aku sering mendapatkan hal yang tidak terduga. Seperti tiba-tiba merasakan aura aneh sehari setelah ulang tahunku. Tiba-tiba ada makhluk yang mengincar hidupku padahal aku tidak pernah berurusan apa lagi mengenal mereka. Tiba-tiba mendapat sebuah kebenaran bahwa keluargaku aneh. Tiba-tiba menjadi seseorang yang harus menjalani kehidupan yang membingungkan seperti berlatih empat bulan di dimensi lain, padahal hanya menghabiskan waktu dua jam di Bumi. Hidupku seperti... berubah begitu saja.
Tapi ini, kali ini, lebih mengejutkanku lagi.
"Chika!!" Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.
Mata Derina, Diana, dan Dinda juling ke atas, lalu mereka bertiga mendadak terjengkang ke belakang--mungkin mereka terlalu syok melihat menusukkan yang terjadi di hadapan mereka, jadi mereka memutuskan untuk pingsan.
Aku, Tristan, dan Nova akan berlari mendekati Chika, namun Febri mencergah kami, "Berhenti di situ!"
Kami langsung berhenti, dan Tristan berkata, "Tapi, Kak. Seharusnya Kakak menusuk Helmi, bukan Chika!"
"A... aku?" Helmi menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, kau. Kau sudah membuat sebuah ritual, kan? Itu sebabnya Jenderal Iblis bisa masuk ke tubuhmu," ucap Tristan.
Ilham menatap Helmi dengan alis terangkat. "Wow, Kawan. Aku tidak percaya kau melakukan sesuatu sekotor itu." Lalu ekspresinya berubah. "Bagaimana rasanya?"
"Dia keturunan langsung dari Adriana. Si Hamia Pembelot dari Rumania yang terkenal pada zamannya. Dia juga dikenal sebagai salah satu penyihir gelap terhebat di Eropa. Tapi sejarah menutupi kematian dan eksistensinya," jelas Febri, dengan posisi masih menusuk perut bagian atas Chika dengan tombaknya. "Dia menikah dengan Iblis yang bernama Kalaqa. Iblis itu adalah salah satu dari putra Tujuh Pangeran Neraka: Amon. Lalu melahirkan anak perempuan, dan anak perempuan itu langsung menjadi yatim piatu karena Adriana langsung digantung hidup-hidup, dan dibakar setelah melahirkannya. Anak itu bernama Antanasia, atau dikenal dengan Perempuan Kebangkitan. Dia dikirim ke panti asuhan, lalu diadopsi dan dibesarkan oleh keluarga anggota tentara Belanda, dan sangat kebetulan, dibawa ke negara ini pada tahun 1869, saat Belanda masih menjajah bangsa kita. Dan gadis ini, teman kalian yang bernama Chika ini, telah berbagi tubuh, hidup, dan darah dengan iblis. Dia keturunan langsung dari Adriana. Darahnya terkutuk seperti Iblis."
"Tapi tahun pada 1869, keluarga Alali belum memiliki perselisihan dengan iblis," sela Kak Anggi.
"Mereka pernah mencuri kabar dari langit sebelum seratus ribu Malaikat Berpanah Bintang menjaga gerbang langit," jawab Febri. "Mereka tahu apa yang akan terjadi, jadi mereka membuat sebuah bom waktu untuk membunuh seseorang yang akan mengancam mereka. Yaitu kau, Aran. Mereka sengaja mendekatkanmu dengan Chika. Mereka menggiringmu untuk menyukainya. Tapi untunglah, kau bukanlah tipe cowok yang mudah jatuh cinta. Rencana mereka sedikit meleset."
Wajah Chika semakin pucat, mulutnya mengeluarkan darah, dia sedikit menunduk, dan seluruh pakaiannya kotor oleh darah. Dan aku, merasa pusing. Butuh waktu untuk memproses semuanya. Dan lagi, aku merasa kasihan melihat Chika ditusuk oleh Febri seperti itu. Aku mungkin sedikit menyukainya--ini bukan waktu yang tepat, aku tahu, tapi aku pikir rasa simpatiku bukan hanya berasal dari perasaan itu. Ya, pikirkan saja, melihat seseorang yang tidak berdaya ditusuk seperti itu dengan tombak sepanjang dua meter pasti, setidaknya, membuat kalian merasa kasihan.
Tiba-tiba Chika mendongak dan menatap lurus ke arah Febri. Matanya berubah agak membesar, dan hanya bercahaya warna merah. Mulutnya terbuka sampai mendekati telinga. Sekarang dia menyerupai iblis. Dia berbicara pada Febri, "Tidak salah kau dijuluki Gebby: Kekuatan dari Tuhan. Tapi kau sedikit terlambat, aku sudah siap untuk meledak." Suaranya aneh, perpaduan dari suara Chika, suara bariton, dan suara nenek-nenek--rasa kasihan kalian pasti menguap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aran Alali #1: Hujan Darah Iblis
Fantasy[SELESAI] [FANTASI] [13+] "Aku pikir, hidupku normal seperti remaja empat belas tahun lainnya. Hanya memusingkan tentang pacaran, jerawat, bermain, dan sebagainya. Tapi, hidupku lebih daripada itu." Aran, seorang remaja yang kehidupnya seketika ber...