Slice of Life: Part 1

40 1 0
                                    

Resepsi Yuvin dan Yeji sudah berlangsung dengan sukses dan tidak ada kendala apapun siang tadi. Dan malam ini, seluruh keluarga besar sedang berkumpul di sebuah restoran untuk makan malam keluarga yang natural dan santai. Semuanya ada disini, keluarga Yohan, keluarga Hangyul, keluarga Yeji, bahkan Donghyun pun ada disini sekarang. Mama Kikan dan Mama Yohan sudah bertemu lagi siang tadi dan pertemuan mereka dipenuhi rasa haru.

Dan Donghan, tentu saja dia juga ada. Dia duduk di bagian keluarga Yeji tentu saja, dan Donghyun duduk di sebelahnya. Di seberangnya ada Yohan dan Kikan yang sedang sibuk mengurus Sean. Ketika Sean sedang disuapi makan oleh Kikan, giliran Yohan yang makan. Dan selanjutnya ketika Sean ada di pangkuan Yohan, giliran Kikan yang makan.

Tentu saja pemandangan itu sangat menarik perhatian Donghan. Matanya tidak lepas dari ketiga orang yang duduk jauh di meja seberang. Kebetulan meja makan mereka adalah sejumlah meja makan yang disusun memanjang jadi kedua keluarga bisa duduk berhadapan saat makan, dengan Yeji dan Yuvin duduk di 'kepala' meja makan di sisi keluarga masing-masing.

"Ngedip bro," kata Donghyun, lalu tertawa pelan sambil mengunyah makanannya.

Donghan yang merasa ketangkap basah sama Donghyun, hanya bisa tertawa, lalu menghela nafas. "Pengen gangguin Kikan gue beneran deh."

"Gangguin aja sana. Biar ramai. Gue sekalian ikut meramaikan."

Donghan menoleh pada Donghyun lalu tertawa lagi. "Bercanda kali."

"Iya tahu. Gue juga bercanda kali."

Donghan dan Donghyun lalu tertawa bareng.

"Lo gak ada ngobrol sama mereka emangnya?" lanjut Donghyun.

Donghan menggeleng. "Mana ada keberanian gue buat ngobrol sama mereka."

"Tadi gue sempat papasan sama mereka. Mereka mau nikah lagi bulan depan."

Donghan menoleh lagi pada Donghyun, agak terkejut. Benar-benar sedikit kaget. "Baguslah. Berarti mereka memang jodoh. Mau gue gangguin kayak gimanapun, nyatanya bisa nyatu lagi."

***

"Kikan."

Kikan mendongak karena dia sedang berjongkok merapikan baju Sean. Tahu siapa yang memanggilnya, dia langsung berdiri, menggendong anaknya, dan ingin pergi dari sana. Tapi suara Donghan menahan langkah kakinya.

"Sorry," kata Donghan pelan, tapi Kikan masih membelakanginya. "Gue belum sempat minta maaf sama lo, sama Yohan juga. Kebetulan kita ketemu lagi disini. Jadi gue minta maaf."

Kikan masih diam, dan masih tidak berbalik menghadap Donghan.

"Gue tahu permintaan maaf doank gak cukup untuk menghapus kesalahan gue. Tapi gue gak tahu lagi harus ngapain. Jadi gue cuma bisa minta maaf. Maafin gue."

"Donghan?"

Kikan langsung berbalik mendengar suara itu. Suara Yohan. Duh ada Yohan lagi, ntar salah paham lagi, berantem lagi..

"Beneran Donghan ternyata. Gue kira salah lihat," kata Yohan sambil berjalan melewatinya, menuju Kikan lalu segera mengambil alih Sean dari gendongan Kikan. Dalam hati Kikan udah gak karuan. Takut mereka baku hantam disini.

"Long time no see.." kata Yohan sambil memperbaiki posisi Sean di gendongannya.

Donghan tersenyum kaku. "Ya udah lama banget."

"Gue gak ngeliat lo pas acara lamaran?" tanya Yohan sambil mengingat-ingat.

"Ya karena gue memang berencana datang pas nikahannya aja. Pas lamarannya kebetulan gue gak bisa datang." Padahal bukan gak bisa, tapi gak boleh sama Yeji.

To Reach YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang