39. Pesan

14 1 0
                                    

Soomin mendekat pada Mingyu lalu duduk bersandar juga di samping pria itu. "Sekarang cerita kak Eunwoo."

Mingyu memejamkan mata sambil bersedakap dada. "Bentar, kalo si Eunwoo gue agak lupa."

Sambil membiarkan Mingyu untuk mengingat, Soomin menoleh ke arah samping bawah, tepatnya memperhatikan Eunwoo yang sedang memasukkan bola ke dalam ring. Dia tak habis pikir, mengapa pria itu terlihat sangat keren dengan keringat membanjiri tubuhnya.

"Ganteng," gumam Soomin sangat pelan.

"AHH," teriak Mingyu dengan menepuk tangan sekali membuat gadis di sampingnya terkejud namun tidak marah.

"Kenapa?" tanya Soomin setelah menetralkan jantungnya.

"Gue inget, si Eunwoo waktu kelas sebelas pernah tertarik sama anak kelas sepuluh namanya Dahyun, dia hampir pdkt-in cewe itu, tapi ternyata udah jadi milik si Hanbin," jelas Mingyu menceritakan yang ia ingat.

"Patah hati juga deh," sambung Soomin.

Mingyu menggeleng cepat. "Enggak, si Enwoo biasa aja, gak keliatan patah hati sama sekali. Kayanya dia masih belum bisa move on sama cewe yang di Amerika," papar Mingyu.

Soomin terdiam sejenak sebari menatap Eunwoo di bawah sana, dan kebetulan Eunwoo juga menatapnya. Dengan cepat gadis itu memalingkan wajah menjadi menatap Mingyu lagi. "Maksudnya kak Eunwoo gak bisa lupain mantan atau gimana?"

"Gatau mantan gatau siapa, pokoknya kalo ada cewe yang deketin si Eunwoo, terus kita suruh buat buka hati, pasti dia selalu nolak dengan alasan,

gue gak bisa lupain dia, gue masih keinget dia, gak ada yang kaya dia, gue sukanya dia, gue bakal temu lagi dia, dan dia, dia, dia, dia,  O ... ASUUUU AKU ORA NGERTI SIAPA DIAA!!!" pekik Mingyu dengan nada medok dan frustrasi di akhir.

Soomin kembali diam, tak bisa dibohongi bahwa ada rasa sedikit kecewa ketika tau faktanya. Namun kemudian Soomin menggeleng cepat. Untuk apa dia kecewa? Walau hanya sedikit tetap saja aneh jika dia merasa begitu.

"Intinya mereka semua korban patah hati, kecuali lo yang suka matahin hati banyak cewe," ujar Soomin bergumam di pinggir Mingyu.

Tanpa Soomin lihat, Mingyu tersenyum kecut. "Lo pikir kenapa gue jadi kaya gini," tanya Mingyu yang jadi teringat alasan dirinya menjadi playboy.

Dengan malas Soomin menoleh. "Gatau, emang kenapa?"

Mingyu berdecak. "Ck, gue juga korban patah hati."

"Ah masa?" tanya Soomin tidak percaya dengan penuturan Mingyu.

"Inget banget gue waktu kelas 3 SMP cinta mati sama orang yang namanya Jihyo," ucap Mingyu menundukkan kepala, sementara Soomin yang mendengar nama Jihyo menjadi terdiam karena bayang-bayang Jihyo yang memukul wajahnya saat itu kembali mucul.

"Awalnya gue cuma suka biasa aja sama si Jihyo, tapi taunya dia yang deketin gue duluan, di situ gue seneng banget sampai lama kelamaan kita makin deket dan juga perasaan gue makin bertambah."

Gadis di samping Mingyu menjadi fokus pada cerita yang didengar. Sepertinya dia sudah tidak memikirkan kejadian Jihyo memukulnya.

"Singkat cerita, gue pun jadian sama Jihyo, gak bohong waktu itu gue sayang banget sama dia, apapun bakal gue lakuin demi dia, sampai si Jihyo salah besar pun gue tetep bela," lanjut Mingyu dan Soomin yang mendengar pernyataannya hanya mendelik.

Lagi-lagi Mingyu tersenyum kecut. "Tapi selama 4 bulan pengorbanan gue jadi pacar yang baik itu sia-sia, karena akhirnya kebongkar juga gimana jametnya si Jihyo," desis Mingyu masih menunduk.

Journey of Love : LDMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang