18. SELESAI

89 11 26
                                    

Assalmualaikum semuanya 🤗
.
.
.
.
Semoga kangen, Aku wkwk
.
.
.
Happy Reading!

"Selagi masih bernyawa, tetaplah gigih jangan berputus asa"

__Clara

🔥🔥🔥

Matahari dua kali lipat lebih panas dari biasanya. Meira yang sedang susah payah menyingkirkan sampah berserakan.

"Panas, panas, panas!"

"Hareudang euy!"

Keringat bercucuran wajahnya sudah memerah. Sedangkan geng Lion's asik dengan aktivitas masing-masing.

Mendengus kasar seraya membersihkan sampah. "Dasar ga punya hati!"

"Apa?"

Meira menegang seketika. "suara itu?" Gumamnya

"Ah. Bukan apa-apa kok"

Toga berjalan menghampiri Meira sembari membawa minuman. Tersenyum menatap Meira.

Sedangkan Vano hanya memutar matanya malas.

"Bucin!"

Mendengus kasar. "Iri?"

Menghela nafas dalam. "Buat, lo. Gue gak mau!"

Meira melotot. "Dih, siapa juga yang mau!" Gumamnya dalam hati.

Meira kini sudah lupa, bahwa dirinya sangat tergila- gila pada ketua Lion's itu, Dulu.

Vano berjalan meninggalkan keduanya. Baru beberapa langkah Toga kembali bersuara.

"Kalo gitu jangan jadiin dia babu, lo."

Menghentakkan kakinya, kemudian ia berbalik menatap tajam Toga.

Tersenyum miring. "Oke, demi lo. Besok babu ga perlu ketemu kita semua!"

"Sekarang, lo pulang!"

Meira terpelonjak mendengar ucapan Vano. Bukan lebay kali ini ucapannya membuat hatinya nyeri.

Anggota Lion's yang sedang asik bermain menoleh secara bersamaan. Ucapan Vano begitu tajam dan tinggi.

Toga berjalan menghampiri Vano, kemudian ia membisikan sesuatu.

"Dia, cewek yang gue suka. Gue harap Lo gak nyakitin dia, lagi."

M

enghela nafas kasar. "Lo pengang ucapan gue!"

Toga tersenyum, ia yakin Vano tidak selamanya jahat.

"Gue tahu lo itu baik!" Batin Toga sembari menatap sendu Vano yang pergi menjauh.

Menatap Meira, seraya mengulurkan tangan. "Ayo,pulang"

Tersenyum penuh semangat, kemudian ia menerima uluran tangan Toga. "Terima kasih banyak, kak."

––––

Meira Azzahra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang