Part 2. Sudah jadi mantan

99 15 0
                                    

Part 2. Sudah Jadi Mantan


Rasanya Hana ingin menghilang saja dari situasi seperti ini. Bayangkan saja, sedari tadi orang tuanya terus menatap Hana intens. Mereka tau ada yang salah dengan anak nya yang satu ini.

"Siapa?" Ucap Ayah nya memecah keheningan.

"H-hah siapa apanya?"

"Siapa yang lakuin ini sama kamu Hana? Jangan nutupin apa-apa sama Ayah dan Bunda." Ucap Ayahnya menjelaskan.

"Hana gk papa ayah. Ayah sama bunda jangan khawatir ya." Ucap Hana menenangkan kedua orangtuanya.

"Gk papa tapi pulang-pulang mata bengkak."

Hana meringis mendengar ucapan bundanya yang sinis itu. Tapi bundanya baik kok, sangat baik malah. Dia kadang bertanya kepada orangtuanya bagaimana mereka bertemu. Ayah yang lemah lembut dan bunda yang kalo ngomong suka lupa di filter dulu.

Ayahnya pernah bilang jika jodoh itu cerminan diri kita sendiri dan pantulan cermin kita sendiri itu terbalik. Sangat berbeda dengan keperbadian kita. Itu sebabnya ayah yang lembut berjodoh dengan bunda yang sedikit kasar. Tapi disitu lah letak istimewa nya, karna kita bisa saling melengkapi satu sama lain.

"Yaudah gk papa, kalo ada apa-apa cerita ya sama ayah dan bunda." Ucap Ayahnya sambil mengelus rambut Hana dengan sayang.

"Sekarang masuk ke kamar terus mandi. Kamu tau muka kamu kayak orang gk di kasih uang jajan sebulan sama bunda." Ucap bunda nya. Lihat bundanya memiliki selera humor yang rendah.

Hana pun mengangguk mendengar ucapan kedua orang tuanya. Dia pun bergegas menuju kamarnya. Dia memang ingin segera mandi, badannya rasanya ingin remuk padahal dia hanya menangis seharian ini.

"Jangan lama-lama mandinya di tungguin di meja makan."

Hanya bundanya yang berani berteriak seperti itu di rumah ini, selain dirinya tentunya.

                           ****
                          Chat
Rania : woy
Rania : bangun bego.
Rania : hari ini gue gk jemput lu dulu.
Rania : gue sama abang gue.

Me : oke
Read.

Hana menghela nafas nya, ingin rasanya dia bolos saja hari ini. Sungguh dia belum siap bertemu dengan dia. Membayangkan Leo yang bersikap seolah tak terjadi apa-apa membuat Hana semakin tidak berselera untuk bersekolah.

"KAK BANGUN UDAH SIANG!!"

" IYA BUNDA KU SAYANG KAKAK UDAH BANGUN!!."

Pasti bunda nya sekarang sedang membangun kan adiknya, si bungsu. Hana pun bergegas untuk segera mandi, dia tidak mau mendengar bunda berteriak kedua kalinya. Masih sayang telinga.

Hana pun langsung menuju meja makan untuk sarapan. Acara rutin yang tidak boleh di lewatkan. Di sana sudah ada ayahnya yang sedang meminum kopi, ada bunda yang sedang menyiapkan sarapan, dan tentu saja adik Hana yang sedang menahan kantuk.

"Begadang lagi kan lu?"
Ucap Hana setelah duduk di samping adiknya.

"Apasih kak sok tau."

"Keliatan kali kalo begadang."

"Berisik!"

"Gue bilangin bunda ah kalo lu semalem gadang main game."

Melihat adiknya merasa kesal adalah salah satu kebahagiaan nya di pagi hari. Pasti sebentar lagi dia akan mengadu.

"Bun kakak nih."

Nah kan apa Hana bilang.

" Kak..."

"Iya iya"

Ucapnya sambil melirik adiknya yang sudah asik menelungkup kan wajahnya di atas meja, tidur apa lagi.

Bara adik Hana memang penggila game online bahkan setiap hari Hana tak pernah melihat adiknya itu tak memainkan game nya. Tak jarang hape Bara di sita oleh Ayah. Tapi yang bikin heran nilai Bara selalu tinggi.

"Yah, Hana hari ini ikut ayah ya, soalnya Rania berangkat sama abangnya." Ucap Hana

"Tumben Rania sama abangnya?" Ucap bunda nya yang sudah duduk sebelah ayah dan membangun kan Bara untuk segera sarapan.

"Rania sih gk bilang tadi Bun."

Bundanya ber oh ria mendengar jawaban anaknya.

"Udah-udah ngobrol nya, nanti kalo ngobrol terus kapan sarapannya." Ucap Ayah nya menegur.

Mereka pun mulai sarapan dengan candaan receh bundanya yang tidak ada habisnya setiap hari.

                             ****

Baru saja Hana sampai di sekolah. Dia sudah harus melihat Leo alias mantan nya yang sedang bermain futsal dengan teman-teman nya.

Hana menghela nafasnya, lihat sudah berapa kali dia menghela nafas seperti ini.

Ingat Hana sudah mantan, jadi jangan di inget-inget lagi. Hana pun bergegas menuju kelasnya. Jika dia nekat terus berada disana bisa-bisa dia gagal move on.

Hana merutuki diri nya sendiri, bisa-bisanya dia sempat ingin memuji Leo tadi. Tapi Leo memang terlihat berbeda hari ini, jauh lebih ganteng. Dasar mantan niatnya mau hujat malah tambah ganteng, kan Hana gk tega.

Kenapa jika sudah jadi mantan semakin terlihat menarik?
Jika Leo saja terlihat semakin menarik, apa Hana juga di pandangan orang lain?
Oke otak Hana mulai gila sekarang.

                         _________

Happy reading guys
Buat yang udah baca cerita ku
Love you!

CakaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang