pertemuan

1 0 0
                                    

Dan aku hanya bisa menerka, menganggap semuanya akan baik-baik saja meski tanpa satupun kabar darinya. Ku rasa tak perlu ada yang dikhawatirkan saat dia memang benar-benar tak peduli akan kabar dan keberadaanku saat ini.
Dia punya hak untuk tak peduli begitu pula aku. Aku punya hak untuk tahu diri.

Ku kira keajaiban itu memang ada. Ya aku masih percaya keajaiban itu memang ada dan akan datang saat waktunya tiba. Hanya saja mungkin keajaiban itu bukan dia.

𝓚𝓪𝓾 𝓽𝓪𝓱𝓾, 𝓼𝓮𝓹𝓮𝓻𝓽𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓮𝓴𝓪𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓪𝓴𝓾 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓪𝓻𝓪𝓹 𝓵𝓮𝓫𝓲𝓱 𝓹𝓪𝓭𝓪𝓶𝓾.

Akhirnya ku beranikan diri untuk menceritakan tentang dirimu pada sahabat dan temanku. Aku bilang "Sepertinya aku menyukai seseorang. Sayangnya, dia tak terlihat tertarik padaku. Pesan yang aku kirim seminggu lalu baru ia balas di akhir pekan minggu kemarin. Dia meminta maaf karena telat menmbalas pesanku. Aku pura-pura biasa saja seolah tak menunggu pesan darinya. Tapi dalam hati aku bertanya " Kenapa dia baru bisa balas hari ini? Apa dia memang sesibuk itu? Atau pesan ku memang bukan pesan yang dia harapkan? "

Sejak awal aku memang terlalu berharap lebih padanya. Aku belum menyukainya seutuhnya. Aku hanya tahu kalau dia terlihat bersinar diantara orang orang sekitarnya. You know that?

Saat pertama aku berjumpa dengannya dia sedang duduk sendiri di sudut keramaian. Dan diantara semua yang ada hanya dia yang bisa membuat aku terpana. Semua rasa saat itu seolah menjadi satu. Jantungku mendadak berdetak lebih cepat meski tak secepat selayaknya orang yang benar-benar jatuh cinta pada seseorang.
Aku perhatikan seisi ruangan dari barisan depan sampai barisan paling ujung hanya dia yang bersinar. Aku pernah melihat itu sebelumnya di dalam drama korea yang aku tonton. Saat seorang wanita jatuh hati pada seorang pria, di mata sang wanita pria itu terlihat bercahaya. Wajahnya benar benar terlihat seperti matahari yang sedang bersinar terang. Aku rasa aku telah bertemu seorang malaikat. Pikirku saat itu.
Aku mulai mencuri pandang. Ku rasa dia sedang memperhatikan ku. Entah aku yang memperhatikannya lebih dulu, sehingga dia merasa tak nyaman dan mulai melihatku. Atau Sebaliknya. Aku juga tak tahu.
Beberapa kali aku lihat dia memperhatikan ku dari kejauhan. Entah aku sedang berhalusinasi atau dia memang benar benar memperhatikanku.

Tiba-tiba, temannya menyapaku dan meminta nomor telpon ku. Kata temannya pria tadi menginginkannya.

Aku hanya bisa memberikan senyuman dan berpikir firasatku memang tak salah kali ini.
Sedari tadi pria itu memang benar melihat dan memperharikanku.

Setelah kejadian itu, aku mulai memperhatikannya, melihat dia tersenyum membuatku bertanya "apa benar dia tertarik padaku?" Atau itu akal akalan temannya saja yang sengaja mencarikan teman untuk pria tadi agar hidupnya tak terlalu kaku.

Aku juga Berpikir, saat itu gerak geriknya pria itu tak mau memberikan hp nya padaku untuk bertukar nomor telpon. Hanya saja saat itu aku sedikit penasaran dan nakal hingga akhirnya aku meminta dia menuliskan nomor tlp nya kedalam hand phone milikku.
Setelah dia memberi aku nomor telponnya, aku mengirim pesan padanya. Hanya berisi namaku. Dan dia membalas "hallo" Itupun dia membalsnya setelah....

Aku selalu membalas cepat pesan darinya. Tapi dia tidak.

Aku rasa, aku harus berhenti berharap. Dan membiarkan semesta bekerja untuk kebaikanku dan dia.

aku dan kamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang