28| Start Over

2.4K 110 12
                                    

Somi tersenyum puas saat mendegar pengakuan cinta dari pria itu dari tadi Somi padahal menunduk di balik kaktus untuk menyiraminya namun pria itu tidak menyadarinya.

Perlahan Somi bangkit dan berdiam untuk menyaksikan aksi dari pria itu, tapi sepetinya pria itu terlihat ragu dan masih takut-takut untuk melompat.

"Melompatlah kau Pantas mati OH Sehun".

Kata-kata itu sukses membuat Sehun membuka matanya kembali dan segera turun dari tempatnya. Ia memandang nanar ke arah Somi gadis itu terlihat baik-baik saja bahkan tubuhnya semakin berisi dengan perut yang semakin membuncit.

Air matanya turun saat menyadari Somi hamil, ia memang benar-benar brengsek meninggalkan istrinya saat sedang membutuhkannya. Somi tersenyum melihat Sehun pria itu semakin kurus dan terlihat sangat berantakan.

Somi mengangkat satu alisnya sambil memiringkan kepalnya. "Kenapa tidak lompat?".

Sehun masih membatu lama setelah mereka bertatapan baru Sehun mendekat dan mendekap Somi erat hingga membuat Somi hampir kehabisan pasokan oksigen. Somi tersenyum semprotan air di tanganya hingga jatuh kemudian ia baru membalas pelukan Sehun.

"Miane aku benar-benar brengsek" lirih Sehun.

Somi terharu mendegar pemintaan maaf yang terdegar sangat tulus itu, jantungnya berdebar kencang sudah lama ia tidak melakukan kontak fisik dengan Sehun. Puas berpelukan barulah Sehun melepaskannya ia sangat beruntung Somi tidak membencinya gadis itu benar benar berhati malaikat.

Tangan Somi terulur mengusap air mata Sehun. "Dasar cengeng!".

Sehun tersenyum kemudian ia meraih tangan Somi dan mengecupnya perlahan. "Aku benar benar tidak bisa kehilanganmu, aku ingin Tuhan mengambil nyawaku sehari sebelum ia mengambil nyawamu" rancau Sehun.

Pletak

"Akhh".

"Yakhh jangan bicara sembarang!".

Sehun tersenyum ia sangat merindukan saat-saat seperti ini, sudah hampir empat bulan ia mati rasa namun kali ini hatinya kembali bergetar saat bersama dengan Somi.

Perlahan Sehun mulai mengikis jarak di antara mereka dan menempelkan bibirnya pada bibir ranum yang selalu ia pikirkan setiap saat. Somi mulai memejamkan matanya merasakan pangutan Sehun yang begitu lebut.

Ciuman mereka tidak mengebu seperti biasanya kali ini hanyalah ciuman rindu dan kasi sayang tidak ada tuntutan dan pemaksaan.

Sehun membuka matanya perlahan untuk menatap iris coklat di depanya ini. Tangan Sehun menarik pingang Somi agar lebih dekat denganya kemudian sebelah lagi tangan Sehun menyentuh perut Somi mengusapnya pelan.

Sehun menunduk kemudian ia berjongkok untuk mencium perut Somi. "Hai sayang maaf daddy baru menyapamu karena mommymu tidak pernah memberi tau keberadaanmu pada daddy".

Somi memutar matanya malas kata kata Sehun solah tersirat menyalahkan Somi. "Padahal daddymu sendiri yang tidak pernah mencari tau keberadaanmu" pembelaan Somi sambil mengelus perutnya.

"Aku mencarimu bahkan aku mengirimkan semua anak buahku ke Amerika".

"Blablablablabla".

Saut Somi tidak mau mendegar pembelaan diri dari Sehun kemudian ia menuruni tangga sedangkan Sehun ia masih terus mengoceh membuat Somi semakin kesal.

Detik kemudian Somi menghentikan langkah kakinya. "Diamlah! Kau membuatku semakin mual!".

Sehun diam kemudian ia meraih pingang Somi dan memapahnya menuruni tangga, hati Sehun hari ini sangat bahagia sampai tidak bisa di ungkapkan dalam tulisan. Bertemu dengan Somi kembali adalah keberuntungan bagi Sehun ia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ia akan menjaga dan terus bersama Somi apapun yang terjadi.

.

Somi merasa kesal saat Sehun terus melarangnya melakukan apapun mungkin jika ada kursi roda di villanya Somi pasti sudah menggunakannya.

"Kau tidak mengidam sesuatu?".

Somi mengeleng untungnya selama ini ia tidak pernah mengidam atau kemungkinan belum mengalami fase itu. Sehun mengubah posisi tidurnya menjadi di samping perut Somi.

Sejak tadi Sehun selalu mengusap perut Somi sambil terus bergumam sampai membuat Somi tetawa sendiri karena lanturan Sehun. Segila-gilanya Somi berbicara dengan janinnya itu tidak pernah segila Sehun saat ini.

Waktu terasa berjalan sangat cepat tidak terasa ini hampir tengah malam sedangkan Somi ia masih terus berkutap dengan novelnya. Sehun melihat Somi intense ia baru saja selesai mandi tubuh Somi semakin berisi membuatnya bertambah seksi apalagi payudaranya yang semakin membengkak membuat Sehun semakin mengelus dadanya sendiri untuk bersabar karena ada kehadiran si kecil.

Somi tau jika Sehun menginginkannya pria itu berusaha memejamkan matanya sambil memeluk Somi. Sebenarnya Somi boleh melakukanya tapi ia ingin menghukum Sehun karna waktu itu berani mencumbu Irene di depanya.

Tanpa Somi sadari Sehun langsung meraih novel itu dan menaruhnya di nangkas. "Sudah malam kau harus istirahat sayang" kata Sehun sambil mengecup kening Somi setelah mematikan lampu.

Hati Somi menghangat merasakan kasi sayang dari Sehun. "Sehun?".

"Hemm? Kau ingin sesuatu?" Tanya kembali Sehun sambil menaikan selimut agar menutupi tubuh Somi.

Somi memiringkan tubuhnya kemudian ia mengecup sekilas bibir Sehun sebelum menyembunyikan kepalanya di dada bidang pria itu. "Thank you for coming".

Kedua ujung bibir Sehun naik ia membalas pelukan Somi dan mengelus rambut coklat yang semakin panjang itu hingga gadisnya terbang ke alam mimpi.

Masa-masa kelam mereka telah usai Sehun merasa sangat bahagia karena bisa mendekap dan membuat keluarga kecil mereka bertahan. Sejak dulu mereka tidak pernah berpisah Sehun tidak menandatangi surat perceraian itu dan soal cincin berlian waktu itu Sehun masih menyimpannya. Cincin itu milik Somi tidak akan ada gadis lain yang bisa memiliknya kecuali Somi.

Sehun berharap ini adalah awal dari lembar baru cerita cinta kehidupan mereka. Berawal dari kebencian yang membuat Somi belajar jika ia terlalu membenci seseorang itu akan membalik fakta.

Tidak peduli seberapa kalian jauh berpisah jika itu memang takdir pasti mereka akan kembali bersatu seperti Sehun dan Somi. Dalam tidurnya Sehun tersenyum ia sangat bersyukur kepada Tuhan sudah melepaskan malaikat untuknya.

Jika gadis lain tentu saja ia tidak akan pernah berharap dengan pria yang sudah menghianatinya dengan alasan apapun tapi Somi mencoba berpikir realistis jika Sehun melakukan semuanya untuknya maka Somi juga akan melakukan sebisanya untuk mendukung pria itu. Hanya masalah waktu ia akan terus bersabar sampai takdir itu datang.

 ~*~*~*~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~*~*~

Btw cuma mau bilang tinggal 3 chapter lagi ini cerita udah End ya, 🙏🏻🥰

Next?? DON'T forget to vote and comment

Thank you

🤍🤍🤍

My Secret Wife [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang