Bagian 01

123 26 9
                                    

Akhirnya mereka pulang dengan genggaman tangan yang masih menyatu, selama perjalanan pulang Felix merasa aneh pada sahabatnya ini, kenapa dia tidak banyak bicara dan hanya diam saat Felix menceritakan tentang dirinya saat di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akhirnya mereka pulang dengan genggaman tangan yang masih menyatu, selama perjalanan pulang Felix merasa aneh pada sahabatnya ini, kenapa dia tidak banyak bicara dan hanya diam saat Felix menceritakan tentang dirinya saat di sekolah

Sementara Changbin, dia hanya menatap Felix dengan pandangan kosong, dan yang paling membuat Felix merasa aneh, kenapa tangan Changbin sedingin ini? Felix sendiri merasa bahwa dirinya bagaikan sedang menggenggam sebuah balok es, bukannya tangan Changbin.

Akhirnya mereka sampai di rumah Felix, benar ... Changbin memilih untuk mengantar Felix pulang lebih dulu.

"Terima kasih Hyung karena sudah mau mengantarku pulang,"

"Sama sama, Hyung pergi dulu ya! jaga dirimu baik-baik, aku menyayangimu Lixie ...!!"

Changbin melambaikan tangannya dan tersenyum ke arah Felix, begitu juga dengan Felix yang membalas senyum manis sahabatnya itu, tak lupa dengan lambaian tangan mungilnya.

"Felix, kau sudah pulang?!"

suara lembut itu terdengar mendekati Felix dan membuatnya menoleh ke asal suara.

"Eomma ...,"












"Kau pulang sendiri?"
Tanya sang ibu yg kini tengah berada tepat di samping Felix.

"Aku pulang dianta ...

... eh?"

Felix melirik ke arah halaman rumahnya, dia terkejut karena Changbin sudah tidak ada disana. Menyisakan kendaraan yang berlalu lalang di jalanan depan rumahnya.

Felix hanya terdiam

"Ada apa sayang? kau di antar oleh siapa?" Tanya sang ibu

Felix mengalihkan pandangannya, kembali menatap wajah cantik milik sang ibu dengan senyum yang masih terpancar.

"Aku di antar Changbin Hyung,eomma. Tadi dia disini,tapi ... Eh?eomma menangis?ada apa?"

DEG!

"A-apa? kau diantar Changbin? tapi itu tidak mungkin," dengan suara bergetar, wanita yang kerap disapa Im Yoona itu berusaha untuk menahan tangisnya didepan sang putra.

"Kenapa tidak mungkin?" Tanya Felix polos.

"Apa saja yang kalian lakukan?"

"Eumm..." anak itu terlihat berpikir sejenak. "Kami bermain di taman, dan ... oh iya! Changbin Hyung juga memberiku ini,"

Felix menunjukkan sebuah gelang yang terpasang di tangan kirinya.

"Tapi--"

"Felix, kau sudah pulang?!"

Itu Bangchan, kakak laki-laki Felix.

Felix beralih menatap sang kakak yang masih terpaku di depannya dengan jarak beberapa meter, netra mereka saling beradu.
"Iya aku sudah pulang, ada apa dengan matamu? kenapa memerah?tunggu, apa Hyung menangis?"

Tanpa aba aba, Bangchan berlari memeluk tubuh mungil Felix hingga membuat empunya mengerjap kaget.

"Lixie...," lirih sang kakak di dalam pelukannya.

"A-ada apa Hyung? kenapa? ... Eomma! apa yang sebenarnya terjadi?"

"Perlukah eomma menceritakannya?" ucap Yoona sembari menghapus jejak air matanya.

"Tentu saja! ada apa sebenarnya eomma?Hyung?"

Bangchan melepaskan pelukannya dan beralih memegang bahu sang adik,mencoba tersenyum untuk sedikit mencairkan suasana.

"Changbin,"


DEG!


"Apa? kenapa? bisakah Hyung tidak menggantungkan ucapan mu itu?" Felix yang bingung mulai geram, ia menatap sang ibu dan Hyung nya bergantian agar ada dari keduanya yang segera menjelaskan.












"Dia sudah tiada," Bangchan menunduk, menenggelamkan wajahnya dengan tangan yang masih mencengkeram bahu adiknya.

Mematung ... itulah keadaan Felix saat ini, bagai tersambar petir, dadanya pun mendadak terasa sesak.

"I-itu tidak mungkin Hyung! ubah selera humor mu itu, ini sama sekali tidak lucu!!" Felix mencoba tertawa.

"Hyung mu tidak bercanda Felix, Changbin sudah tiada, dia meninggal dunia tadi siang karena tertabrak mobil, Tante Tiffany (Ibu Changbin) yang memberi tahunya, sekarang bersiap siaplah, kita akan pergi kesana" Yoona membelai lembut surai hitam Felix.


"Tidak ... itu tidak mungkin, aku baru saja bermain dengannya, ibu lihat gelang ini? dia yang memberikannya, bahkan dia juga mengantarku pulang!!"

Felix berteriak dengan suara bergetar, kakinya sudah cukup lemas untuk menopang tubuh nya,dan akhirnya ia terjatuh ke lantai.

"Changbin Hyung ... i-itu tidak mungkiiinnn!!"
Tangisan Felix pecah.




"Ada apa? Kenapa kau menangis? "

"Maaf lixie, aku datang terlambat karena tadi aku membeli sesuatu..."

"Ini untukmu!"

"Iya, aku yang membelinya saat akan pergi kesini, dan ngomong-ngomong aku punya dua. Jadi yang satu untukmu dan yang satu lagi untukku. Aku sengaja memiliki gelas yang serupa. Apa kau suka Lixie?"

"Biar Hyung yang memasangkannya untukmu."

"Aku tidak bisa berjanji untuk selalu bersamamu. Meksipun aku tidak di sampingmu, tapi aku akan selalu berada di sekitarmu dan akan selalu menjagamu. Meskipun dari kejauhan..., "






Kata kata itu terus memutar di kepala Felix bersamaan dengan sejumlah pertanyaan yang tak dapat ia jawab sendiri.
"Apa ini yang kau maksud dengan perkataan mu itu Hyung? kau meninggalkanku?"

Felix mulai takut sekarang, matanya menatap gelang yang bertengger manis di pergelangan tangannya, selintas bayangan saat Changbin memasangkan gelang berputar jelas di kepalanya

"Kalian pasti bohong kan? Kalian hanya mengerjaikukan ,Hyung ? Eomma ? KATAKAN..!!!" Teriak Felix. Tubuhnya melemas dan tumbang ke hadapan Bangchan, yang dengan sigap langsung ia peluk.

"Chan, bawa Felix ke kamarnya!" Suruh Yoona
"Baiklah eomma ... ayo Felix!"

"Tidak, aku ingin pergi ke rumah Changbin Hyung! hiks ... aku ingin bertemu dengannya!"

"Baiklah ,kita akan kesana sekarang, ayah sudah pergi kesana duluan tadi"


























Jangan lupa makan, mandi juga 🔪
Hehe Ruby love u

[✔︎] Take Me With You | ᶜʰᵃⁿᵍˡⁱˣTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang