WARNING!
MENEMUKAN TYPO TOLONG TANDAI OKAY!Drtt ... Drtt ...
Suara getaran handphone mengusik kegiatan membaca Loki. Laki-laki lima belas tahun itu menoleh melihat handphone kakaknya yang berbunyi.
Unna Calling
"Kak! Luna nelpon!" teriaknya pada sang kakak yang sedang mengangkat pakaian kering.
"Tolong angkat bentar, dek!" jawab Zulfa yang kesulitan dengan pakaiannya.
"Ck! Gak ah kak! Males!" decak Loki.
"Dek! Kok kamu gitu sih, kakaknya lagi kesusahan angkatin jemuran. Cuma minta tolong angkat telpon. Takut penting!" kesal Zulfa.
"Iya-iya!" Akhirnya Loki mengambil kasar handphone itu. Menatapnya sebentar dan berdecak lagi.
"Kenapa harus nih cewek, sih!"
Klik!
"Hal-"
"Kak Zulfa!!! Kok angkatnya lama banget!"
Loki menjauhkan handphone Zulfa dari telinganya yang berdengung karena suara cempreng Luna.
"Heh! Cewek cebol! Kalo nelpon orang tuh pake etika! Jangan maen teriak aja!" balas Loki kesal.
"Heh! Loki? Kok handphone Kak Zulfa sama elu?"
"Kak Zulfa lagi angkat cucian! Ngapain, sih, nelpon-nelpon. Gak punya pacar, sih. Jadi gak ada yang bisa ditelpon," ledek Loki.
"Heh! Loki adeknya Thor! Gue bukanya gak punya pacar yah! Tapi gue mau setia sama jodoh gue sendiri. Jadi maaf, gue ini limited! Jadi cukup calon suami gue aja yang bisa miliki hati gue," jelas Luna.
Loki mengerutkan dahi. Ia sedikit aneh mendengar kata-kata itu dari Luna. "Bocil! Belajar dulu yang bener! Inget remedial lu banyak, gak usah mikir cinta-cinta mulu!"
"Heh! Elu duluan yang mulai juga!"
"Ck! Terus lu mau nelpon kakak gue cuma mau buat berantem doang nih?"
"Y-yah enggaklah! Gue cuma mau ngajakin Kak Zulfa pergi."
"Ngapain lu bawa-bawa kakak gue pergi!"
"Yailah, siscon banget sih lu. Orang bentaran doang."
"Gak gue izinin sebelum lu bilang mau kema-
"Halo Luna? Ada apa?" Zulfa yang sudah mengangkat cucian merampas handphonenya kembali sebelum perdebatan adeknya dan Luna makin panjang.
"Halo kak. Aku cuma mau ngasih tau. Nanti jam 5 sore ketemuan di Kafe Semesta, yah. Kak Ojan udah pulang dari Bandung. Jadi mau traktir temen-temen."
Zulfa terdiam mendengarnya. Seketika kejadian memalukan tadi siang kembali terulang dibayangannya. "Gak bisa di kafe yang lain, Un?" ringisnya.
"Yah, kak. Aku udah bilang yang lain di sana. Semuanya udah pada setuju."
"K-kalo aku gak ikut gimana?" cicit Zulfa.
"Gak mau tau! Pokoknya kakak harus ikut! Lagian Kak Ojan juga mau ketemu kakak. Udah lama gak ketemu, kan? Sekalian reuni anak-anak komplek, kak." Luna terus membujuk Zulfa.
Zulfa menarik napas kasar dan mengusap dahinya yang berkeringat. "Y-yaudah, deh. Nanti aku kesana!" putusnya
Seketika terdengar suara sorakkan senang dari Luna. "Okay kak! Ditunggu, yah!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Gak Punya Mantan?
Short Story4.0 atau disebut Zaman Milenial. Hari gini belum punya mantan? Eh, tapi emang itu dosa yah? Enggak kan? Yup ini kisahku, Izza Zulfa Zunita. Di umur yang ke 21, aku gak punya mantan? Gimana mau punya mantan kalo pacaran aja belum pernah.