Eleven; Run away

68.4K 5.4K 327
                                    

Setelah beberapa saat tak sadarkan diri, akhirnya Clarissa terbangun dari pingsannya. Kedua matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk melalui celah jendela kamarnya.

Clarissa merasakan nyeri yang luar biasa di tubuhnya, terlebih lagi selangkangannya yang baru saja dilukai Jake. Gadis itu berusaha bangkit dari tidurnya, namun usahanya gagal ketika rasa sakit di selangkangannya menjadi.

Tubuh Clarissa gemetar hebat ketika mengingat kejadian pagi tadi. Ketakutannya pada Jake pun semakin bertambah. Gadis itu menenggelamkan tubuhnya dalam balutan selimut warna biru-nya. Hingga ketukan di pintu membuat tubuh Clarissa menegang.

Clarissa menggeleng. "Tidak! Aku mohon ampuni aku!" teriaknya di balik selimut.

Perbuatan Jake pagi tadi benar-benar mengacaukan mental Clarissa untuk ke sekian kalinya. Gadis itu mengeratkan selimutnya guna menghalau suara ketukan itu. Clarissa sungguh takut jika di balik pintu kamarnya adalah Jake, ia masih belum berani bertemu pria itu kembali setelah apa yang diperbuatnya.

Sentuhan di tubuhnya membuat Clarissa menangis sesenggukan. "Pergi, jangan sakiti aku."

"Nona." Clarissa menghentikan tangisnya dan membuka selimutnya perlahan. Gadis itu bersyukur ketika suara Jane-lah yang ia dengar.

"Jane," Clarissa menghambur ke pelukan Jane. Tangisnya semakin menjadi ketika Jane mengusap lembut bahunya.

Jane bisa merasakan penderitaan yang Clarissa alami. Di mana gadis itu harus berjuang melawan kekejaman tuannya. Jane membiarkan Clarissa menangis sepuasnya di bahunya, pun ia membelai rambut panjang gadis itu. Melihat Clarissa yang menangis seperti ini, ia jadi teringat akan anak perempuannya yang sudah meninggal dua tahun lalu.

Clarissa menguraikan pelukannya dan menatap Jane sendu. "Jane aku ingin keluar dari tempat ini, tolong bantu aku." Mohonnya dengan sangat.

Jane menggeleng pelan. "Maaf nona, saya tidak bisa membantu anda." Dalam hati Jane sangat ingin membantu Clarissa, namun keadaan tak memungkinkannya.

Clarissa meremas ujung gaun yang dikenakannya, gadis itu merasa putus asa saat ini. Apakah tidak ada jalan keluar dari tempat ini? Ia tak sanggup berhadapan dengan pria itu kembali.

Clarissa menatap Jane penuh permohonan. "Aku mohon Jane, aku tidak ingin Jake melukaiku lebih jauh."

Melihat Clarissa yang memohon padanya membuat Jane tak tega melihatnya. Wanita itu mengangguk pelan. "Saya akan membantu nona keluar dari tempat ini."

Binar di mata Clarissa tampak jelas saat ini. Gadis itu pun mengucap syukur dalam hati ketika Jane mau membantu dirinya.

Clarissa tersenyum senang. "Terima kasih banyak Jane."

Jane mengangguk. Wanita itu senang melihat binar mata dalam manik coklat milik Clarissa. Saat ini Jane tak peduli hal apa yang akan menimpanya nanti, yang terpenting ia harus bisa membantu Clarissa keluar dari rumah terkutuk ini.

"Kalau begitu nona bersiaplah sekarang juga." Clarissa mengangguk cepat.

Gadis itu pun turun dari ranjangnya. Sebisa mungkin dirinya menahan rasa sakit di selangkangannya. Gara-gara luka itu Clarissa tidak bisa berjalan dengan mudah, ia takut jika rencananya untuk kabur akan gagal.

"Kali ini kau akan benar-benar bebas Cla, kau harus percaya itu." Ujar Clarissa sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Ia berjanji setelah bebas dari tempat ini, Clarissa akan menemui orang tuanya dan mengganti identitasnya.

Setelah bersiap dengan pakaiannya, gadis itu keluar dari walk in closet. Clarissa mengenakan kaos hitam kebesarannya beserta celana jeans warna hitam. Jane yang melihat penampilan Clarissa pun menggeleng tak percaya.

The Devil Wants Me [TELAH TERBIT] [PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang