"Lo beneran gpp, Ra?"
Pertanyaan itu sudah berapa kali terucap dari mulut gue. Entah kenapa gue hawatir apa lagi lihat dia berantem tadi, rasanya gue gak nyangka kalau dia bisa berantem seperti tadi.
"Engga. Gue gpp kok, lo udah berapa kali nanya kek gituan ke gue, gue bosen jawabnya," jawab nya ketus.
"Ya kan, gue hawatir sama lo."
Dara tersenyum senang. "Makasih karna lo udah hawatirin gue."
Gue tersenyum sambil menyudahi membersihkan tangan dia yang ada darah nya, dia juga balas membersihkan lengan gue, akibat pertarungan tadi tangan kami kena darah.
Ya maklumlah, wajah mereka pada bonyok akibat ulah kami, haha. Dan lagi...
Gara-gara kami berantem tadi, warung ini hampir hancur dan banyak barang-barang yang rusak, terpaksa kami harus mengganti rugi semua kerusakan ini, huh bobol.
Untung nya duit mereka masih belum kepake, jadi ganti rugi di ambil dari duit mereka di tambah patungan dari kami semuanya.
Mereka semua sudah di ikat oleh si Goma dan yang lain nya, kami cuma menyisakan satu orang yang tau tempat dimana si Dafa berada. Seperti yang di ucapkan orang itu, cewek yang berada di kostan si Dafa ciri-ciri nya sama percis seperti si Wulan.
Kami akan kesana, semoga saja si Dafa gak bawa kabur si Wulan.
Kedua orang tua si Wulan juga udah datang, mereka tiba hampir bersamaan. Kami semua siap menuju ke tempat dimana si Dafa berada.
Perasaan gue tidak enak, gue rasa ada satu hal yang terjadi pada si Wulan dan itu pasti sangat buruk sekali.
Gue bukan nya masih peduli sama dia tapi sebagai teman gue kudu bantu jika ada temen yang kesusahan, walau pun gue badjingan tapi solidaritas tetap gue jungjung tinggi.
"Gus, ayok!!! Kita langsung berangkat kesana."
Teriakan si Goma membuat gue dan Dara menoleh ke arah nya. Gue mengangguk lalu kami mulai naik ke atas motor.
Kami langsung berangkat dengan si Goma yang berada di depan. Orang itu di bonceng tiga di motor si Goma, dia akan menunjukan jalan untuk kami.
Tadi saat mereka datang, si Egi langsung ngehajar orang itu sampai babak belur, orang itu hampir pingsan bahkan mati kalau saja tidak di tahan oleh yang lain.
Sudah di pastikan kalau si Egi sangat mencintai si Wulan.
Motor kembali melaju, kini kami memasuki sebuah jalan kecil di sebelah barat kota, nampak nya kostan ini berada di sebuah perkampungan yang tidak jauh dari terminal bis.
Tidak lama kami berhenti di sebuah rumah petak yang tidak cukup besar, nampak nya suasana disini sepi, pantesan tidak ada orang yang peduli sama suasana disini.
Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam saat kami tiba disini, pantesan suasana kostan ini sangat sepi karna para penghuni nya sudah terlelap.
Kami semua langsung turun, jantung gue berdetak kencang, mungkin yang lain juga merasakan apa yang gue rasakan, kami semua merasa was-was, takut nya semua pikiran buruk kami terbukti.
"Disini tempat nya?" tanya si Egi.
"I-iya, disini tempat nya."
"Awas lo kalau bohong, gue bunuh lo!" ancam si Egi.
"G-gue serius bang."
Kami pun beranjak menuju ke depan pintu kamar yang dia maksud. Air mata bonyok si Wulan luruh saat itu juga, nampak nya mereka udah berpikir yang bukan-bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]
Novela JuvenilKEBAL SERIES # 1. BASIS ( END ) ( WARNING ) 18+ Konten dewasa, bijaklah menyaring kata-kata dan adegan dalam cerita ini. Cerita ini mengandung banyak sekali kata-kata kasar dan vulgar, banyak juga adegan brutal, vulgar, di tambah hot kiss di beberap...